t u j u h b e l a s

2.5K 297 19
                                    

Happy Reading (灬º‿º灬)♡

***

"Apa kau serius ingin menghukum ku Jeno?" Renjun dengan wajah melasnya.

"Iya." singkat Jeno dengan tangannya yang mengunci kamar.

"Aku tidak ingin di cambuk," matanya berkaca-kaca. "Itu menyakitkan, aku akan melakukan apapun asal jangan kau cambuk seperti yang kau katakan tadi, jenoo..."

"Benarkah kau mau melakukan apapun?" Jeno mendekat pada renjun yang terduduk dipinggir kasur.

Renjun mengangguk dengan yakin.

"Kalau begitu layani aku malam ini." ucap Jeno tegas tanpa penolakan.

Renjun melotot terkejut. "Apa-apaan!? Aku tidak ingin."

Jeno mendengus sedikit kesal. "Kurasa tadi ada yang mengatakan 'aku akan melakukan apapun.' apa aku salah mendengar?"

"Kau memanfaatkan aku."

"Karena aku adalah tuanmu renjun. Ingatkah perjanjian kita lusa semalam?"

Renjun terdiam lalu menghela nafas pelan. "Baiklah, tapi!?"

"Tapi apa?"

"Jangan kau keluarkan di dalam aku tidak ingin mengandung."

"Woahh... mahkluk sepertimu ternyata juga bisa mengandung walau dari air mani manusia? Akan jadi seperti apa anaknya bila memang terjadi?"

"Aku tidak tau! Tapi memang aku bisa mengandung. Awas kau jika sampai aku hamil." tekan renjun.

"Aku tidak berjanji."

"JENO!"

Jeno meringis. "Baiklah."

"Aku harus seperti apa? Memulainya dari mana?" tanya Renjun polos.

Jeno tersenyum miring, mendekatkan tubuhnya pada renjun hingga tubuh renjun berada di bawah kukungan Jeno.

"Kau tidak perlu melakukan apa-apa karena aku yang akan mendominasi mu tugas mu hanya perlu penuhi apa yang aku katakan nanti. Mengerti?"

Renjun mengangguk.

Mula-mula Jeno menempelkan bibirnya pada renjun ringan. Renjun hanya menatap mata tajam Jeno dari dekat begitupun Jeno yang menatap renjun.

Hingga mata Jeno mulai terpejam dan bibir sang dominan melumat dengan rakus bibir lawannya.

Tidak hanya itu Jeno dengan perlahan menanggalkan pakaian renjun dan juga pakaiannya sendiri.

Jeno benar-benar mabuk sekarang setelah melepas ciumannya ia memandang tubuh telanjang renjun yang putih mulus.

"Ubah dirimu menjadi setengah rubah renjun." pinta Jeno.

Renjun mengikuti perintah Jeno mengubah dirinya.

Dan sekarang Jeno bertambah takjub setelah munculnya telinga dan ekor rubah yang membuat libidonya naik.

"Menakjubkan."

"Apa kau menyukainya?" tanya Renjun.

"Yah, aku menyukainya sangat-sangat suka."

Jeno membelai wajah renjun lalu turun hingga mencapai titik sensitif renjun. Dengan sengaja jari telunjuk Jeno menyentil sesuatu yang terlihat mungil dan berwarna imut merah muda.

"Eunghh..."

Kaki renjun merapat melindungi sesuatu. "Jangan, itu perih dan geli." cicitnya.

"Oh! benarkah? kalau begini apa sama rasanya?"

Kaki renjun yang merapat ia lebarkan sedikit dan memegang benda itu tapi sekarang tidak menyentil tapi mengelusnya sensual.

Renjun mengigit pipi bagian dalamnya.

"Mendesahlah renjun. Jangan kau tahan."

Akhirnya renjun mendesah lirih dan merengek jika Jeno dengan jahilnya mengorek lubang kecil disana.

"Kenapa berhenti?" rengek renjun, lubangnya sekarang sedikit berair karena sudah terangsang.

Jeno bersandar pada dinding kasur. Benda besar dan berurat itu mengacung tinggi sampai-sampai Renjun menatap sedikit takut.

"Apa itu akan masuk nanti Jeno?"

"Tentu. Sekarang bersandarlah pada ku."

"Bagaimana?" Renjun bingung harus bagaimana ia bersandar jika benda mengacung itu menghalangi.

"Kemarilah,"

Renjun mengikuti arahan Jeno. Dirinya sekarang sudah bersandar pada Jeno dengan paha sedikit terbuka untuk memberi celah benda tersebut di tengah-tengah pangkal pahanya.

"Kenapa ini sangat besar?" Renjun memperhatikan perbedaan miliknya dan Jeno.

Jeno terkekeh. "Coba kau pegang dan gesekkan milikmu pada milikku, karena aku rasa itu akan nikmat."

Mengikuti apa kata Jeno perlahan ia gesekkan. Benar kata Jeno itu terasa nikmat dan seksi dimatanya.

"Kau tidak ingin memasukkannya? lubang ku sudah cukup basah."

Jeno yang tadinya memejamkan matanya menikmati sensi yang di lakukan renjun kini terbuka. "Aku tau, karena di perutku terasa kemana-mana air liurnya." ucapnya sambil memainkan ekor rubah renjun.

"Untuk saat ini aku tidak ingin memasukkannya kita akan bermain-main dengan nikmat malam ini tanpa penyatuan." bisiknya pada renjun sensual lalu mengigit gemas daun telinga indah renjun.

***
TBC

Bagaimana? Masih nunggu kan?


Noren; Secret Forest Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang