Forty four

840 126 16
                                    

Perutnya keroncongan, belum terisi makanan sejak pagi karena ulah salah satu adik sepupunya yang meninggalkan nasi goreng yang sudah gosong, joy agak gelimpungan saat mengecek keadaan pasien.

Rencananya sih ingin pergi kekantin rumah sakit, menggabungkan sarapan dan makan siang sekaligus, namun baru saja beberapa melangkah tubuhnya ditubruk oleh seseorang dari belakang hingga membuat joy hampir saja kehilangan keseimbangan.

"Dokter Hoseok! Ngapain sih pake lari-lari segala!". Yang ditanya malah celingak-celinguk tanpa menjawab pertanyaan dari joy."Dok?".

"Ah sial! Kenapa dia kesini sih". Tanpa basa-basi Hoseok menarik joy kedalam kamar mayat setelah tahu sinb mengikuti dirinya kerumah sakit.

"Eh dok--".

"Ssuuut! Diam joy, jangan bersuara". Hoseok membekap mulut joy dengan satu tangannya.

"Hoseok? Kamu ngumpet dimana sih".

Joy mendengarnya, suara lembut dari luar sedang memanggil sang dokter yang berusaha sembunyi mengajak dirinya tanpa sepertujuan, lebih memilih untuk mengabaikan suara perempuan selembut itu.

Posisi mereka didalam kamar mayat benar-benar membuat joy tidak nyaman, pasalnya wajah tampan Hoseok sangat dengan dengan wajah joy, dia mengerjap beberapa kali saat tidak sengaja beradu pandang dengan netra cokelat milik sang dokter, jantungnya jadi berdetak tidak karuan.

Pluk!

Tiba-tiba saja tangan salah satu mayat terjatuh diatas kepalanya, joy membualatkan matanya sempurna, hendak berteriak Karena merasa takut dengan suasana seram bersama puluhan mayat yang terbaring diatas brankar namun Hoseok cepat tanggap dengan menarik kepala joy, memeluknya erat dalam dada bidangnya.

"Jangan takut, Ada saya disini". Hoseok mengusap kepala joy lembut bahkan terlampau lembut.

Joy bisa mencium aroma harum dari tubuh sang dokter tiba-tiba saja tubuhnya menjadi hangat bahkan darahnya berdesir dengan cepat merasa seperti Ada aliran magnet didalam tubuhnya saat berada dalam pelukan dokter yang dikenal sangat menyebalkan, namun Ada apa dengan hoseok hari ini, tiba-tiba saja sifatnya berubah menjadi sangat manis.

Setelah tidak lagi mendengar suara perempuan yang memanggilnya dari luar Hoseok melepaskan pelukannnya dari suster yang sering dia jahili, melihat wajah joy yang berkeringat serta mulut yang sedikit terbuka karena merasa bingung, pikiran kotor mulai memenuhi otak Hoseok.

"Huufftt!". Hoseok membuang nafasnya kasar, memalingkan wajahnya kearah lain untuk menepis pikiran kotor yang berada didalam otaknya.

"Dokter ngapain bawa saya kekamar mayat, saya laper Mau makan nasi bukan makan mayat". Joy menetralkan ekspresinya kembali

"Maaf deh! Saya kan nggak tahu".

"Kalo nggak tahu jangan asal tarik dong! Orang kalo laper bisa berubah jadi singa kalo dokter Mau tahu". Joy terlampau kesal hingga tidak sadar sudah membentak dokter yang notabenenya adalah pemilik rumah sakit tersebar di seoul.

"Ya udah sebagai gantinya Saya yang trakrir kamu semua makanan yang kamu Mau".

Mendengar Hoseok menawarkan traktiran joy langsung memekik senang, dari yang tadinya Marah jadi tersenyum dengan lebar."Awas aja kalo dokter bohong".

"Nggak akan, asal dengan satu syarat".

"Syarat? Kok pake syarat segala si dok".

"Mau nggak? Semua makanan yang kamu Mau loh imbalannya".

Joy tampak berpikir, dia tidak mungkin melewatkan kesempatan emas ini, ditraktir Hoseok joy berniat ingin menguras habis uang yang Ada direkeningnya meskipun kenyataannya uang Hoseok tidak akan pernah habis.

Meet Baby Girls [BLACKVELVET]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang