Forty nine

990 172 29
                                    

Pagi ini sembilan gadis itu harus merasakan kantuk yang amat berat sebab Yumi yang rewel semalam suntuk, jika baby diletakan diatas kasur maka dia akan menangis kencang yang lebih jahilnya disaat ada salah satu dari sembilan aunty nya yang menutup mata maka baby akan menangis juga, itu lah mengapa mereka harus begadang sampai pagi.

Mungkin luka memar yang ada disekujur tubuhnya membuat bayi itu tidak bisa tertidur, hingga pagi pun baby tetap terjaga dengan mata yang terbuka lebar.

"Kak sumpah, mata Aku udah berat banget". Keluh Yerim dengan Kepala yang mengangguk keatas dan kebawah menahan kantuk

"Kamu pikir kita enggak?". Sahut joy

Jisoo mendecak sebal. "Jennie nih penyebabnya".

Jennie yang semula mengantuk kini tersulut emosi karena disalahkan lagi."Terus aja salahin Aku! Emang ya kalian tuh egois, kalo kayak gini aja yang disalahin cuma Aku".

"Ya kan kamu emang salah terus mau nyalahin siapa lagi hah". Seulgi malah menimpali

"Kalian pikir kalian udah bener?". Jennie semakin terpancing emosi

"Kita emang belum bener tapi kalo kamu nggak bohong sama kita ini nggak bakal terjadi! Kamu nggak lihat apa yang udah terjadi sama Yumi? Sedetik aja Lisa terlambat selametin Yumi ini bayi pasti udah nggak ada". Seulgi dan Jennie terus berdebat tiada henti

"Ya udah iya Aku salah,Aku minta maaf! Puas kalian!!".

"Udah kenapa sih! Aku capek dengerin kalian ribut terus". Irene mengusak rambutnya sebal. "Disini bukan cuma Jennie yang salah, kita semua disini salah jadi nggak usah main salah-salahan".

Jisoo menggeleng tidak terima. "Nggak bisa gitu dong kak! Tetep aja Jennie ini salah".

"Mau kalian apa? Masih nggak terima juga kalau kita semua disini salah?".

"Udahlah seul, soo nggak usah nyalahin Jennie terus lagian Yumi juga udah selamat kan". Ucap Wendy mencoba menenangkan suasana

Seulgi memutar bola matanya jengah."Tetep aja Yumi luka wen"

"Terus dengan kalian ribut gini luka Yumi bakal langsung sembuh?". Irene sebenarnya sudah malas berdebat tapi sebagai kakak tertua disini tentu saja dia harus bertindak.

"Terserah kalian!! Aku capek, yang penting Aku udah minta maaf, kalo kalian nggak mau maafin itu juga hak kalian". Jennie bangkit dari posisinya menuju kamar, membanting pintu dengan sangat keras

Irene mengehela nafasnya panjang,menatap satu-persatu adik sepupunya."Lain kali jangan kaya gitu! Kalian nggak bisa nyalahin satu orang aja karena disini kita sama-sama salah dari awal, kita nggak ada bilang satu sama lain kan kalo kita dimintain bantuan, Jennie juga pasti nggak mau hal kaya gini terjadi".

"Sorry kak, tadi kita kepancing emosi gara-gara ngeliat luka Yumi banyak banget, pasti sakit deh sampe kulitnya terkelupas". Seulgi memperhatikan tubuh gembul Yumi yang penuh luka, iba dengan keadaan bayi sekecil Yumi.

"Ya udah habis ini kalian minta maaf sama Jennie". Irene bangkit, mengangkat tubuh Yumi dalam gendongannya."kalian semua tidur lagi aja, biar Aku yang bawa Yumi ke klinik".

"Aku ikut kak, masa iya kakak mau kesana sendirian". Ucap Wendy seraya berdiri. "Kalian mau ikut juga nggak?".

Lisa menggeleng."Nggak deh kak, kita capek banget mana ngantuk lagi".

"Iya, kalian aja yang pergi". Timpal rose

Irene dan Wendy segera bersiap untuk pergi keklinik yang didatangi mereka semalam hari ini, meskipun sedang lelah serta rasa kantuk yang menyerang bersamaan tapi demi kesembuhan baby mereka rela pergi dengan keadaan apapun.

Meet Baby Girls [BLACKVELVET]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang