Fifty

1K 170 66
                                    

Ini gila! Bagaimana mungkin gadis baik-baik yang menjadi penolong untuk bayi berusia satu tahun lebih telah hilang berbulan-bulan lamanya kini menjadi tersangka atas penculikan dan penganiayaan terhadap batita, sungguh tidak masuk akal.

Setelah polisi membawanya ke pos kini mereka duduk beriringan didepan meja polisi untuk menjelaskan semua yang terjadi dari awal.

"Pak, harus berapa kali kita bilang kalo kita bukan penculik!". Tukas Irene pada komandan polisi yang menanyai mereka tanpa henti.

"Pak polisi emang suka ngada-ngada! Mana buktinya kalo kita nyulik bayi itu!". Timpal seulgi sewot

Komandan polisi didepan mereka tampak menghela nafasnya kasar, menatap tajam satu-satu sembilan gadis yang amat cerewet, Sekarang polisi ini sedikit menyesal karena harus berhadapan dengan gadis banyak omong seperti mereka.

"Bukti luka yang Ada ditubuh bayi itu sudah sangat jelas kalo kalian melakukan kekerasan pada bayi itu".

Wendy mendecih sebal. "Bapak ini polisi apa bukan sih! Kenapa langsung nuduh kita gitu aja, kenapa nggak dilakukan visum buat membuktikan itu luka akibat kekerasan apa bukan!".

"Kita Akan melakukan visum nanti".

Jisoo memukul meja didepannya hingga membuat komandan polisi yang terlihat menyeramkan itu terlonjak kaget seraya menepuk dadanya berulang kali. "Kok nanti! Sekarang dong biar jelas!".

"Dasar kamu nggak punya sopan santun!".

"Jisoo!". Irene menabok lengan jisoo untuk duduk kembali kekursinya. "Maafin adik saya pak, dia gitu karena kurang cairan".

"Baik saya maafkan". Ucap komandan polisi serta menegakan posisinya menjadi tegak."Saya tanya sekali lagi, kenapa bayi itu bisa Sama kalian".

"Pak! Kakak Saya namuin bayi itu didepan supermarket waktu lagi belanja, awalnya kita semua mau lapor ke polisi tapi kita nggak tega jadi ya kita rawat". Penjelasan Jennie didengarkan dengan fokus namun sepertinya jawaban itu kurang memuaskan.

"Bisa kalian contohin gimana kalian nyiksa bayi itu?".

"Buset!! Kuping bapak pindah di kaki? Dari tadi udah dibilangin kan kalo kita nggak nyiksa bayi itu!!". Joy terlampau kesal dengan tingkah komandan polisi didepannya, bukannya tidak sopan tapi bayangkan Saja, mereka semua diseret dalam keadaan lapar jadilah emosinya tidak terkontrol.

"Logika aja deh pak! Kalo emang niat nyulik itu bayi, Kita nggak Akan ngerawat itu bayi dari yang tadinya baru bisa merangkak sekarang udah bisa jalan". Ucap Lisa menekankan setiap kata

"Lagian ngapain juga kita nyulik bayi si pak! Kaya nggak Ada kerjaan aja". Timpal rose membuat polisi dedapannya semakin merasa tersudut.

Yerim bersedekap dengan tengil."Udah deh pak, mending bapak bebasin kita".

"JANGAN PERNAH BEBASIN MEREKA PAK!!".

Semua mata tertuju pada arah pintu, dimana sembilan pria tampan berjalan dengan gagah, namun sorot mata mereka terlihat sedang menahan sesuatu, ekspresi wajah mereka pun menjadi sangat menyeramkan tidak seperti biasanya.

"Mereka harus dihukum seberat-beratnya karena menganiaya seorang bayi".

Irene bangkit dari posisi duduknya, menatap nyalang pada pria yang masih menyandang status sebagai bos besar."Maksudnya apa! Kenapa kita harus dihukum atas kesalahan yang nggak kita perbuat".

"Kalian nggak usah mengelak lagi! Semuanya udah jelas kalo kalian memang penculik ponakan kita ditambah dengan melakukan kekerasan, hukuman gantung aja rasanya masih kurang buat orang-orang seperti kalian". Dengan entengnya ucapan tajam itu keluar dari mulut suga

Meet Baby Girls [BLACKVELVET]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang