- 06 -

125 43 4
                                    

"Yo! Bae Yoobin!"

Suara yang terdengar samar menyapanya hangat, mengalihkan perhatian Yoobin dari kopi kotak instannya di meja. Menoleh ke sumber suara dan didapati Kim Jiho sedang melambaikan tangan padanya dengan senyum lebar. Semakin melangkahkan kaki saat tahu si teman menyadari keberadaannya, latte dingin yang sepertinya baru saja ia beli di kafe sekitar kejaksaan itu langsung ditaruhnya di meja duduk toserba dan secepat kilat ia ambil tempat di seberang Yoobin; dilihat dari betapa bagusnya suasana hati gadis itu, sepertinya Jiho memang baru saja memenangkan sidang.

"Sidangmu kalah lagi? Kau terlihat murung."

Apa yang sahabatnya itu katakan pertama kali, membuatnya tertawa hambar; Yoobin memang bukan seorang jaksa dengan tingkat kemenangan yang tinggi, tapi bukan berarti ia lebih sering kalah sampai harus membuat murungnya dipertanyakan begini. "Bukan begitu."

"Lalu?"

Yang ditanya tak segera menjawab, Jiho terlebih dulu dipandangi intens, seolah menimang-nimang apakah ia harus menceritakan sumber kegalauannya pada teman perempuannya ini; Kim Jiho terlalu sering menganggap banyak hal sebagai sebuah candaan, jadi Yoobin cukup ragu soal apakah ia akan percaya dengan cerita seaneh status pernikahan yang terlupakan ini.

"Kalau tiba-tiba saja Ahjussi atau Doyoung Oppa bilang..."

Ah, tapi tetap saja kalau itu dengan Jiho; mau responnya semenyebalkan apapun, pasti Yoobin akan memilih untuk menceritakannya.

"Kalau kau ternyata sudah menikah dengan pria yang sama sekali tak kau kenal, bagaimana reaksimu?"

Hening, angin yang tiba-tiba saja berhembus pelan jadi jeda percakapan keduanya. Menerbangkan helaian rambut panjang yang digerai itu, siang yang tadi terasa panas entah bagaimana jadi sedikit segar.

"Jadi kau juga menonton drama baru yang dibintangi Qian Kun itu ya?"

Mengerjap, pertanyaan yang dibalas kembali dengan nada serupa itu membuat Yoobin menukikkan alis tak percaya; ia tak pernah menyangka jika ada drama yang mirip dengan apa yang ingin dikisahkan, terlebih lagi pemainnya adalah aktor favorit Jiho begini.

"Be-begitulah..."

Ini jelas sebuah keuntungan bagi Yoobin yang berniat merahasiakan tentang siapa tokoh utama dari ceritanya, maka dari itu ia memilih untuk mengikuti alur yang Jiho ciptakan.

"Tapi bukan menontonnya, hanya merasa kisahnya menarik saat aku membaca sinopsisnya dan..." alis kini naik. "Aku ingin mendengar review dari penggemar nomor satunya Qian Kun-- tapi jangan bahas tentang ketampanannya. Aku sudah sering mendengar itu, yang ingin ku dengar adalah bagaimana pendapatmu setelah menontonnya."

Ucapan Yoobin tak bisa dipungkiri mengundang tawa Jiho; temannya itu terlalu paham bagaimana jadinya jika ia diminta bercerita tentang Qian Kun. "Iya aku mengerti. Jadi pertama-tama akan ku ceritakan dulu garis besar dramanya seperti apa..."

Menit-menit berikutnya, dihabiskan Yoobin untuk mendengarkan ocehan Jiho soal drama cina tersebut dan lagi-lagi, gadis itu dibuat terkejut dalam hati tentang sebegitu miripnya isi cerita dengan apa yang dialaminya. Hanya saja, si tokoh utama tidak menikah diusia semuda dirinya, lalu si lelaki benar-benar adalah sosok lelaki ideal yang bisa melakukan apapun, dan yang lebih penting; bagaimana kisah cinta mereka berakhir bahagia dengan keduanya yang saling menerima keberadaan masing-masing, happy ending.

Sebuah akhir yang tak akan pernah terjadi padanya, karena Bae Yoobin hanya mencintai Kim Myungjun dan tentu saja, sangat menginginkan membina kehidupan berumah tangga dengan kekasihnya itu, bukan dengan Dong Sicheng yang asal-usulnya saja masih tak jelas.

Unknown MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang