"Maka berdasarkan bukti-bukti yang sudah dikemukakan oleh Jaksa dan Pengacara, juri pun memutuskan jika Nyonya Kim bersalah atas dakwaan dan akan dihukum selama lima belas tahun..."
Tiga ketuk suara palu diabaikan. Bae Yoobin yang sudah kepalang senang mendengar ucapan hakim langsung menolehkan kepalanya pada Dong Sicheng yang duduk di kursi hadirin dan mata mereka bertemu.
Mengundang senyum lebar Yoobin yang seperti sudah tak sabar ingin beranjak dari kursinya, tubuh itu terlihat menegak penuh antusias. Langsung saja melompat dari tempat duduknya ketika hakim sudah pergi seiring dengan orang-orang yang juga meninggalkan ruang sidang.
Menghampiri suami yang masih duduk di sana, perempuan yang berpesan padanya untuk jangan meninggalkan ruangan dulu itu menunggu; Jaehyun yang membalas pesannya dengan kalimat penuh pengertian saat Winwin bilang mungkin akan kembali ke rumah sakit lebih siang dari yang seharusnya membuat lelaki itu jadi bisa sedikit santai.
"Sekali lagi terimakasih, ya," Yoobin mengambil tempat di samping Winwin. "Berkatmu aku jadi bisa memenangkan sidang."
Dari senyum itu, bisa dipastikan jika hati si lelaki dibuat berbunga oleh ucapan istrinya. "Tak masalah," balas Winwin. "Aku hanya melakukan apa yang seharusnya aku lakukan."
Yoobin mengangguk-angguk. Lalu melihat pada jam tangannya, sebelum kembali pada Winwin. "Bagaimana dengan makan siang bersama?"
"Eh?"
Sekarang anggukkan kepala Yoobin lebih cepat. "Sebagai ucapan terimakasihku--"
"Tapi kau sudah mengatakan itu berulang kali, Yoobin-ah."
"Itu tidak seharusnya kau hitung," kata Yoobin. "Kau sudah meluangkan waktu untuk jadi saksi ahli bahkan memenangkan sidang begini. Jadi sudah seharusnya aku membalas dengan mentraktirmu..."
Tubuh gadis yang masih memakai jubah jaksa itu mendekat, lengan Winwin dipegangi dengan wajah memasang mimik memohon yang dimata Winwin justru terlihat menggemaskan.
"Mau ya?"
Anggota gerak atas milik suaminya digerak-gerakkan pelan....
"Hm?"
Sekali lagi....
"Hm?"
Dan lagi.
"Ka-kalau kau tak masalah makan berdua denganku--"
"Katakan saja kau ingin makan dimana," Yoobin memutus, kali ini ia berdiri dan lengan Winwin sudah di lepas. "Pengadilan Seoul benar-benar terletak di pusat kota, semua jenis makanan bisa kau dapatkan disini..." matanya mengikuti Winwin yang berdiri. "Ah, aku ingat! disebelah kedai seollongtang yang waktu itu, ada restoran sandwich yang baru dibuka, apa mau coba disana?"
Tanpa kata Winwin mengangguk. Melihat gadis ini akhirnya bisa jadi sesemangat itu mengobrol dengannya membuat lelaki itu benar-benar tidak peduli dengan apa menu makan siang mereka; jika itu bersama Yoobin, Dong Sicheng yakin semuanya akan terasa enak.
---
Petangnya, Winwin baru saja selesai dengan kegiatan mandi saat melihat Bae Yoobin sedang berdiri di depan lemari pakaian memasang wajah berfikirnya. Menggeser-geser deretan baju yang digantung disana, lelaki yang masih mengusap rambutnya itu jadi memilih untuk mendekati si perempuan.
"Kau ingin pergi ke suatu tempat?"
Tanya itu membuat Yoobin berjengit, ia yang sepertinya kepalang senang itu jelas tak menyadari sosok Winwin disana.
"Kencan," sesaat ia berbalik setelah menjawab; melanjutkan kegiatannya, sosok Winwin ia abaikan.
"... Bersama pacarmu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Unknown Marriage
FanfictionIa bahkan tidak mengenal siapa lelaki yang diperkenalkan ayahnya sebagai Dong Sicheng ini, tapi kenapa tiba-tiba saja Beliau bilang jika dia adalah suaminya? Dan lagi-- Bagaimana Yoobin bisa tidak mengingat apapun soal pesta pernikahan yang seharusn...