aksara rasa.

20 7 4
                                    

Pada keheningan pagi, aku mencari.
Mengais sisa-sisa harapan yang berserakan karena kemarin aku abaikan.
Entahlah, mungkinkah sisa asa telah sirna selaksa rembulan yang kembali tenggelam?

Rintik air mata semalam masih menggantung di pucuk daun.
Bekasnya masihlah basah, sedangkan sesaknya penuh di setiap rongga dada.
Aku kembali berusaha mencari ke mana ia pergi.
Mimpiku, bahagiaku, dan segala tangisku telah melebur.
Terbang bersama hembusan angin di ufuk timur.

Semesta memberiku sebuah pesan,
aku masih punya sedikit harapan yang tersisa.
Katanya ... ia tengah bersembunyi dalam nadi yang belum mampu aku selami hingga kini.

Aksara Rasa [ TAMAT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang