Ditinggal kedua temannya yang sedang sibuk dengan urusan masing-masing, Gura dengan santainya berjalan dilorong sekolah sambil meminum susu banana miliknya. Ia tersentak, saat merasa ada yang menepuk bahunya.
Ia berbalik, mendapati Rafael yang tengah menatapnya.
"Eh Kak Fael, ada apa kak? " tanya Gura.
"Karinska dimana? " tanyanya.
"Ooh Karinska? Dia lagi di taman. Tapi kak Fael jangan kesana dulu ya, soalnya kata Kar-" belum sempat menyelesaikan ucapannya, Rafael sudah pergi duluan meninggalkannya.
Gura menggaruk kepalanya yang gatal, menatap kepergian Rafael dengan muka bingungnya.
"Belum juga selesai ngomong, udah ditinggal aja. " gumamnya.
🐥🐥🐥
Sesampainya ditaman, Rafael melihat Karinska yang sedang sendiri. Ia terlihat seperti sedang menunggu seseorang, tetapi siapa?
Rafael tersenyum tipis, dengan langkah pelannya ia mengampiri Karinska dari belakang.
Karinska merasa ada yang menutup matanya dari belakang, dengan senyum lebarnya. Ia memegang tangan orang yang menutup matanya, dan menoleh kebelakang.
"Ega..., " senyumnya luntur, melihat Rafael.
"E-eh ka Rafael? " kaget Karinska.
Rafael tersenyum kecut, berusaha menutupi rasa sakitnya.
"Ega? Kamu lagi nungguin Ega? "
"E-em iya kak" kikuk Karinska. Ia merasa bersalah, ia kira yang datang adalah Ega. Ternyata perkiraannya salah.
"Ooh"
"Oh iya kak, ka Rafael ngapain kesini? Ada apa ya kak? " tanya Karinska.
Rafael duduk disebelah Karinska.
"Ada yang ingin saya omongin ke kamu...," ucap Rafael, wajahnya tampak serius.
"Mau omongin apa ya kak? "
Rafael terdiam sesaat, tangannya meraih tangan Karinska. Wajahnya menatap serius Karinska, yang membuat Karinska merasa gugup.
"Karinska, "
"I-iya kak? "
"Saya suka sama kamu"
Jantung Karinska berdegup kencang, bukan karena perasaan cinta. Melainkan karena terkejut, mendengar pernyataan Rafael yang tiba-tiba.
"Maaf kak, tapi..., "
"Iya, saya udah tau kok jawabannya, " Rafael melepas tangan Karinska, sembari berdiri dari bangku. Ia menatap lembut Karinska.
"semoga bahagia selalu"
🐥🐥🐥
Sepanjang perjalanan menuju kelas, jantung Karinska tidak henti-hentinya berdegup kencang. Ingatan akan kejadian tadi, masih terbayang-bayang dipikirannya. Disisi lain, ia merasa bersalah karena tidak bisa menerima perasaan Rafael.
Jujur, Rafael itu adalah sosok pria yang baik, dewasa, pengertian, serta cerdas. Tetapi entah mengapa, ia masih tidak bisa menerima perasaan Rafael. Karena perasannya hanya untuk Ega seorang, ia terkejut saat tiba-tiba Mara muncul didepannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
we don't will change
FantasyMelody dan Putri adalah sepasang sahabat yang hanya beda 1 hari, mereka bersahabat dari sd sampai saat ini yaitu duduk dibangku SMP meski mereka bersekolah disekolah yang berbeda tapi jarak rumah mereka juga cukup berdekatan. Suatu hari saat Melody...