Akhirnya jam pelajaran sekolah usai, Karinska dengan terburu-buru berjalan kearah parkiran. Ia khawatir, Ega akan menunggunya lama. Karena ia baru pulang, padahal jam pulang sudah dari beberapa menit yang lalu. Ini karena guru fisika, yang tetap menjelaskan meski bel pulang sudah berbunyi.
Ia menghela napas lega, ketika melihat Ega yang masih setia menunggunya didepan mobil. Ia tersenyum jahil, dengan langkah kaki pelan ia berjalan kearah Ega yang memunggunginya.
Baru saja ingin pasang ancang-ancang untuk mengejutkan Ega, tiba-tiba saja Ega berbalik badan. Sontak ia langsung memasang badan biasa, dengan senyum yang menampilkan gigi putihnya.
"Hai! Hehe, udah nunggu lama ya? Sorry ya. " ucap Karinska, terselip nada penyesalan.
Ega tersenyum menenangkan. "Gapapa, aku ngerti. " balasnya. Tak lama, ia membuka pintu mobilnya. Karinska yang tersadar, langsung masuk kedalam mobil. Ega memutari mobilnya, lalu masuk kedalam mobil.
Disepanjang perjalanan, Karinska menunduk gugup sambil memainkan kuku-kuku ditangan cantiknya. Ega melirik kesampingnya, ia yang menyadari Karinska yang tengah gugup pun tersenyum tipis. Perlahan-lahan, tangannya menggenggam tangan Karinska untuk menyalurkan rasa tenang.
"Tenang aja. Bunda ga gigit kok. " ucap Ega, yang akhirnya bersuara. Karinska menggigit bibir bawahnya, sepertinya pipinya sudah memerah. Bagaimana tidak? Ia sangat terkejut ketika Ega tiba-tiba memegang tangannya.
Mobil mulai memasuki pekarangan rumah yang sangat mewah dan elegan, diam-diam Karinska berdecak kagum. Ia tidak menyadari, mobil milik Ega sudah mulai terparkir. Ega melihat kesampingnya, ia tersenyum tipis melihat Karinska yang sedang melihat kearah luar jendela mobil. Ia keluar dari mobil, dan membantu Karinska membuka pintu mobilnya.
Karinska yang sedang serius, pun terkejut. Karena dikejutkan pintu mobil yang mulai terbuka.
"Ih Ega! Ngagetin aja deh" sebal Karinska. Ega terkekeh, ia mengulurkan tangan kanannya.
"Silahkan keluar tuan putri. " Karinska yang mendengarnya tentu merasa malu, ia pun membalas uluran tangan Ega dan keluar dari mobil.
Baru saja membuka pintu rumah, Karinska sudah disambut oleh bundanya Ega dengan wajah cerianya.
"Astaga putriku ternyata sudah datang. " heboh bunda. Sementara Karinska hanya pasrah, saat tangannya ditarik oleh bundanya Ega.
"Bunda kangen banget sama kamu, lain kali sering-sering kesini ya. " Karinska hanya tersenyum membalasnya, ia bingung harus membalas apa.
Bunda yang menyadari Karinska yang terlihat tegang, langsung memeluknya lembut.
"Kamu santai aja yah disini. Anggap aja bunda itu bunda kamu. Kan kamu calon mantu bunda. " ucap bunda lembut. Lagi dan lagi pipi Karinska memerah, hey yang benar saja! Dirinya jadian dengan Ega saja belum. Ega yang dibelakang bundanya juga terlihat sangat malu, sementara kepala pelayan dirumah itu terlihat menahan tawanya melihat kedua remaja itu yang tampak malu-malu itu.
"Kamu udah makan belum? Ayo sini makan dulu. " ajak bunda, menatap Karinska dengan tatapan lembut.
"E-em gausah bund. Karinska udah makan kok tadi dikantin sekolah, hehe. " jawab Karinska yang merasa tidak enak. Bunda yang mendengar jawaban Karinska hanya tersenyum hangat, dan mengangguk.
"Ayo duduk dulu. Bunda yakin, kamu pasti capek kan habis pulang sekolah. " ajak bunda. Karinska hanya mengangguk menuruti, memang benar, dirinya kini merasa lelah setelah pelajaran-pelajaran yang membuat dirinya pusing.
"Ega suka cerita loh, tentang kamu. " ucap bunda. Setelah mereka duduk, Karinska yang mendengarnya hanya tersenyum malu-malu. Ah, tidak biasanya dirinya seperti ini. Sementara Ega tampak cemberut, bundanya mengapa harus memberitahu Karinska soal itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
we don't will change
FantasyMelody dan Putri adalah sepasang sahabat yang hanya beda 1 hari, mereka bersahabat dari sd sampai saat ini yaitu duduk dibangku SMP meski mereka bersekolah disekolah yang berbeda tapi jarak rumah mereka juga cukup berdekatan. Suatu hari saat Melody...