My G. Vampire | 2

76 27 59
                                    

.
.
.
.
Keesokan harinya..

Suasana kelas sama seperti biasanya, tak kondusif, riuh.
Sudah pukul 09.00 pagi, Dosen pertama tidak hadir dikelas itu.
Barra yang baru saja kembali dari toilet mendekati gadis yang sedang menguncir rambut panjangnya.

Tangan jahil Barra melepaskan ikatan rambut yang sudah tertata rapi itu dengan entengnya.

Kedua mata Vanca menatap tajam sekaligus kesal dengan tingkah Barra.
Ia menghela nafasnya, mengatur emosinya agar tidak meledak dan berteriak dikelas itu.

Vanca memilih menatap langit-langit kelas dan kemudian merekatkan kedua tangannya.

"Oh Tuhan, mengapa Engkau menghadirkan dua laki-laki menyebalkan di kehidupanku? Apakah adikku saja tidak cukup untuk menguji kesabaranku?"

Wajah itu ia buat sesedih mungkin. Membuat Barra dan Hera menatap jijik ke arahnya.

Drama Queen ~

Setelah melakukan pengaduan kepada Tuhannya, Vanca melirik lagi ke arah Barra.

"Hari ini lu lolos dari gue. Gue lagi ga nafsu sama lu. Pergi sana"

Usir Vanca pada laki-laki yang masih melihatnya dengan wajah penuh ejekan.

Seorang staff program studi memasuki kelas Vanca, laki-laki berusia sekitar 40 tahun dan berkumis tebal itu berdiri di tengah-tengah mahasiswa.

"Morning class. Mohon maaf saya mengganggu sebentar, hari ini, saya membawa satu teman baru yang akan bergabung di kelas kalian" seru staff prodi itu dengan antusias.

Hanya sedikit dari mahasiswa yang menanggapi dengan memberi anggukan.
Sebagian besar mahasiswa lain terlihat malas dan memilih ngobrol dengan teman disampingnya.

"Pak, kalau dia ganteng boleh deh gabung di kelas kita"
Seru Vanca sambil mengacungkan tangannya.

Sontak saja seluruh mahasiswa memberikan kata "huuu" dengan ejekan kepada Vanca.

"Kita akan lihat sama-sama ya. Silahkan masuk"
Sahut staff prodi itu mempersilahkan seseorang yang masih berada di balik pintu.

"Tap.. tap... tap..."

Suara langkah kaki itu bak menggema di udara, setiap mata melirik ke arah langkah seseorang yang belum diketahui identitasnya.

Berbagai ekspresi tergambar jelas pada wajah setiap mahasiswi yang melihatnya.

"Gila. is He human?"

"OMG. Unreal banget"

"Cogan komplek mana nih?"

"Keeksistensian Barra terancam"

Selentingan dan teriakan dari para kaum hawa menggema di seluruh ruangan.

Kita lihat ekspresi Vanca.

Ngebug.

Melohok.

Air liurnya hampir terjatuh. Dengan cepat ia seruput kembali agar tidak jatuh.

Ruang kelas seketika senyap.
Vanca yang masih dalam mode ngebug itu di sadarkan dengan sedikit cubitan dari Hera.

Pemilik wajah unreal itu berdiri di samping staff prodi yang mengenalkannya.
Tatapan dinginnya langsung melihat ke arah gadis yang duduk di barisan paling akhir sebelah kiri.

Dia willona agatha.

Mata mereka saling bertemu, dan menatap dengan aura dingin satu sama lain.
Vanca masih tersihir dengan ketampanan laki-laki yang bahkan tidak sedang menatapnya.

My Genius Vampire || Cha Eun WooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang