My G. Vampire | 10

68 18 57
                                    

"Lu percaya Van?" Canda Barra. Kemudian ia tertawa menyebalkan.

Wanita itu mendengus kesal, ia pikir, Barra mengatakannya dengan serius. Tapi setelah melihat smirk menyebalkannya, Vanca sekejap kembali ke mode biasa. Ia memukul lengan Barra dengan tenaga yang lumayan kencang. Yang dipukul hanya cengengesan.

Padahal, laki-laki itu sedang tidak berbohong. Ia hanya takut untuk mengungkapkannya.

Laki-laki yang penuh ketakutan.

"Tapi Van, seandainya gue beneran suka sama lu. Lu gimana?"
Tanyanya.

Vanca yang sudah tidak bisa di ajak serius itu hanya menaikkan kedua bahunya. Ia malas meladeni pertanyaan konyol Barra.

"Van, jawab dulu".
Melihat Vanca tidak menjawab, ia mengulangi lagi pertanyaannya. Dihatinya, ada rasa penasaran yang begitu besar.

Gadis itu menghela nafas kasar.

"Barr, gue sama lu itu kayak sebuah kemustahilan tau ga. Tapi gue akui, lu itu multitalent di hati gue. Lu bisa jadi sahabat gue, lu bisa jadi kakak gue, lu bisa jadi guru buat gue,dan lu juga bisa jadi bokap yang selalu ngejaga gue. Tapi untuk jadi pacar, gue gabisa. Kebayang ga sih, gimana perubahannya? gimana canggungnya? Dan kalau kita putus, apakah semuanya bisa kembali seperti awal? Engga Barr. Gue lebih nyaman kita kaya gini aja".

Vanca mengungkapkan semuanya. Walaupun ia pikir, Barra sedang bercanda.

"Yaudah kita nikah aja biar ga putus".
Celetuk Barra setelah menyimak penjelasan Vanca.

Vanca melotot, kemudian ia memukul lagi lengan Barra. Kali ini, pukulannya sangat keras, membuat laki-laki itu meringis kesakitan.

"Jangan konyol lu".
Semprot Vanca.

"Kalau di dunia ini, cuman ada gue satu-satunya laki-laki, lu tetep gamau sama gue?"
Pertanyaan absurd itu kembali mencuat ke permukaan.

"Nah, kalau itu pengecualian. Haha"
Jawab Vanca.

"Terus, gue harus musnahin semua cowo didunia ini dulu, buat nikahin lu? Jaman sekarang banyak tau TTM".
Seru Barra.

"Teman Tapi Mesra maksud lu?" Tebak Vanca.

"Teman Tapi Menikah. Kaya Judul Film yang waktu itu kita tonton di bioskop" jawab barra mengingatkan.

"Oh.."
Vanca yang sudah mengingatnya hanya berkata oh saja sambil manggut-manggut.

Sedangkan Barra, ia tersenyum pahit. Sepertinya, Barra memang tidak akan pernah mengungkapkannya. Tidak ada kesempatan baginya untuk melangkah lebih jauh bersama Vanca.

Dengan sedikit termenung, Barra melanjutkan makannya, sedangkan wanita di hadapannya, benar-benar tidak bisa merasakan, jika pertanyaan Barra itu bukanlah sebuah perumpamaan semata.
_____🍃_____

Ada kebiasaan yang hilang.
Biasanya, setiap pagi, Barra akan menjemput Vanca dan berangkat ke kampus bersama. Begitupun setelah kegiatan kampus selesai.

Sudah beberapa minggu berlalu semenjak Vanca merubah status jomblonya, kini kebiasaan itu di ambil alih oleh Biru, laki-laki yang saat ini menjadi pacarnya.

Tetapi, Barra tetap saja pergi ke rumah Vanca setiap pagi, dengan alasan yang sama, "nebeng sarapan".
Laki-laki itu benar-benar kuat menyembunyikan rasa cemburunya.

_____🍃_____

Keesokan harinya..

Jam telah menunjukkan ke angka 06.30 pagi. Vanca sudah bersiap untuk pergi ke kampus. Ia berulang kali mengecek pintu rumahnya yang sudah terbuka lebar. Menunggu Biru yang menjemputnya. Tetapi laki-laki itu tak kunjung datang.

My Genius Vampire || Cha Eun WooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang