My G. Vampire | 13

59 15 28
                                    

Pukul 10.00 siang.

Vanca sedang duduk di ruang TV. Menikmati hari liburnya. Hari ini, ia tidak pergi shopping ke mall, hanya ingin bermalas-malasan di rumah. Giliran Dana yang pergi bersama ibunya ke mall, membeli apapun yang remaja itu butuhkan. Dana memang selalu memperhatikan penampilan. Adik dan ibunya itu sudah pergi sekitar15 menit yang lalu.

Ditengah kegiatannya menonton TV, tiba-tiba saja ada yang mengetuk pintu rumahnya.
Dengan malas, Vanca membuka pintu dan melihat siapa yang datang.

Terlihat sosok laki-laki kekar yang menggunakan kemeja putih polos di padu padankan dengan vest rajut berwarna navy dan celana jeans dengan warna senada.
Laki-laki itu tersenyum ke arah Vanca.

"Ngapain lu? Ganggu me time gua aja"
Sapaan selamat siang itu terdengar menusuk. Namun, Barra tidak memperdulikannya.

"Nonton yuk. Ada film baru"
Ajaknya tanpa basa-basi.

"Ah, gue lagi males kemana-mana Barr"
Tolak Vanca.

"Gue salinin tugas matkul psikologi deh, gimana?"
Tawar Barra.

"Beneran? Yaudah tunggu, gue siap-siap dulu".
Wajah vanca langsung sumringah mendengar tawaran Barra. Ia kemudian berlari menuju kamarnya untuk berganti baju.

Setelah siap, Vanca dan Barra segera pergi.

Kini, Vanca dan Barra sudah sampai di salah satu mall yang terletak di pusat kota Jakarta. hari itu, bioskop sangat ramai. Banyak pengunjung yang datang berpasangan.
Vanca dan Barra sedang duduk, menunggu pintu teater bioskop itu di buka. Ia sudah menggenggam air mineral dan popcorn yang di letakkan di atas meja.

Beberapa pasangan yang datang bersama itu saling berpegangan tangan dan bermanja ria dengan pacarnya, membuat Vanca memikirkan kekasihnya, Biru.

Wanita itu berandai-andai, jika saja Biru adalah laki-laki yang romantis, mungkin hari ini ia akan datang bersamanya.

"Biru, andai aja aku bisa nonton film bersamamu saat ini"
Sahutnya dalam hati.

Namun, apa yang Vanca harapkan dari manusia dingin dan monoton itu?

"Van, habis obat lu? Mesem-mesem sendiri"
Barra sedikit menyenggol Vanca di tengah-kegiatan imagination-nya.

"Kenapa? Lu berharap nonton sama si Biru?" Lanjutnya.

"so tau lu"
Jawab Vanca.

"ya emang gue tau. Apa coba yang gue ga tau dari lu?"
Jawab Barra enteng.

Vanca hanya tertawa kecil.

10 menit berlalu. Dari kejauhan, ia melihat sesosok laki-laki yang mengenakan topi hitam, jaket LV berwarna senada. Pria dengan tinggi 183 cm itu berjalan ke arah Vanca.

Beberapa kali Vanca mengedipkan matanya, ia tidak percaya dengan apa yang ia lihat.

Barra pun melihat ke arah laki-laki itu. Ia berdesah kesal, kenapa di hari libur pun Barra tidak diberi kesempatan untuk berdua dengan Vanca.

"Biru? Ini beneran kamu? Kok bisa disini?"
Tanya Vanca tak percaya. Mengapa laki-laki itu tiba-tiba saja ada di hadapannya? Padahal sebelumnya mereka tidak bertukar pesan apapun.

Biru tersenyum ke arah Vanca.

"Aku akan mewujudkan mimpimu untuk menonton film bersamaku".
Jawab Biru.

Mulut Vanca menganga.
Ia benar-benar speechless. Beberapa menit yang lalu, baru saja ia berandai-andai. Hal yang diinginkan vanca hari itu langsung terwujud.

My Genius Vampire || Cha Eun WooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang