My G. Vampire | 7

72 19 58
                                    

Gadis itu bersembunyi di sebuah hutan bersama ayahnya. dimana mereka menemukan sebuah rumah kosong yang telah usang.

Mereka masuk, melihat sekeliling, dengan perasaan cemas yang masih menghantui.

Anak gadis yang berusia 10 tahun itu terengah-engah. Sedikitnya ia sudah paham, jika ada sekelompok orang yang sedang mengejar dia dan ayahnya.

Selang beberapa saat ketika mereka tertidur, para kawanan itu berhasil menemukan mereka, suara langkah mereka terdengar jelas oleh sang ayah.
Ia membangunkan anak gadisnya, dan menyuruhnya bersembunyi.

Sang ayah berhasil ditemukan oleh mereka, ia bertarung seorang diri.
Fisiknya semakin lemah, dengan sisa tenaga yang ia miliki, ia berusaha mengulur waktu, agar anak gadisnya berhasil meloloskan diri.

Sampai akhirnya, ajal menjemputnya.

_______🍃_______

Air mata Vanca mengalir dalam tidurnya, hatinya sesak. Tak lama, gadis itu membuka mata. Ia mencoba mentralkan hatinya, kemudian menghapus air mata yang mengalir sampai di daun telinganya.

Ini adalah mimpi yang sama untuk kesekian kalinya bagi Vanca. Mimpi yang sangat terasa nyata. Seolah mimpi itu pernah ia alami sebelumnya, dan untuk kesekian kalinya juga, Vanca menangis dalam tidurnya.

Ada beberapa percakapan antara gadis dan ayah itu di dalam mimpi. Namun, Vanca tidak berhasil mendengarnya. Wajah dari gadis dan ayah itu juga sangat blur.

Kepingan-kepingan mimpi itu masih menjadi misteri.
Seolah ingin memberi tahu Vanca sebuah pesan.

Pagi itu, ia merasa sangat sedih hanya karena sebuah mimpi.
Vanca menghembuskan nafasnya perlahan. Tiba-tiba saja, ia merindukan ayahnya.

__________🍃__________

Setelah pergi mandi dan berganti baju, Vanca turun dengan wajahnya yang masih terlihat sendu.

Ia duduk di meja makan, disebelah Dana yang tengah serius bermain game sembari melahap waffle coklat yang dibuat ibunya.

Vanca melirik kegiatan adiknya itu sekilas, ia tak memiliki daya apapun untuk mengomeli Dana. Moodnya sedang tidak baik-baik saja. Tangannya mengambil waffle coklat di atas meja makan dan kemudian melahapnya dengan perlahan.

"Tumben ga kesiangan lu"
Seru Dana tanpa melihat Vanca, matanya fokus ke layar handphonenya.

Vanca tidak menjawab.

Suara mobil yang di parkirkan di depan rumah Vanca itu terdengar sangat jelas, membuat Dana mengalihkan tatapannya ke depan pintu.
Ia sangat tahu, itu bukan suara mobil Barra.

Dana yang penasaran itu segera berdiri dan berjalan ke luar rumah. Setelah berhasil melihat siapa yang datang, Ia sangat berantusias, melihat sosok Biru yang turun dari mobilnya.

Laki-laki itu berjalan menghampiri Dana, tanpa tersenyum dan basa-basi sedikitpun.

"Oh My God.. lihatlah siapa yang datang"
Serunya dengan mata yang berbinar.

"Welcome to our house calon kakak ipar"
Seru Dana mempersilahkan masuk dengan tangan kanannya, sembari membungkukkan badannya.
Remaja itu sedang mencari simpati dari orang yang baru saja datang itu.

Biru mengikuti Dana masuk ke dalam rumah dari belakang.

Vanca melihat ke arah pintu. Ia terkejut sekaligus tak menyangka, pria yang baru saja di pacarinya satu hari itu tiba-tiba saja menjemputnya.
Kemudian ia tersenyum bangga.

My Genius Vampire || Cha Eun WooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang