Chap 17. Harapan Pupus

553 49 0
                                    

"Mencintai manusia yang hatinya sudah beku di hati orang lain adalah pilihan yang bodoh!"

_Farasya Arsa_

___________________________________________

HAIII

WELCOME BACK

HAPPY READING GUYS ❤️❤️

___________________________________________

Bel pulang sekolah berbunyi, waktu menunjukkan pukul 11.30, semua siswa keluar dan pergi ke parkiran untuk segera pulang.

Hari ini Enjel akan pulang di jemput oleh papanya. Riri dan Kesyi pun duluan pulang naik angkot karena rumah mereka searah.

Enjel duduk di terminal depan sekolah menunggu mobil papanya.

Suara motor Daren terdengar dan sontak membuat Enjel berdiri dari duduknya.

Daren mengarahkan motornya ke pinggir di dekat Enjel. "Aku duluan ya, mau main sama anak anak." Katanya tanpa bertanya dengan siapa Enjel akan pulang.

Enjel mengangguk pelan "Oh, okey." Kata Enjel.

"Byee."

"Byee, hati hati." Enjel melambaikan tangannya lemah.

Dia duduk kembali, dengan beberapa pertanyaan di kepalanya.

Apakah Daren masih marah? Tidak mungkin, karena sewaktu istirahat tadi dia baik baik saja, seperti biasa dia juga samperin Enjel di kantin dan membelikan kue untuknya seperti biasanya.

Selang beberapa menit setelah Enjel duduk kembali, datang motor hitam yang memarkirkan motornya di dekat Enjel, dan turun berniat mendekati Enjel.

"Arsa?" Tanya Enjel.

Arsa membuka helm full face nya dan menuju ke arah tempat duduk Enjel.

"Pulang sama siapa?" Tanya Arsa, sebenarnya pertanyaan ini tidak seharusnya keluar karena akan membuat keributan nantinya, namun Arsa tidak bisa mengontrolnya.

"Nunggu papa jemput." Sahut Enjel menunduk memainkan sepatunya.

"Gue boleh duduk?" Tanya Arsa

Enjel mengangguk sambil tersenyum pada Arsa.

"Maafin, gue ya." Kata Arsa.

"Buat?" Tanya Enjel bingung.

"Kejadian kemarin."

"Ohh, seharusnya gue yang minta maaf, Lo jadi kena pukul Daren." Kata Enjel sambil menatap wajah Arsa dari samping.

Arsa terkekeh pelan. "Emang pantes, pecundang kaya gue kena pukul." Arsa mengalihkan pandangannya ke arah Enjel, membuat Enjel membeku, dan beberapa pertanyaan muncul lagi di benaknya.

"Lo ngomong a-p?" Pertanyaannya terpotong karena klakson mobil papa Enjel sudah ada di seberang jalan. "Gue duluan ya." Kata Enjel

ELVARO [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang