Chap 34. Malaikat Baik

444 45 0
                                    

"Hal tak terduga bisa terjadi kapan saja."

_Putri Arisandhi_

___________________________________________

HAII

WELCOME BACK!!!

HAPPY READING ❤️❤️❤️

___________________________________________

Kini 2 Minggu sudah kepergian Daren. Anggota Hachiko kini baru mulai masuk sekolah dari beberapa hari karena merasa kehilangan seorang sahabat terbaik mereka.

Arsa pergi ke belakang sekolah untuk mencari udara segar di bawah pohon jambu. Pandangannya tertuju pada satu objek yang membuatnya ingin menghampirinya.

"Enjel? Kenapa sendiri?" Tanya Arsa dari arah samping.

Enjel menoleh ke arah Arsa sambil tersenyum. "Duduk sini sa." Ajak Enjel.

Arsa langsung melangkah untuk duduk di bangku Enjel tepat di samping dirinya.

"Masih belum ikhlas?" Tanya Arsa.

Enjel menggeleng lemah. "Gue cuma nyesel aja ga maafin dia."

Arsa mengangguk kaku.

"Sa."

"Hm?"

"Apa hidup gue emang ga di takdirkan untuk bahagia?" Lirih Enjel menghadap ke arah Arsa.

Arsa tertegun mendengar hal itu. "Ada orang yang jauh lebih menderita, njel. Tugas kita cuma satu. Tetap bersyukur." Ujar Arsa dengan penuh ketulusan.

Enjel tersenyum mendengar hal tersebut. Inilah yang di sukai Enjel ketika berteman dengan Arsa. Dia dewasa dan lebih banyak diam, tetapi ketika kita butuh dia yang selalu ada.

"Lo pernah kehilangan?" Tanya Enjel.

Arsa mengangguk. "Kehilangan satu orang yang buat dunia gue seketika hancur."

"Maaf sa, gue ga bermaksud buat Lo sedih." Ujar Enjel yang melihat raut wajah Arsa sudah memerah.

"Gapapa njel. Gue seneng ketika cerita tentang hal ini."

"Kita pasti punya kesempatan untuk bahagia kan sa?" Tanya Enjel untuk menyakinkan hal itu.

"Pasti.. rencana Tuhan yang terbaik." Ujarnya.

"Sa?"

Arsa menoleh menatap manik Enjel lekat.

"Gue boleh peluk Lo?"

Arsa masih menatap Enjel, begitu juga Enjel yang menunggu jawaban dari Arsa.

Tanpa aba aba Arsa langsung membekap tubuh Enjel masuk ke dalam pelukannya. Senyum Enjel terbit, kehangatan ini kembali padanya.

"Terimakasi Arsa." Ucap Enjel masih memeluk Arsa dengan kuat.

Arsa mengelus rambut Enjel sambil tersenyum tulus untuk satu gadis yang membuatnya semakin semangat ketika melihat senyuman Enjel.

*****

Di sisi lain juga terjadi hal yang sama. Kini Elvaro duduk di depan perpustakaan dengan tatapan menerawang.

Banyak hal yang di pikirkan kali ini. Mulai dari masalah yang terjadi kemarin dan juga satu kebohongan yang membuatnya benci dengan Kesyi.

"El? Lo kenapa?" Satu kalimat yang terlontar dari orang di belakangnya membuat Elvaro terkejut.

ELVARO [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang