"Sejauh mana cerita dimulai dan selama apa nanar kau tatap. Kisah yang lama beralih sudah semestinya berakhir."
-Skizofrenia-
Esok harinya, tepatnya di pukul lima pagi setelah menyelesaikan sholat subuh Ibu berpamitan hendak pulang."Baik-baik, ya? Ibu percaya sama kamu" Regan balas tersenyum kecut seakan tidak percaya diri. Tercetak jelas pada netra hitam yang tampak ragu. Karena baginya, gagal sekali adalah kesalahan selamanya. Itulah sebabnya mengapa ia tidak yakin lagi pada dirinya sendiri.Ibu pun paham sekali bagaimana berat hati yang Regan rasakan. Tapi ia harus terus meyakinkan laki-laki itu bahwa masih banyak sekali kesempatan untuk memperbaiki apa yang hancur dan rusak. Karena tidak semua hal yang rapuh tidak dapat di perbaiki kembali. Selagi mau, dan selagi bisa. Apa yang tidak mungkin, bisa menjadi mungkin. Tinggal bagaimana niatnya.
"Assalamualaikum" tanpa sepatah kata, hanya ucapan salam. Ibu mulai melangkah pergi meninggalkan rumah ini. Perlahan, hingga tak lagi tampak."Waalaikumsalam" jawab Regan, jauh setelah Ibu meninggalkan rumah.
Ia kembali masuk ke dalam, duduk di sofa sendirian. Merenungkan kembali kata-kata Ibu tadi malam. Bahkan hingga kini, ia belum juga tertidur. Memikirkan banyak sekali hal di kepalanya, hingga tak sedikit pun terlintas untuk melakukan hal yang disebut dengan 'mengistirahatkan diri'.
Prang!
Regan terperajat dari tempat duduknya setelah mendengar suara pecahan dari arah kamar. Ia se-segera mungkin berlari menuju ke sumber suara. Di sana ia dapati Fara dengan pecahan kaca beling yang hendak ia pakai untuk menyeset nadinya lagi. "Fara!"
Sreet!
Berbeda dengan kejadian beberapa minggu silam. Kali ini ia benar-benar merobek kulit pergelangannya itu hingga membuat darahnya bercucuran ke lantai. Regan lekas mengambil beling pada tangan Fara, kemudian membuangnya ke sembarang arah. Ia tatap nanar di wajah Fara, lalu bertanya. "Kenapa, Far?"
Kenapa, ia pikir kejadian seperti ini tidak akan terulang kembali. Mengingat betapa kerasnya usaha Regan mengembalikan apa yang harus ada pada diri Fara. Ternyata, cukup sampai disini Regan menyadari. Bahwa usahanya tidak akan pernah cukup.
KAMU SEDANG MEMBACA
02 | SKIZOFRENIA - SPIN OFF LOSE [END]
Teen Fiction[SUDAH DITERBITKAN] 1990, akan selamanya abadi dalam relung hati dan pikiran Fara. Perihal hari dimana ia dilecehkan seperti binatang seksual, dan menjadi bahan gunjingan para tetangga dan ibu mertua. Sejak saat itu kehidupannya hancur dan berantaka...