14 | Dunia Jahat Sama Fara, BI!

28.8K 2.9K 133
                                    

"Beberapa orang hanya bisa menghakimi tanpa mau berusaha memahami

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Beberapa orang hanya bisa menghakimi tanpa mau berusaha memahami." -Fara Dahayu

-Skizofrenia-

-Skizofrenia-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




















Plakk!

Suara tamparan keras mengejutkan pagi minggu yang cerah. Regan yang tengah tertidur pulas hendak menikmati hari libur satu kali dalam seminggu miliknya, terperajat dari atas ranjang. Ia lekas berlari pergi menghampiri suara-suara bising itu datang. Tepat di depan kamar, ia melihat ibu hendak memelayangkan tamparan.

Plakk!

Dengan gemuruh amarah ia membabi buta sang menantu. Seolah rasa kesal dalam dirinya tentang Fara tak pernah usai-usai meluruh. Hari demi hari rasa dongkol dalam dirinya seperti bertambah dan bertumpuk.

"Ibu!"

Regan pergi melindungi tubuh Fara yang terkaku di tempat dia berdiri. Sementara Maria tak kenal lelah berusaha menjenggut rambut milik wanita muda itu."Minggir kamu! gak usah ikut campur!." Regan tak hanya diam saja, laki-laki itu tampak membangun benteng yang tahan akan pukulan guna melindungi sang istri dari ibunya sendiri. Sekuat mungkin ia tangkis pukulan tiap pukulan itu.

"Ibu!"

Berulang kali ia teriaki nama itu, namun tak kunjung menyadarkannya. Hingga akhirnya Regan geram, mencekram kedua bahu ibu di tengah emosi yang masih menghantui dirinya, dan mengunci tubuh itu hingga membuat dirinya tidak lagi bisa bergerak. "Ibu sudah gila?!"

"Kalau jadi gila seperti dia menjadikan ibu istimewa di mata kamu, lebih baik ibu jadi gila!" Selalu saja tidak pernah berpikir ketika berbicara. Regan amat muak dengan semua ini.

"Pernah Ibu berpikir sebelum berucap?!"

Maria berdecih. Baginya akal tidak lebih penting dari perhatian seorang anak pada ibunya yang telah sirna. "Untuk apa berpikir?! kalau putra semata wayangnya ini justru lebih memilih menyayangi manusia tidak berakal seperti Fara!"

Regan menghela napas panjang, mencoba menetralkan rasa sabarnya meski keinginannya untuk marah sangatlah tinggi. Karena kini perlahan ia semakin paham, bahwa ibu marah atas dasar cemburu. Ia merasa semua perhatian yang dulu hanya Regan beri pada ibu, kini harus terbagi menjadi dua. Itu sebabnya ia merasa begitu marah terhadap Fara, karena ia takut semua perhatian yang Regan punya hanya akan diberikan pada sang istri saja. Sementara ibunya akan ditelantarkan seperti suaminya menelantarkan dirinya dahulu. Ayah Regan lebih tepatnya.

02 | SKIZOFRENIA - SPIN OFF LOSE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang