04 | Penyesalan Yang Mengusik

64.9K 6K 295
                                    

baca cerita ini jam berapa

"Sejauh manapun jarak kau tuju

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sejauh manapun jarak kau tuju. Tempat ku bersandar tetaplah pundak mu."

-Skizofrenia-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-Skizofrenia-

Waktu sudah menunjukkan pukul satu malam. Regan masih tak mampu untuk tidur. Rasa kantuk rasanya seperti tertutup oleh rasa khawatir yang mendominasi.Ia pindah dari hanya terduduk di ujung ranjang kamar menuju sofa di ruang tamu. Suara televisi terdengar bising dari sana, ternyata Ibu  juga belum tidur.

"Ibu? Kok belum tidur?" Ibu yang menyadari kehadiran Regan pun tersenyum. Lagi - lagi tersenyum, hanya itu yang selalu ia tunjukan pada Regan. Padahal jika bisa, Regan lebih berharap ibu menunjukkan dengan jelas betapa ia kecewa pada Regan alih – alih menyembunyikannya.

"Regan ... sini, temenin Ibu" pinta Ibu. Tanpa berpikir panjang Regan pun duduk ke samping Ibu, menatap nanar nan heran pada wanita paruh baya itu.
"Ini udah malem loh, bu. Ibu juga pasti capek seharian ini. Lebih baik ibu tidur"

Jemari Ibu justru mematikan televisi, mengheningkan suara di ruangan itu."Kamu sendiri kenapa gak tidur?" Tanya balik Ibu pada Regan.

"Hmm. Belum ngantuk aja, bu." Lalu ibu tersenyum,"Sama, Ibu juga" balasnya dengan tenang.

Namun jawaban ibu seakan menghentikan obrolan. Tidak hanya itu, rasa canggung dan bingung juga membuat Regan berhenti bersuara. Ditambah suasana gelap dan senyap sejak ibu mematikan televisi semakin mengheningkan sekitar. Hingga cukup lama keduanya diam. Sembari merenung Regan memikirkan banyak hal di kepalanya. Semua masih sama, rasa bersalah, ketakutan, dan kekhawatiran yang masih tak berhenti menghantui kepala.

"Bu" lirih Regan memanggil, Ibu pun menoleh menatap menantunya.

"Iya?". Lalu ia tatap dalam kedua mata ibu sejenak. Tidak sedikit pun tampak rasa kecewa di sana. Namun Regan yakin, bahwa setidaknya ada secuil rasa kecewa yang terbentang jauh di hati ibu. Hanya saja terhalang oleh hati bersih nan sabar yang tidak dapat terlihat dengan jelas.

"Maafin Regan, ya, bu?" Tiba - tiba saja, sontak membuat ibu terheran heran.

"Minta maaf kenapa? Emang Regan ada salah sama Ibu?"Regan merunduk berlinang air mata.

"Regan udah janji sama Ibu dan Abi untuk jagain Fara, tapi Regan gagal nepatin janji itu"

Regan pindah duduk ke lantai menghadap Ibu, merunduk akan rasa bersalah."Maafin Regan, bu. Regan juga sebenarnya gak rela Fara di perlakukan seperti itu, tapi Regan pun salah karena gak jagain Fara dengan baik" ia terisak, membuat Ibu tanpa sadar ikut menjatuhkan rintikkan dari pelupuk matanya.

"Regan berhak disalahkan, bu" isaknya.Ibu turun dari tempatnya, mensejajarkan tubuh dengan Regan lalu memeluknya.

"Kamu gak salah. Ibu yakin kamu udah berusaha sebisa kamu untuk jagain Fara"Regan semakin terisak di bahu Ibu. Menyalurkan rasa sakit yang selama ini ia tahan di hadapan Fara.

"Ibu malahan mau berterima kasih sama kamu karena masih mau bertahan."

"Kamu abaikan hancurnya hati kamu hanya demi Fara, padahal ibu tau kamu juga sakit"Kedua telapak hangat menempel pada pipi Regan, mengangkatnya perlahan agar menatap balik mata Ibu.

"Dengerin Ibu."

"Fara memang punya Ibu dan Abi, tapi yang dia butuhkan adalah kamu. Dia akan lebih hancur lagi ketika kamu tidak ada."

"Jadi berhenti menyalahkan diri kamu, soal diri kamu yang merasa tidak berarti perihal gagal menjaga Fara. Karena pada kenyataannya, dia butuh kamu untuk bertahan. Karena memang hanya kamu yang dia butuhkan."
Regan memanggut, namun masih tak berhenti menangis. Ibu kembali memeluk tubuhnya, membiarkan menantunya itu menumpahkan isi hatinya hingga benar-benar membaik. Karena berpura pura kuat pun perlu tenaga.
















-Skizofrenia-

-Skizofrenia-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
02 | SKIZOFRENIA - SPIN OFF LOSE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang