-Skizofrenia-
Laki - laki dua puluh delapan tahun itu membawa segenap rasa kecewanya untuk pulang ketika waktunya telah tiba. Tepat di depan pintu ia mengetuk dengan raut wajah yang tertekuk. Pandangannya jatuh kearah bawah, tubuhnya bergetar hebat. Belum lama menunggu seseorang tampak membuka pintu. Pandangannya seketika naik menatap wajah di hadapannya.Srek
Fara terkesiap ketika tiba - tiba saja Regan memeluk tubuhnya. Laki - laki itu menangis pilu dalam dekapan. "Maafin aku Fara, aku terlambat" Belum sempat Fara bertanya, laki - laki itu angkat suara lebih dulu. "Slotnya udah diambil orang lain dan aku ngerasa bersalah sama kamu"
Fara termenung. Perlahan kedua tangannya naik menaut pinggang yang ukurannya dua kali lipat dari ukuran pinggangnya. Telapak tangannya menepuk punggung itu dua detik sekali, berulang kali.
Puk!Puk!
Hari ini Regan banyak menangis, akibat hati yang meringis. Mungkin kesempatan tak sedang memihak, sehingga perasaan kecewa tak henti bersua. Sepanjang hari Regan banyak diam, seolah kini sosok Fara terbelah menjadi dua. Keadaan rumah tampak senyap tanpa ada suara. Regandra maupun dahayu, keduanya saling diam dan saling memisahkan diri.
Jujur Fara amat ingin menghampiri Regandra dan memberikan kekuatan agar semangatnya tak luntur. Tapi sekali lagi ia sadar, bahwa dirinya bukan lagi dirinya yang dulu. Dirinya yang sekarang memiliki kesulitan untuk berkomunikasi, bahkan ketika hatinya menjerit jerit. Ia bahkan tidak paham apa yang salah pada organ tubuhnya, karena sulit sekali bagi dirinya untuk menggerakkan bibir. Semua sistem pada tubuhnya seolah tak lagi berfungsi dengan baik, sehingga tak banyak yang ia perbuat untuk membantu Regandra.
Karena hal itu, ia rutuki dirinya sendiri atas kekecewaan yang besar, lantaran hanya dapat melihat suaminya sedih sendirian dari kejauhan. Disaat Regandra mati matian melakukan segala cara agar Fara lupa akan kesedihannya. Tapi di sinilah Fara diam tanpa melakukan apa –apa. Ia benar- benar merasa marah pada dirinya sendiri karena menjadi seperti ini. Padahal laki – laki itu banyak membantu dirinya dimasa terpuruk. Tapi ketika keadaan berputar, Fara menjadi pengecut dengan tidak melakukan apa - apa.
Bagaimana ia pantas disebut 'istri' jikalau suami membutuhkan dirinya, ia justru menghilang bak kapal yang tenggelam. Bagaimana ia pantas disebut 'istri' bagi Regandra yang segalanya. Hingga malam harinya, ketika laki - laki itu sudah lelah bertarung dengan pikirannya. Ia kembali ke kamar ketika waktu sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Di dalam sana ia dapati Fara yang telah lelap di atas ranjang dengan tubuh yang bergetar kedinginan.
Ia lirik jendela di sisi kanan dari arah tubuhnya berdiri, tampak terbuka lebar. Dalam hati ia berkata, "Bagaimana kamu bisa hidup sendirian tanpa saya" batinnya dalam hati, lalu pergi menutup rapat jendela itu. Tak lupa ia tutup jendela dengan gorden transparan berwarna putih yang menyisih sejak pagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
02 | SKIZOFRENIA - SPIN OFF LOSE [END]
Teen Fiction[SUDAH DITERBITKAN] 1990, akan selamanya abadi dalam relung hati dan pikiran Fara. Perihal hari dimana ia dilecehkan seperti binatang seksual, dan menjadi bahan gunjingan para tetangga dan ibu mertua. Sejak saat itu kehidupannya hancur dan berantaka...