-Skizofrenia-
Ia tidak begitu yakin, namun sejak saat itu. Hari dimana ia akhirnya percaya bahwa apa yang terjadi pada Fara memang tidak ada hubungannya dengan kesehatan tubuh atau kurangnya perhatian, tetapi ada hubungannya dengan gangguan mental. Regan memang belum tahu pasti apakah benar ada gangguan pada mental dan psikis Fara yang membuatnya berubah drastis. Tapi ia akan memastikannya hari ini.Sesuai dengan rujukan dokter Salman, Regan menghubungi seorang psikolog ahli mental dan membuat janji sore hari ini di rumah. Tapi jika boleh jujur, ia merasa amat gugup akan pernyataan yang nantinya akan disampaikan oleh sang psikolog. Ia begitu gugup bahkan sebelum sang psikolog itu datang. Bahkan kegelisahannya sejak tadi di saksikan oleh sang istri yang sedang meratapi dirinya mondar mandir tanpa tujuan.
"Mas, Mas gak capek?" Tanya Fara mulai lelah meratapi suaminya itu.Regan yang mendengar itu pun terhenti, lantas menatap Balik istrinya. Kemudian mengulas senyum nan menggeleng kecil. Menepis pertanyaan Fara dalam bentuk gerak tubuh.
Fara tidak tahu apa yang membuat Regan begitu gelisah hari ini. Regan banyak melamun seolah sedang memikirkan sesuatu yang serius, tapi entah soal apa."Emangnya kamu lagi nungguin siapa? Kok kelihatan gelisah?"Timpal Fara tanpa basa basi.
Regan tidak tega kalau harus mengatakan bahwa ia mendatangkan seorang psikolog ahli mental begitu saja pada Fara. Karena jujur demi Tuhan, ia bahkan tidak pernah berpikiran bahwa ia perlu melakukan hal ini. Tapi semuanya demi kepentingan Fara. Ia tidak mau membuat hati kecilnya kecewa jika Regan menganggap dirinya sudah gila. Ia juga tidak mau asal menyimpulkan kondisi Fara, karena itu tujuannya ini dilakukan. Untuk memastikan hal yang perlu keduanya ketahui agar tidak ada salah paham.
Dan sepertinya Fara pun paham, akhir – akhir ini Regan banyak mencemaskan dirinya soal banyak hal. Apa yang ia lakukan, semua demi kebaikan Fara. Jadi jika sesuatu terjadi dan Fara mengetahui soal ini, Regan harap ia paham bahwa Regan sedang berusaha melakukan yang terbaik untuk memperbaiki semuanya.Hingga beberapa saat Regan tampak menghentikan langkah untuk kedua kalinya. Ia diam cukup lama menatap kosong keramik di hadapannya layaknya patung. Fara yang melihat itu pun terheran heran.
"Mas?..." panggil Fara, dengan cepat menyadarkan Regan dari lamunannya. Ia menoleh menatap balik binar mata yang jauh duduk di atas sofa sana. Diam tak berkutik hingga suara ketukan pintu terdengar jelas.
Tok! Tok!
Regan sontak memaling memandang pintu. Tanpa buang waktu lama ia pergi ke arah pintu itu dan segera membukanya. Menampaki sesosok wanita tinggi bersanggul dengan setelan putih serta tas tenteng yang menggelantung di pergelangan tangannya. "Selamat sore..." ucap sapa wanita itu.
"Selamat sore" balas Regandra padanya.
Wanita itu mengulurkan tangan, lalu berkata. "Saya Dara." Regan pun balik menjabat tanganya. "Saya Regan." Setelah merasa cukup, keduanya saling melepas tautan dan kembali fokus pada tujuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
02 | SKIZOFRENIA - SPIN OFF LOSE [END]
Teen Fiction[SUDAH DITERBITKAN] 1990, akan selamanya abadi dalam relung hati dan pikiran Fara. Perihal hari dimana ia dilecehkan seperti binatang seksual, dan menjadi bahan gunjingan para tetangga dan ibu mertua. Sejak saat itu kehidupannya hancur dan berantaka...