14

2.9K 490 352
                                    

Heidi kamu yang belum follow wattpad Nana, tapi udah baca chapter 14 aja! Buru follow!

Hari ini enaknya votenha berapa ya buat jadi target? 100 vote + 100 komen kali ya? Boleh deh. Sanggup ga nih guys?

Yaudah langsung baca aja ya,

Happy reading ❣️

Jungwon terdiam di depan pintu berwarna coklat, ia menatap pintu rumahnya, mata Jungwon berkaca-kaca. Setelah mengingat kejadian tadi pagi.

Kangen Noona Jungwon menundukan kepalanya ketika air yang mengalir dari matanya, lolos begitu saja.

Jungwon menghapus air mata di pipinya, ia mengusapnya dengan punggung tanganya.

Jungwon membuka pintu, ia masuk ke dalam rumahnya. Tapi langkah kakinya berhenti ketika ia melihat yera yang sedang memasak di dapur.

Yera sadar akan keberadaan Jungwon, perempuan itu tersenyum kepada Jungwon seraya mengelap tanganya dengan kain.

"Udah pulang?" Mendengar kata-kata itu, bukanya Jungwon menjawab. Tapi ia malah menangis kencang, hingga dadanya naik turun, saking kencangnya Jungwon menangis.

Yera yang melihat Jungwon menangis. Ia langsung mematikan kompor, setelahnya ia menghampiri Jungwon dengan panik.

"Jungwon, kenapa?" Yera memegang bahu Jungwon. Ia menatap tubuh Jungwon dari atas sampai bawah.

"Kenapa kamu nangis? Ada yang sakit? Kamu—" Jungwon memeluk yera, ia membenamkan wajahnya di perpotongan leher yera.

Yera terdiam melihat Jungwon yang tiba-tiba menangis, pasti ada apa-apa. Yera berusaha tidak panik, agar bisa menenangkan Jungwon.

Yera mengelus-elus pundak Jungwon, agar laki-laki itu tenang.

"Iya kamu nangis aja, sampai kamu puas. Aku ga akan tanya kenapa, sebelum kamu baik-baik aja" Jungwon semakin erat memeluk pinggang Yera, ia benar-benar tidak ingin kehilangan yera. Bahkan lidahnya pun kelu saat ia ingin memberi taukan kejadian semalam.

Jungwon benar-benar tidak ingin yera tau, tapi Jungwon tidak boleh egois juga menyimpan kebejatanya. Hanya saja Jungwon belom siap.

Sudah 30 menit yera dan Jungwon di posisi yang sama, Jungwon masih belum mau melepaskan pelukannya.

Jungwon juga sudah berhenti menangis, hanya saja ia masih sesegukan di leher yera.

"Noona" yera bergumam, saat Jungwon memanggilnya. "Gimana kita publik hubungan kita?"

Yera membulatkan matanya, ia melepas pelukanya. Yera menatap lekat suaminya.

"Kenapa tiba-tiba?" Yera sebenarnya ingin melakukan itu dari dulu, hanya saja ia tidak bisa berbuat apa-apa. Tapi kali ini kenapa Jungwon?

Jungwon mengelengkan kepalanya, sebenarnya ia juga bingung dengan tidankanya. Pikiran Jungwon saat ini sangat kacau. Dari dia ingin berhenti jadi idol, ingin mem publik hubunganya dengan yera, dan juga ingin kembali hidup normal.

"Jungwon" yera menangkup wajah Jungwon, dengan kedua tangan. "Aku gatau kamu kenapa saat ini, tapi Jungwon kamu jangan memikirkan masalah ini dengan singkat"

"Kamu lagi emosional sekarang, pasti kamu hanya memutuskan secara singkat Tampa berpikir panjang kan?" Yera sedikit berjinjit, ia mengelus kepala suaminya, masih ingat kan kata yera? Jungwon sangat suka di elus kepalanya. Yera melakukan ini agar dia bisa lebih tenang.

Jungwon kembali memeluk yera, ia mencium pipi, dahi, hidung, dan bibir yera secara bergantian.

"Noona, jangan pernah tinggalin Jungwon. Jungwon belum siap" Mata Jungwon kembali berkaca-kaca, menatap istrinya sekarang membuat dirinya sangat bersalah, dan menyesali perbuatannya.

Dirty touchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang