26. Mimpi

122 28 9
                                    


Yuqi terkejut mendengar pertanyaan eomma yang menyendokkan lauk di atas nasinya.

"Aniyo, eommeonim."

Nyonya Huang memiringkan kepalanya, sedikit ragu dengan jawaban menantunya.

Meskipun Yuqi mengatakan tidak, mata lelahnya tak bisa disembunyikan.

"Hwaksirae?"

Yuqi mengangguk sambil tetap menatap setengah mangkuk nasi di hadapannya.

Ia tahu eomma menyadari mata mengantuknya.

Jadi pilihan paling aman saat ini adalah menghindari kontak mata.

"Kamu sakit?"

Yuqi menengadah mendengar kedua kalinya kalimat itu keluar.

Kali ini diucapkan oleh Tuan Huang sehingga membuat Yuqi mau tak mau harus mengangkat kepala.

"Aniyo, jeongmalyo."

Yuqi menjawabnya dengan nada bercanda sambil tersenyum lebar.

Berharap mereka segera beralih membahas hal lain.

"Aa geurae?"

Kelegaan mengisi hatinya ketika melihat ekspresi mereka.

Kelegaan yang hanya berlangsung sekejap mata.

Sebab tangan Lucas yang tiba-tiba menempel di dahinya.

Yuqi melebarkan mata dan menoleh, hendak memperingatkan Lucas.

Namun Lucas malah sibuk membandingkan suhu dahinya dan dahi Yuqi.

Tak peduli cubitan kecil Yuqi di lengannya dan tatapan tajamnya.

"Mwoya, kau demam?"

Yuqi menoleh cepat pada kedua mertuanya sambil menggerakkan tangan.

Berusaha membuat mereka tenang tidak terpancing pertanyaan Lucas.

"A-anieyo-"

Lucas masih terkejut dengan diagnosanya sendiri.

Jadi alasan Yuqi yang sulit dipercaya itu sungguh terjadi?

Pikirannya memutar kembali ingatan dua jam lalu tepat setelah membuka mata.

Lucas bangun tidur dengan perasaan asing sekaligus familiar.

Matanya berkedip pelan sembari mengingat plafon warna putih yang terasa tidak asing.

Senyuman mengukir wajahnya ketika sadar ia tidur di kamar lamanya.

Sungguh pagi yang indah.

Ia regangkan tangan dan kakinya dengan perasaan bahagia.

Sebelum kakinya menendang sesuatu yang bisa bersuara.

"Aduh!"

Seketika tubuhnya berhenti meregang untuk memproses suara yang baru saja terdengar.

Matanya berkedip cemas.

Suara manusia, kan?

Ia putuskan untuk diam sejenak, hendak memastikan suara itu bukan halusinasinya.

Kalau suara itu tak muncul lagi, mungkin itu hanya khayalannya.

Bisa jadi itu adalah suara biasa yang terdengar lain di telinganya.

Satu menit terlewati dengan kesunyian.

Melegakan pikiran negatif Lucas yang hampir merusak pagi indahnya.

YOUR EYES | Lucas X YuqiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang