Yuqi menghela napas jengah kala menatap dua pasang jemari itu kembali memegang lengannya erat-erat.
"Yuqi-ya, igeon... Saram anilkka?"
Meski bosan menanggapi, ia tetap menjawab pertanyaan Lucas dengan nada yang ketus.
"Bukan."
Jawaban yang membuat Lucas makin mengeratkan genggamannya yang bergetar.
Setiap jawaban bukan yang terdengar dari mulut Yuqi membuat bulu kuduknya merinding.
Ia ketakutan.
Tapi kedua mata miliknya yang sangat penasaran tak berhenti memindai tiap sudut ruangan.
Ruangan butik langganan sang eomma ini lumayan luas, terdiri dari dua ruangan tanpa sekat.
Ruang paling besar berisi pakaian dan aksesoris yang ditata rapi sedemikian rupa, dengan perpaduan tembok polos dan interior minimalis yang sebagian besar berwarna putih gading.
Sedangkan seperenam bagian tembok di ujung selatan ditempel dengan wallpaper abu-abu terang dengan aksen garis, sebagai penanda ruang lain dengan fungsi yang berbeda.
Tepatnya sebagai salon kecantikan.
Ada cermin yang memanjang berhiaskan lampu LED putih di sekitarnya, dengan meja kayu sepanjang cermin.
Terdapat lima buah kursi yang diletakkan sejajar dengan jarak yang sama, lalu sebuah sofa krem berbentuk L tak jauh dari kursi paling kanan.
Sofa itu biasanya digunakan oleh Lucas ketika menunggu sang ibu berkeliling.
Pun saat ini, ketika ia sedang menunggu Yuqi yang tengah dirias.
Ia duduk di pojok sofa, dengan kedua tangan yang tak pernah lepas dari lengan Yuqi.
Membuat Yuqi jengah karena tangan besar itu tak berhenti bergerak sehingga membuat tubuhnya ikut bergerak dan menganggu kinerja staf yang tengah meriasnya.
"Kalian romantis sekali, ya.."
Yuqi malu menatap perias cantik di depannya yang lagi-lagi tersenyum menatap tubuhnya kembali bergerak karena ulah Lucas.
Membuatnya menarik tangan Lucas kencang, berusaha melepasnya.
"Bisa diam tidak!"
Namun usahanya tidak berhasil karena lengan besar Lucas mengandung otot yang lebih banyak dari lengannya sehingga hanya satu tangan yang berhasil lepas.
Sementara tangan yang masih tersisa melorot turun, membentangkan jari-jarinya dan memasuki celah-celah jemari Yuqi, lalu menggenggamnya erat.
Jantungnya yang hendak berdetak kencang ditahan oleh emosi Yuqi yang lebih mendominasi di suasana saat ini.
Lagian, meski mengetahui kalau dirinya penakut, Lucas malah sok-sokan menjadi detektif dengan menatap tiap sudut ruangan dan melaporkan keanehan demi keanehan yang dilihatnya pada Yuqi.
Seperti lengan jas yang bertangan, rok plisket berkaki, sampai nenek-nenek berbaju hanbok lusuh yang berdiri di depan kaca, dilaporkan sedemikian detilnya kepada Yuqi.
Yang tentu saja sudah diketahui olehnya.
Ia terlihat seperti anak-anak yang baru pertama kali berkunjung ke museum dan takjub dengan semua patung yang ada di sana.
Sebenarnya ia tidak masalah kalau saja Lucas mengamati sendiri tanpa menganggunya.
Namun kenyataannya, Lucas memegang tangannya erat-erat karena ketakutan setiap melihat wujud non-manusia yang ia temui lalu heboh sendiri setelahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOUR EYES | Lucas X Yuqi
FanfictionLucas yang sering kesurupan dan Yuqi yang berteman dengan hantu. 👣 Bahasa baku Alur santuy Slow Update