29. Eyes

131 25 19
                                    

Yuqi terus memperhatikan bangku kedua lewat spion di samping atas kirinya.

Mulanya ia mencoba fokus pada replika kelinci dari kartun rabbids invasion yang bergelantung di bawah spion.

Gantungan yang semula diam di kunci pintu kamar, sekarang menemaninya kemanapun ia pergi.

Ralat; kemanapun Lucas pergi. Karena ini mobil Lucas.

Segiat apapun otaknya mengabaikan boneka itu, matanya malah mengerjakan yang sebaliknya.

Benar kata orang-orang, semakin dilarang semakin membuat penasaran.

Bahkan meski ia tahu boneka yang membuatnya penasaran itu akan membawa kesialan.

Boneka rajutan yang masih direnungkan Yuqi tentang motif sang pemberi.

Bukannya ia tak bersyukur. Ia sungguh merasa bahagia dengan fasilitas yang diberikannya sekarang.

Hidup di kota.

Kuliah seperti gadis pada umumnya.

Dan kebebasan.

Poin terakhir yang membuatnya merasa berhutang budi pada Nyonya Huang dan suaminya, dulu.

Ya, dulu. Sekarang hutang budinya pada Tuan Huang sedikit mengabur.

Terlebih lagi menatap boneka rajut pemberian beliau yang menghasut akalnya untuk berpikir negatif.

Tampilannya memang terlihat biasa saja.

Benang rajut warna krem muda yang dipintal sampai berbentuk kelinci, kemudian dibuncitkan perut dan pipinya dengan dakron.

Tampak seperti boneka pada umumnya yang nyaman dipeluk dan ditimang.

Namun sorot matanya berbeda.

Yuqi memutus tatapannya dengan mata hitam boneka sembari memikirkan perkataan sang nenek kala ia membawa pulang teddy bear sebesar tubuhnya dari rumah Bibi Han.

"Omona, padahal mereka suka boneka, lho," nenek mengatakannya sambil bersandar di pintu kamar yang terbuka.

Yuqi yang hendak mendudukkan bonekanya di tepi kasur langsung berhenti.

"Coba saja semalam. Entah itu tangan bergerak, pindah tempat, atau bahkan bisa bicara..."

Pelukan Yuqi pada boneka beruang itu perlahan melemah, juga pikiran untuk menyimpannya di kamar sebagai mainan.

Namun sesuatu dalam dirinya memberontak, mengatakan pada dirinya sendiri bahwa boneka itu menggemaskan; tampak menyenangkan untuk diajak main.

Nyonya Song yang melihat Yuqi masih bergeming memicingkan mata, memikirkan cerita yang lebih seram untuk menggodanya.

"Sashil, boneka itu mudah dirasuki dari matanya.."

Yuqi yang kebetulan sedang bersitatap dengan sang boneka langsung tersentak takut.

Dilemparkan dengan kuat bonekanya ke belakang, melompat masuk ke dalam selimut, dan berencana tidur panjang tanpa makan malam.

Ia sungguh tak habis pikir pada tutorial menakut-nakuti bocah tujuh tahun ala neneknya.

Tapi setelah dipautkan pada situasi detik ini, perkataan sang nenek ada benarnya juga.

Mata boneka itu nampak hidup.

Yuqi menggigit kuku telunjuknya, berusaha menghadapi suasana mobil yang seketika berubah mencekam.

Lucas yang tak kunjung keluar gedung makin menaikkan kadar cemasnya.

YOUR EYES | Lucas X YuqiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang