35. Terbuka

50 7 15
                                    

Yuqi menatap pintu kemudi mobil yang telah terbuka itu dengan penuh keraguan.

"Kamu yakin kita...masuk?"

Lucas menganggukkan kepalanya mantap.

"Geurom. Jib-e an ga?"

Sebelum kaki panjang Lucas sempat masuk, Yuqi menggagalkan aksinya dengan menarik lengan Lucas untuk kembali berpijak di tanah yang sama dengannya.

"Andwae."

Lucas mengerutkan dahinya sampai muncul sebuah garis samar, lalu menatap Yuqi yang juga mengerutkan dahinya sampai dua baris.

"Wae? Kamu ingin menyetir?"

"Ani."

Sekelebat suara knalpot motor yang terdengar renyah karena dimodifikasi mengalahkan suara lirih Yuqi.

"Kamu ingin...naik motor?"

"Aniya."

Dua orang manusia lewat di belakang mereka, tengah membandingkankan dan menyombongkan kelebihan grup bola kesukaan masing-masing.

"Kamu ingin...jalan kaki?"

"Aniya...geugeon aniya."

Lewatlah seorang satpam dan pria paruh baya yang tengah kewalahan membawa satu orang anak kecil yang tengah tantrum, diikuti ibunya yang panik di belakang.

Membuat Lucas menatap Yuqi ragu-ragu.

"Kamu ingin...digendong?"

"Ani- bicara apa kau ini?!"

"Geureom wae?"

Yuqi yang masih menunduk kemudian menatap Lucas dengan dahi yang nampak makin mengernyit, sampai tiga buah baris lurus tercetak di sana.

"Igeon eotteokhae?"

Tangan Yuqi berusaha meneruskan tugas yang masih belum terselesaikan sejak tadi.

Melepaskan kancing baju Lucas yang menyangkut pada lengannya, lalu melepaskan tangan yang sedari tadi terus bertengger di sana.

Yang tentu saja tidak mungkin dilakukan di dalam mobil dengan saling berhimpitan.

Lucas kemudian menutup pintu kemudi sambil memikirkan cara menyelesaikan masalah kecil mereka.

Masalah kecil yang membuat lengannya jadi pegal karena selama dua jam penuh digelendoti oleh tangan Yuqi.

Bukan karena tangan Yuqi yang berat -tangannya tentu saja ramping dan ringan, melainkan berbagai macam variasi cubitan Yuqi yang entah mengapa berubah menjadi sarana komunikasi Yuqi.

Cubitan kecil yang singkat menandakan ia sudah terlalu lama menyapa orang; saatnya mengakhiri perbincangan mereka.

Cubitan kecil yang cukup panjang menandakan bahwa ia ingin pindah tempat; yang sebagian besar tujuannya adalah meja hidangan.

Cubitan besar dengan seluruh tangan adalah bentuk reaksinya terhadap makanan.

Cubitan-cubitan itu terjadi terus menerus sampai kemungkinan besar kulit lengannya mengalami kemerahan.

Tapi ia bersyukur masih bisa meluruskan dan menekuk sikutnya.

Tidak seperti Yuqi yang harus terus menekuk lengannya selama dua jam.

Selama dua jam sebab perjanjian sang eomma yang tadinya hanya satu jam, menjadi berlipat ganda karena sang tamu kehormatan baru datang ketika satu jam mereka akan selesai dalam lima menit lagi.

YOUR EYES | Lucas X YuqiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang