37. Hotel

47 7 15
                                    

*disclaimer: ini adalah chapter kedua yang aku update hari ini. Karena pas apdet chapter sebelumnya wp ku mendadak error, takutnya notifnya ga sampai ke kalian. So jangan lupa cek garis tiga kanan atas ya gaiss |||

Thank you everyone
Have a nice reading time~

👣

"Nde."

Pernyataan sang resepsionis mengejutkan wanita bersanggul rapi di depannya.

Sang pelanggan kamar suite 701 itu lalu mencondongkan separuh tubuh bagian atasnya untuk kembali memastikan.

"Lucas Huang maja?"

Sang resepsionis menjawabnya dengan senyum manis yang sedikit sinis.

"Majayo."

Senyum khas yang dikeluarkannya ketika menjumpai cikal bakal peristiwa menggemparkan.

Berdasarkan pengalaman selama dua tahun lebih sebagai resepsionis, ia tahu betul keadaan macam apa yang mungkin sedang terjadi.

Hingga membuat pelanggan itu terkaget-kaget menutup mulutnya.

"Omo sesange.."

Dilihat dari tata tubuh yang mewah elegan, ia berasumsi kalau pelanggan ini adalah istri saudagar ibu kota yang berlimpah harta.

Dari sanggul rambut buatan salon, kulit penuh perawatan, gaun desain khusus buatan butik, dan kacamata model terbaru yang elegan.

Hanya ponselnya yang terlihat kontras; iphone keluaran tahun sekian dengan temper glass yang telah retak di beberapa bagian.

"Kenapa tidak memberitahuku?"

Sang pelanggan mengerucutkan bibir dan menghentakkan kaki kanannya.

Membuat sang resepsionis kembali tersenyum.

Bisa dipastikan wanita cantik ini datang kemari untuk memergoki suaminya bermain mata dengan perempuan lain.

Meskipun kejadian kali ini nampaknya tidak akan seriuh dan sedrama sebelumnya.

Tepatnya kejadian dua hari yang lalu ketika seorang perempuan datang menanyakan kamar suaminya dengan membawa mertua beserta keluarga besarnya.

Menariknya, diantara beberapa keluarga besarnya, terdapat seorang biksu dan seorang polisi.

Masing-masing lengkap dengan pakaian dinas mereka.

Membuat manajer sendiri yang turun tangan untuk menangani kegaduhan mereka.

Sang polisi langsung sigap mengeluarkan tanda pengenalnya dan mengumandangkan narasi kepentingan penyelidikannya ketika sang manajer menolak memberitahukan privasi sang pelanggan.

Yang mau tidak mau akhirnya dilakukan setelah beragam negosiasi dengan sang manajer.

Begitu melihat nama pelanggan kamar 305 yang sesuai dengan nama saudara mereka, rombongan itu tampak kaget dengan berbagai cara.

Dua orang pasangan tua menangis terkejut, ditenangkan oleh wanita berbaju piyama yang berdiri di sampingnya.

Ada pula yang berteriak marah, berkata kasar hingga membuat beberapa orang staf menjauh.

Sedang sang biksu sibuk merapalkan doa.

Namun sang istri yang berdiri paling depan sebagai pemimpin barisan malah terdiam tenang.

Berangkatlah rombongan itu menuju kamar yang dituju, diikuti beberapa staf yang kepo akan kejadian itu, termasuk dirinya.

Dan benar saja.

YOUR EYES | Lucas X YuqiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang