"Ireohke?"
Lucas nampak ragu dengan perintah aneh Yuqi.
"Eo, lanjutkan."
Lucas mengambil sejumput garam dalam wadah yang dipegang tangan kirinya.
Kemudian ditatapnya pintu masuk berbahan kayu dan bercat putih di depannya.
Hendak meminta ijin sebelum menaburkan garam di sekitarnya.
Telunjuk kanannya yang telah menjulur hanya bergeming, menahan butiran garam yang hampir jatuh.
Masih meyakinkan diri dengan kegiatan mengotori lantai demi keselamatan dirinya.
Yuqi yang mengawasi dari pintu kamar jadi gemas sendiri.
Dilangkahkan kakinya mendekat dan dirogoh segenggam garam dalam wadah yang dipeluk Lucas.
Kemudian menaburkan isinya dari depan pintu lurus ke kanan mengikuti alur tembok.
"Babwa, ireohke, ireohke.."
Lucas memperhatikan satu per satu butiran itu jatuh mengotori lantai.
Ada yang jatuh berbaris rapi seperti kawan-kawannya, ada pula yang menggelinding ke arah lain.
Ketika setengah isi genggaman telah jatuh, Yuqi mendadak merasa mual lagi.
Perutnya bagaikan diaduk-aduk oleh spatula tak kasat mata.
Sebelum isi perutnya tumpah, ditaruhnya sisa garam di tangannya ke dalam wadah kemudian membersihkan sisanya di wastafel.
Untungnya isi perutnya hanya naik hingga tenggorokan bawah, tak sampai memaksa keluar.
Salahnya sendiri memegang garam pengusir hantu ketika dalam tubuhnya masih tersisa jejak hantu.
Astaga.
Setelah banyak menyaksikan seseorang kesurupan dan bertanya-tanya mengenai tubuh mereka, ia akhirnya mengalaminya sendiri.
Semalam, di rumah orang tua Lucas.
Lucas masih terdiam melihat Yuqi yang lemas bertumpu pada wastafel.
Gwaenchana?
Itu kalimat yang direncanakan otaknya untuk disampaikan bibirnya.
Namun masih tertahan dalam gerahamnya, hanya mengintip tak mau keluar.
Ketika Yuqi hendak menoleh, Lucas segera menaburkan garamnya mengikuti garis yang ditinggalkan Yuqi.
Entah mengapa tak ingin ketahuan kalau ia sedang memperhatikan Yuqi.
"Eo, lanjutkan ke semua bagian rumah. Aku- WLEK!"
Yuqi menutup mulutnya dan berlari menuju toilet.
Membuat butiran garam yang mendarat dari tangan Lucas terhenti.
"Kau muntah?" Tanya Lucas sedikit berteriak.
Dijawab oleh gaungan suara muntah-muntah dari toilet utama.
Yuqi beneran sakit, kan? Benar-benar kedinginan, kan?
Ani, bukannya Lucas sarkas; tak percaya, atau bagaimanapun penyebutannya.
Tapi pertanyaan Eomma dan Appa tadi pagi membuatnya mempertanyakan semua hal.
Suasana meja makan berubah tak nyaman setelah ia mengantarkan tiramisu ke kamar Yuqi.
Eomma dan Appa yang memandanginya, dan Lucas yang melahap sepotong telur gulung.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOUR EYES | Lucas X Yuqi
FanfictionLucas yang sering kesurupan dan Yuqi yang berteman dengan hantu. 👣 Bahasa baku Alur santuy Slow Update