24. Bisa

129 28 8
                                    

"Shuhua?"

Yuqi menganggukkan kepalanya seirama dengan jentikan jarinya pada setir mobil.

"Chingu?"

"Yep."

"Geureom, yeppeun-ssaem itu..?"

"Dia menamainya sendiri."

Yuqi memutar setirnya ke kanan menuju jalan pintas.

Kata Bibi Han lewat jalan biasa pasti akan menyita waktu karena ada kemacetan.

Jadilah ia memutar lewat belakang pasar.

Terkadang ia melewati jalan ini jika ada perbaikan jembatan atau ramainya jalan raya.

Atau kala ingin sekedar menikmati cuaca.

Hampir separuh jalan dihiasi dengan pematang sawah dan langit bersih tanpa awan.

Ada juga sepetak tanah berisi ribuan bunga matahari dekat perkampungan.

Yang memanjakan mata dengan perpaduan hijaunya padi dan birunya langit.

Membawa kembali masalah yang telah dilupakan.

Sebenarnya bukan masalah besar, sih.

Kebetulan saat ponselnya ada di Lucas, Shuhua menelpon.

Lucas pikir itu adalah dosen, jadi diangkatlah telepon itu.

Shuhua menanyakan 'siapa ini' dan Lucas menjawab sepupunya.

Padahal Yuqi pernah bercerita pada Shuhua kalau ia tak punya sepupu laki-laki.

Berakhirlah panggilan itu setelah Shuhua terdiam lama.

Yuqi yakin Shuhua tak ingin repot-repot menanyakan lebih jauh.

Yang jadi masalah adalah dua kali ditolaknya panggilan Yuqi sesaat sebelum menghidupkan mesin mobil.

Membuat pikirannya otomatis mencetak berbagai skenario buruk.

"Wae? Apa Shuhua marah?"

Yuqi terkesiap mendengar pikirannya yang disuarakan oleh Lucas.

"Aniya, aniya."

Yuqi membalas pertanyaan Lucas sekaligus menampik pikirannya sendiri.

Hampir saja mereka menabrak pembatas jalan kalau saja Lucas tak menyadarkannya.

Ia putuskan membuang jauh-jauh pikiran itu dan fokus mengemudi.

Sepuluh menit kemudian tibalah mereka di pekarangan milik Bibi Han.

Dibawalah keranjang kentang dan bawaan Lucas ke sisi kanan pekarang, tempat tinggal sang pemilik.

"Omona! Omona!"

Bibi Han menutup mulut tak percaya melihat Yuqi dan Lucas datang dari arah kebunnya.

Yuqi segera memeluk sang Bibi.

Menikmati kehangatan dan aroma tubuh yang lama tak dijumpainya.

Lucas mengambil alih barang bawaan Yuqi setelah menaruh bawaannya sendiri di dekat pintu.

Mereka kemudian berbincang hangat sambil menikmati teh barley bawaan Lucas.

Hampir setengah jam Yuqi berhasil mengusir pikiran negatif itu, sebelum dering telepon dari Shuhua mengungkitnya.

Diangkatnya telepon itu sambil melangkah keluar.

Meninggalkan Lucas dan mata canggungnya yang mengikuti punggung Yuqi sampai menghilang di balik tembok.

YOUR EYES | Lucas X YuqiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang