"Tay! Sebentar lagi Natcha akan menjadi ibumu. Berbicaralah dengannya supaya kau terbiasa" kata ayahnya.
Tay menghela nafas. Dia sama sekali tidak mau berbicara dengan Natcha. Bagaimana dia bisa memanggil wanita itu dengan sebutan ibu? Umur mereka pun hanya beda 10 tahun. Bagaimana dengan sebutan tante? Mungkin itu akan lebih nyaman untuk disebut.
"Panggil senyamanmu saja. Saya tidak keberatan dengan panggilan tante." Wanita itu tersenyum kepada Tay.
Tay hanya mengangguk kaku.
Penampilan Natcha dengan mendiang ibunya Tay sangat berbeda. Natcha lebih terlihat seperti tante-tante girang, sedangkan ibunya Tay lebih terlihat seperti wanita karir biasa.
Dengan dress yang nge-press ke badan menglihatkan lekuk tubuhnya. Seperti ingin ke klub malam, pikir Tay. Apa yang akan teman-temannya pikirkan setelah melihat mama tirinya. Tay tidak bisa membayangkannya.
Ayahnya menatap tajam Tay dan berbisik, "bersikaplah baik besok saat pesta berlanjut. Jangan berbuat yang aneh-aneh. Saudara-saudaramu dan rekan bisnis ayah akan datang."
"Kalau tidak bisa diam, uang jajanmu akan dipotong."
Tay tertawa pelan. Apa? Uang jajannya akan dipotong? Tenang, uangnya juga masih banyak. Bersikap baik? Tentu Tay akan bersikap baik dengan para tamu. Datang ke pernikahan ayahnya aja dia tidak mau.
Pernikahannya akan dibuat megah. Menyombongkan harta saat pernikahan itu pernting dikalangan elit seperti mereka. Ini hanya sekali seumur hidup, walaupun ayahnya sudah pernah menikah hehehe.
Tay Lelah seharian karena harus bersiap-bersiap untuk besok, pernikahan ayahnya dengan Natcha. Karena kelelahan, Tay memutuskan untuk pergi minum di bar milik teman lamanya.
"Tumben ke sini sendirian. Biasanya juga bawa Off sama Singto" ucap Gunsmile, teman lama Tay.
Dulu mereka satu SMA. Gunsmile memutuskan untuk tidak melanjutkan kuliah dan membuka bar didekat rumahnya untuk membantu ekonomi keluarga.
"Mau gw pesenin kamar?"
Tay menggelengkan kepalanya dan menyenderkan badannya ke kursi. "Enggak deh. Udah enggak main gituan lagi gw. Tobat dong."
"Halah tobat-tobat. Mana ada seorang Tay Tawan bertobat."
Mereka berdua tertawa. Sambil berbincang dan bertukar cerita, Tay memesan minuman berakohol. Rencananya adalah untuk minum sedikit saja, tidak sampai mabuk. Tetapi secara tidak sadar Tay sudah menghabiskan banyak minuman.
"Heh dah berhenti minumnya. Udah banyak banget lo minumnya. Nape lu sampe mau minum banyak gini? Biasanya lo juga susah mabok" ucap Gunsmile sambil merapikan gelas-gelas yang ada di depan Tay.
"Capek heg kangen heg sakit heg" ucap Tay setengah sadar sambil cekugan.
Gunsmile berfikir sebentar. Mencerna apa yang barusan Tay ucapkan. Apa kangen? Sakit? Apa tuh? Emang pernah yah Tay sakit hati? Kayaknya sih belum pernah...
"Woy yang bikin lo sakit hati gini siapa njir? Emang lo lagi jatuh cinta yak? Wah..."
Sudah tidak lagi terdengar suara Tay. Dia sudah tepar di meja, akan sulit untuk Gunsmile membawanya pulang.
Gunsmile memutuskan untuk menghubungi siapa saja dari kontak Tay. Karena bingung harus menghubungi siapa, dia mencari nama yang paling atas. Pikirnya nomor itu yang paling sering Tay hubungi.
Butuh waktu yang cukup lama untuk diangkat. Waktu Gunsmile ingin membatalkan panggilan, pemilik nomor mengangkatnya.
"Ngapain lo hubungin gw malem-malem gini hah? Bukannya gw udah bilang jangan hubungin gw lagi?" tanya pemilik nomor itu.
"Maaf sudah menggangu malam anda, tetapi teman saya sudah terlalu mabuk untuk balik. Boleh datang ke bar saya untuk mengantarnya pulang? Saya akan memberi alamatnya."
"Bikin ribet aja tuh anak satu. Yaudah saya ke sana sekarang. Makasih ya."
--------------------------------------------------------------------------
menurut kalian yang ditelefon siapa yah? kayaknya udah ketauan sih.
kalau kalian ada pertanyaan atau ide bisa di komen ya.
jangan lupa untuk vote :)
hope you guys like it <3

KAMU SEDANG MEMBACA
The Player and The Hot-headed
FanficTay yang dicap sebagai fuckboy di kampus bertemu dengan seseorang yang tidak pernah berniat membuka hatinya untuk siapapun. Apakah Tay akan berubah 180 derajat dengan adanya keberadaan New? "Can I have a chance?"