Pagi ini Tay sudah siap ingin menjemput kekasihnya. Dengan seragam yang berantakan dan rambut yang belum disisir. Inilah Tay setiap harinya, berpakaian seperti tidak pernah dirawat.
Tay menyukai berpakaian seperti ini karena pasti sebelum mulai kelas New akan selalu memarahi Tay dan merapihkan seragamnya. Dia suka dengan muka marah New karena mukanya yang selalu memerah seperti balon ingin pecah. Menurut Tay itu lucu dan menggemaskan.
Tay sekarang sedang menuruni tangga untuk langsung pergi menjemput New. Tetapi sebelum dia melangkahkan kakinya keluar rumah, ayahnya menghampiri Tay untuk mengajaknya sarapan terlebih dulu Bersama Natcha.
Ya, sudah lewat seminggu mereka menikah dan Natcha tinggal di rumah ini. Ayahnya selalu menyisakan waktu untuk sarapan Bersama, tetapi Tay selalu menghindar. Ayah Tay hanya bisa memaklumi anaknya itu.
Natcha selalu memasak di rumah kalau tidak ada jadwal kerja. Dia suka membantu di dapur dan kadang-kadang membersihkan rumah.
Selama seminggu itu, Natcha selalu berusaha untuk berbicara kepada Tay tetapi Tay hanya menjawab seadanya.
"Tay ayo makan dulu sebelum berangkat. Ayah tau kalau kamu belum makan tadi malam" ucap Theeradej.
"Enggak usah. Enggak laper" jawab Tay sambil memakai sepatunya.
Natcha berlari kecil ke arah Tay dan menyodorkan kotak yang dihiasi dengan pita kecil berwarna merah. "Tunggu dulu! Tante kemarin buat kue banyak. Ini kamu kasih ke New sama mamanya ya."
Tay menatap kotak itu sebentar dan mengambilnya. Dia melangkah keluar tanpa mengucapkan apa pun."
Tay tau dia berlebihan tetapi dia masih belum bisa, belum bisa menerima keadaan walaupun sudah lewat seminggu. Yang membuatnya senang saat ini adalah hanya kekasihnya, New Thitipoom.
"Gimana sih! Lo kalo mau belajar tuh yang rapih! Bukan kek yang suka kluyuran gini Tay! Ish kesel deh udah gw bilangin tetep aja enggak berubah!" ucap New kesal dan muka yang memerah dan pipi yang mengembung seperti balon.
Tay hanya bisa tertawa dan merapihkan bajunya nurut kepada New. "Iya sayang ini udah aku benerin. Udah ya jangan marah-marah gitu. Muka kamu udah kek mau pecah itu."
New mendengar jawaban Tay nambah kesal dan memukul lengan kekasihnya itu. "AUAH KESEL!" New menghentakan kakinya dan berjalan mendahului Tay yang masih merapihi seragamnya.
''Sayang kok tega sih ninggalin akuuu." Tay selesai merapikan seragamnya dan berlari mengikuti pacarnya yang kesal dengannya.
"Weh! Weh! Weh! Baikain lo pada ya?" tanya Off sambil merangkul Pundak Gun.
Tay hanya mengangguk dan menarik New untuk duduk di sebelahnya.
Mereka sedang di kantin kampus untuk mengisi perut mereka. Off yang seperti biasa bermesraan dengan Gun dan Krist yang sedang membantu Singto mengerjakan tugasnya.
Tay mengusap kepala New. "Mau makan apa? Biar aku yang beli."
"Mau makan bakso sama teh tawar hangat ya" jawab New sambil memainkan ponselnya.
Tay mengangguk dan berjalan ke arah penjual bakso.
"New lo udah ngerjain tugas dosen galak belum?" tanya Krist
"Udah dong! Kan gw anak yang yang rajin" sombong New.
Mereka sedang asik berbicara dan bertukar cerita tiba-tiba ada yang menginterupsi mereka. "Tay mana?" tanya cewek yang sudah menginterupsi mereka.
"Lah kok tanya saya kan saya ikan" jawab Gun sambil tertawa.
Cewek itu hanya memutarkan bola matanya malas.
"Ngapain lo ke sini?" tanya Tay dari belakang cewek itu.
Senyum cewek itu mengembang setelah mendengar suara Tay. "Tayyyy, mau makan bareng?"
Tay tidak menjawab cewek itu dan duduk di samping New. "Nih bakso kamu. Aku suapin yah."
"Lo kira gw anak kecil apa!" jawab New kesal dan mulai memakan baksonya.
"Namtan, kalau lo di sini cuman mau cari ribut doang mending lo pergi deh!" ucap Singto kesal.
"Ya terserah gw dong! Kok lo yang ngatur? Kan gw ngomongnya sama Tay bukan lo!" jawab Namtan sambil melototi Singto.
"Gile matanya sampe melotot gitu serem ah. Awas matanya copot." canda Off.
Namtan berjalan ke arah Tay dan memeluknya dari samping. New yang melihat itu pun langsung berdiri dan menumpahkan kuah bakso ke arah Namtan yang mengenai badannya. Untungnya Tay tidak terkena kuah panas itu.
"AKHH PANAS ANJING! APA-APAAN LO!" marah Namtan kepada New.
New tertawa pelan. "Oops enggak sengaja gw. Kirain tadi ada kucing berantem eh ternyata salah. Gatel banget sih jadi cewek. Cowok gw anjing lepas enggak usah peluk-peluk!"
Namtan menampar pipi New dan berlari keluar, diliatin banyak mahasiswa lain yang sedang makan di kantin.
Tay melotot dan langsung mengusap pipi New. "Eh sakit enggak?"
"Gilaaa sahabat gw keren banget. Mama bangga padamu nak!" ucap Gun merangkul punggung New.
-----------------------------------------------------------------------------------------
kalau kalian ada ide bisa komen yaa
jangan lupa vote :D
hope you guys like it <3
KAMU SEDANG MEMBACA
The Player and The Hot-headed
Fiksi PenggemarTay yang dicap sebagai fuckboy di kampus bertemu dengan seseorang yang tidak pernah berniat membuka hatinya untuk siapapun. Apakah Tay akan berubah 180 derajat dengan adanya keberadaan New? "Can I have a chance?"