Yeri dengan kepala yang bergerak ke kanan dan ke kiri terus memperhatikan sekitarnya dengan mata yang di lebarkan secara maksimal. Sudah pukul 14.05, menurut pesan singkat yang Yeri terima 3 menit lalu, Jeka sudah akan sampai di halte bus tempat Yeri bernaung saat ini.
"Mana? Nggak mungkin nyasar kan?" Gumam Yeri dengan manik yang masih meneliti tiap motor yang melewatinya.
Salahnya juga tidak bertanya kendaraan apa yang Jeka kendarai. Pertemuan kemarin Jeka menghampiri dan mengantarnya pulang dengan berjalan kaki karena jarak antara kosan dan kampus Yeri amat dekat. Dan pertemuan kedua mereka Yeri lupa menanyakan mode transportasi apa yang digunakan Jeka.
"Apa dia naik angkot?" Gumam Yeri masih pada dirinya sendiri.
"Atau dia naik ojek?"
Sebuah tepukan dan sapaan Hei berhasil menyentak kesadaran Yeri yang sedang asik bergumam.
Menoleh kearah belakang dengan cepat, Yeri menunjukkan raut kesalnya karena kehadiran mendadak Jeka.
"Nggak usah ngagetin. Aku kaget Kak!" Keluh Yeri dengan satu tangan yang menangkup di depan dada.
"Maaf— maaf, habis wajah kamu gemesin banget. Nyariin aku ya?" Balas Jeka dengan polosnya.
"Iya!"
Kekehan lalu kembali tergulir dari celah bibir Jeka.
"Nggak usah ketawa deh!"
"Kamu lagi sinis aja tetep gemesin ya." Ujar Jeka yang lagi, dengan santainya mengusap pipi kanan Yeri dengan lembut.
Yeri yang terkaget karena kontak fisik yang Jeka lakukan merasakan seluruh tubuhnya membeku dengan kerjapan mata yang cepat.
"Panas ya, kamu sampai keringetan gini."
Ya Alla ya Rob! Tolong, sisakan kewarasanku! Jerit Yeri di dalam hati ketika dengan lagi dan lagi dengan santainya mengusap setitik peluh di dahi Yeri.
"Yuk, kita berangkat sekarang." Ajak Jeka yang siap menautkan tangannya ke tangan Yeri.
"Naik kereta aja."
Jeka menoleh cepat dengan kening yang berkerut.
"Iya, naik kareta aja biar adem." Lanjut Yeri lagi.
"Tapi disini nggak ada kereta Yeri." Balas Jeka masih dengan kerutan di keningnya. "Aku bawa mo—"
"Ya udah naik angkot aja biar seru!" Sambar Yeri lagi cepat.
Bisa gila gue kalo milih naik taxi. Otak gue mulai nggak waras nih!
"Tapi kamu kepana—"
"Nggak, nggak panas kok. Tadi ketumpahan air minum aja." Sanggah Yeri lagi. "Ayo! Tuh angkotnya!" Lanjut si perempuan sebelum melambaikan tangannya pada angkutan umum berwarna biru yang semakin mendekat.
Dan tanpa menunggu respon lain dari Jeka, Yeri membawa tubuhnya naik lebih dulu.
Jeka yang tak sanggup memberikan penolakan akhirnya dengan pasrah mengikuti perempuan yang sudah menduduki space kursi kosong di dalam angkutan umum.
"Kenapa kamu mau naik ini?" Tanya Jeka ketika angkutan yang mereka naiki kembali berjalan.
"Ya emang kenapa?" Balas Yeri tanpa berusaha menolehkan kepalanya pada Jeka yang malah menumbuk tatapannya kearah si perempuan.
"Nggak apa-apa." Balas Jeka tak ingin memperpanjang perdebatan.
Si pria lalu kembali memperharikan perempuan yang duduk disebelahnya dengan raut wajah yang tertekuk samar.
KAMU SEDANG MEMBACA
tale
Fanfictiontale /tāl/ noun a fictitious or true narrative or story, especially one that is imaginatively recounted. Gambar berasal dari pinterest.