Yeri yang kecanggungannya sudah bergumal di ujung lidah tak mampu melakukan apapun kecuali berdiri serapat mungkin dengan Jeka. Sudah terlewat 20 menit dari awal kedatangan mereka, dan sudah selama itu pula mereka tetap menjadi pusat curi-curi pandang. Tak ada yang berani bertanya karena mereka merasa tak terlalu dekat dengan Jeka, dengan Mingyu yang murah senyum mungkin ya, tetapi tidak dengan Jeka dan Gyeom yang cenderung diam jika bukan dengan orang terdekat.
"Yer, ikut yuk. Habis ini kita mau mampir dulu ke tempat bagus untuk ngemil malam." Ujar Mingyu tiba-tiba. "Nggak lama kok. Kata Jeka juga kamu—"
"Lo!" Sela Jeka dengan sinisnya.
"Sorry, sorry. Maksudnya lo juga baru kuliah lagi Jum'at kan? Kita harus cobain helikopternya si Jae." Lanjut Mingyu dengan semangatnya. "Emang anjing itu anak, bilangnya sama gue belum ada yang ngasih helicopter. Ternyata dia minta juga dari lo."
Yeri yang tengah berusaha menyambungkan informasi-informasi dari Mingyu terdiam dengan kening yang semakin berkerut dalam.
Helicopter? Jangan bilang helicopter beneran?
"Kan beda ya anjing! Gue minta sama lo yang spec nya dibawah yang gue minta dari Jeka! Bersyukur loh gue nggak minta private jet." Sela Jae dengan nada yang acuh dan santai.
Wait— what? Apa gue salah denger? Ini gimana sih maksudnya?
"Ya iya sih. Ya udah yang penting udah gue beliin sesuai yang lo mau." Balas Mingyu dengan santainya.
"Yeri.." panggilan lembut dan pelan dari Jeka berhasil menyadarkan Yeri yang masih sibuk tenggelam dalam lamunannya.
"Mau minum sesuatu yang lain? Atau ngemil yang lain? Tadi kamu cuma cobain choco puff aja." Lanjut Jeka bertanya setelah Yeri menoleh sepenuhnya.
"Ya elah bro! Ngomong sama kita pakainya mode raja hutan, kok ngomong sama Yeri di lembut-lembutin!"
"Berisik!" Sentakan dari Jeka hanya dibalas kekehan oleh Mingyu juga Jae.
"Jadi, ikut kan Yer?" Jae kembali melayangkan tanya. "Tenang, lo supirin Jeka kok. Dia juga punya lisensi untuk nerbangin helicopter dan pesawat jet."
"Kamu punya?!" Jeka mengangguk dan gagal mengeluarkan suara ketika Gyeo ikut menyela.
"Ya kali nggak punya Yer. Cowok lo ini agak aneh, dia lebih suka ngemudiin kendaraan sendiri ketimbang di supirin kalo lagi ada urusan luar kota atau negeri." Yeri yang belum pulih juga kekagetannya semakin dibuat terbengong mendengar selaan Gyeom.
"Tumben juga tuh kemarin dia mau di supirin pas mampir ke LA. Kata Joon sih dia sibuk main hp di sepanjang perjalanan. Pasti berkabar sama lo kan Yer?" Mingyu menambahkan informasi.
"Yeri gemesin banget ya kalo lagi mikir."
Dan bunyi pertemuan antara telapak tangan Jeka dengan belakang kepala Gyeom terdengar nyaring hingga berhasil membuat perkumpulan mereka semakin di perhatikan dengan intens.
"Anjing! Sakit, gila! Lo mah kepelaknya beneran!"
"Lagi lo juga ngada-ngada aja Gyeom. Tau sepupu lu lagi bucin, masih aja godain dia." Sambar Woocha yang lebih banyak diam sejak tadi.
"Ya abis seneng anjing. Baru ini aja gue lihat Jeka begini, biasanya kan dia cuek bae." Balas Gyeom dengan bahu yang ikut terangkat acuh.
"Sana pergi. Ini acara ulang tahun lo kalo lo lupa." Usir Jeka sebelum Jae ikut dalam perbincangan acak.
"Ya elah, iye. Gue ke depan deh." Balas Jae yang juga tak mungkin mengabaikan temannya yang lain. "Nikmatin ya Yer, nanti kita perginya setelah acara ini selesai." Pamit Jae pada Yeri dengan tambahan satu senyum berdimple.
KAMU SEDANG MEMBACA
tale
Fanfictiontale /tāl/ noun a fictitious or true narrative or story, especially one that is imaginatively recounted. Gambar berasal dari pinterest.