Selesai dengan pemeriksaan yang Yerim jalankan di salah satu klinik—sengaja Joohyun pilih agar tidak tertangkap media, kedua Kim bersaudara itu melangkah keluar dari ruang pemeriksaan.
"Kalau begitu, aku duluan eonni." Bisik Yerim.
"Hati-hati, kabari kalau sudah sampai ya." Balas Joohyun dengan bisikan pula.
"Jingoo, tolong ambil antrian obat untuk Yerim." Sambung Joohyun dengan menyodorkan kertas untuk penukaran obat pada Jingoo.
"Baik Nona." Jawab Jingoo patuh.
"Aku lewat tangga darurat saja, aku sudah meminta Taeyong oppa agar menjemput disana." Lanjut Yerim setelah memastikan Jingoo telah menjauh.
"Jangan lupa beli ponsel Yerim." Joohyun mengingatkan.
"Baik eonni. Sampai jumpa!" Yerim melambai dan berjalan cepat menuju pintu samping tujuannya.
Ini memang curang, seharusnya Yerim beristirahat di rumah. Tapi ia malah keluar dengan agenda bermain. Sungguh perbuatan yang tidak terpuji.
Tapi tak masalah, Joohyun mendukung rencana Yerim. Walaupun sempat menolak, tapi Joohyun hanya bisa mendukung Yerim saat tahu adiknya itu ingin membalas dendam dan menjauhkan mereka dari Jungkook. Joohyun sangsi sebenarnya. Entah kenapa, feelingnya mengatakan jika Jungkook serius. Tapi kembali lagi, karena Yerim sudah merengek Joohyun tak bisa memberikan penolakan.
"Yerim!" Panggilan dari seorang pria yang duduk di kursi kemudi membawa langkah Yerim mendekatinya.
"Oppa!" Balas Yerim menyapa.
"Langsung masuk saja." Sambar Taeyong.
"Ish! Oppa lupa rencananya." Balas Yerim menolak dan malah sengaja berdiri di samping mobil Taeyong. "Aku harus mendapatkan foto Daspatch."
"Aku lupa. Baiklah." Jawab Taeyong. "Menunduk sedikit, aku akan mendramatisir." Sambung Taeyong yang dituruti dengan patuh oleh Yerim.
Si pria lalu mengeluarkan tangannya dan mengelus lembut pipi Yerim yang tertutupi masker.
"Bagus!" Senang Yerim.
"Tapi apa kau yakin Daspatch mengikuti kita?" Tanya Taeyong.
"Tidak tahu juga sih." Balas Yerim jujur sembari terkekeh.
Membawa tubuhnya kembali tegak, Yerim melanjutkan langkah untuk masuk ke dalam mobil.
"Cari ponsel dulu, oppa."
"Hilang lagi?" Taeyong bertanya tanpa nada kaget sedikitpun.
"Sepertinya terjatuh karena semalam."
"Benar juga! Bagaimana bisa kau melukai dirimu sendiri Yerim? Kau lupa dengan nasihatku ya?" Taeyong sesekali menoleh memecah fokus antara jalan raya dan Yerim.
"Aku refleks ok."
"Tapi kau bisa menarik orangnya bukan malah mengcover Yerim."
"Itu gerakan spontan. Jadi jangan salahkan aku sepenuhnya." Elak Yerim sambil terkekeh.
Menghela nafas, Taeyong akhirnya memberikan anggukan singkat sebelumnya kembali melayangkan tanya. "Kau ingin mencari ponsel si mall atau ke toko langsung?"
"Hari ini izinku sakit, apa tak masalah jika aku ke mall?" Balik Yerim bertanya.
"Kalau begitu toko saja, setelah itu aku akan mengantarmu pulang. Sebaiknya memang kita mendekam di apartemenmu saja. Pasti beritanya akan lebih panas." Jawab Taeyong dengan tawa senangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
tale
Fanfictale /tāl/ noun a fictitious or true narrative or story, especially one that is imaginatively recounted. Gambar berasal dari pinterest.