KRI Nanggala 402 is now on Eternal Patrol. Sending my prayers and condolences to all crews and their families. May God bless all of their soul and rest in peace.
Semoga Indonesia lekas membaik.
* * * * *
Hari masih terbilang pagi. Jeon Jungkook baru saja pergi dua puluh menit lalu saat Yerim berhasil mengelabuinya dengan berpura-pura tertidur setelah menghabiskan sarapan pagi dan obat sesi paginya.
Yerim menatap ponsel yang menampilkan portal berita online mengenai berita pernikahan seorang aktris dengan seorang cucu pengusaha yang mendapat urutan keempat pada jajaran perusahaan terbesar si Korea Selatan.
"Cinta terakhir?" Cemooh Yerim. "Kenapa berita ini terdengar amat berlebihan?" Lanjut Yerim dengan gumamannya.
Mengganti portal berita, Yerim membuka tautan yang lainnya dengan pembahasan yang sama.
"Sama saja." Gumam Yerim lagi. Jemarinya kembali menggeser berita-berita yang menjadikan namanya sebagai topik utama.
"Kenapa aku tetap berada di trending topic?" Ujar Yerim lagi. Hanya suaranyalah yang sejak tadi terdengar.
Sejak kemarin Yerim belum juga berani membuka social medianya. Notifikasinya memang sengaja dimatikan. Tak ada lagi spanduk berisi pemberitahuan-pemberitahuan yang menandai akunnya. Sebenarnya Joohyun yang melakukan itu. Yerim sejak kemarin lebih sering menghabiskan waktunya untuk tidur.
"Apalagi ini? Menjadi menantu pertama kerajaan bisnis keluarga Jeon yang memiliki pekerjaan sebagai pemberi hiburan. Kau pikir aku jalang?!" Yerim yang awalnya membaca dengan suara pelan secara konstan terus menambah naik nada suaranya sampai di ujung kalimat.
"Dasar sinting!" Desis Yerim. "Para pembuat berita jahanam! Apa kau tak memiliki kata-kata lain yang lebih bagus?!" Sengitnya lagi.
Jengkel, Yerim mencampakkan ponselnya kembali ke atas nakas dan membaringkan kembali tubuhnya. "Melihat berita memang memperburuk suasana hati!"
Mendengus kasar, Yerim menendang-nendang kain tebal yang menyelimuti kakinya dengan brutal.
"Lalu aku harus bagaimana kalau begini?" Rutuknya. "Apa yang harus kukatakan agar semua pemberitaan tentang pernikahan itu dianggap candaan?!"
"Jeon Jungkook sialan!!" Geram Yerim yang kedua kakinya masih menendang-nendang udara.
"Berpikir!" Yerim memejamkan matanya erat.
"Berpikir apa yang harus kau lakukan, Yerim!" Desisnya.
Tubuh berbaring Yerim bangkit dalam satu kedipan mata.
"Tak ada yang bisa ku lakukan." Desahnya sedih setelah tak mendapatkan satupun rencana di dalam otaknya.
Kedua tangannya terangkat dan berhenti disisi kanan dan kiri kepalanya. "Kenapa harus Jeon Jungkook?!!" Erangnya dengan tangan yang mengacak rambutnya geram.
"Justru karena aku Jeon Jungkook, aku bisa mencintaimu."
"Kenapa harus kalimat itu yang melintasi kepalaku?!" Geram Yerim sesaat setelah kalimat jawaban Jungkook kemarin siang berputar di kepalanya dengan suara asli si pria.
"Dia tidak mencintaimu." Yerim mulai merapalkan mantra untuk pikirannya.
"Pasti dia tidak benar mencintaimu." Sekali lagi Yerim memantrai penyangkalan.
"AAHHH!!" Teriakan frustasi Yerim terlontar kencang.
SREKK. BRUKK.
Yerim menoleh kaget ke arah pintu kamar rawatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
tale
Fiksi Penggemartale /tāl/ noun a fictitious or true narrative or story, especially one that is imaginatively recounted. Gambar berasal dari pinterest.