"Bagaimana?" Perempuan dengan rambut gelap bergelombang hanya mengangkat bahu acuh menanggapi pertanyaan cemas yang di lontarkan pria berambut biru.
"Kamu yakin akan berhasil?" Suara lain—yang berbeda dari suara sebelumnya ikut terdengar penuh keraguan. "Rasanya tidak mungkin Jungkook sembrono."
"Apalagi dia sudah mengerjakan ini hampir satu tahun lamanya. Yakin akan berhasil?" Kali ini suara lembut perempuan yang menyapa pendengaran. Walaupun kelembutan suaranya tetap tak bisa menutupi kegusaran di wajah cantiknya.
"Kami masih mempertanyakan bagaimana sebenarnya perasaan pria itu, dan mengambil langkah ini bukankah sangat fatal? Bagaimana jika ternyata penilaianmu salah, jika Jungkook malah akan membantu pihak lain?"
Si rambut hitam bergelombang yang sejak tadi bersikap tenang memutar matanya jengkel mendapati rekannya tidak mempercayai dirinya.
Dirinya paham sih, manusia mana yang akan percaya dengan rencananya jika berkaitan dengan dia. Dia yang tidak punya belas kasih—no mercy jika menggunakan istilah yang keren. Bahkan kepedulianpun asing jika harus disandingkan dengan seorang Seo Jungkook.
"Kalian lupa siapa julukanku?" Si pria berambut biru melengos dengan wajah muak yang ia tampilkan secara jelas ketika pertanyaan bernada sombong itu terlontar dari belah bibir si rambut indah bergelombang.
"Im Taehyung, tolong buat wajahmu normal sedikit."
"Yak! Aku lebih tua darimu bocah!"
"Stop!" Si wajah cantik mengankat kepalan tangannya diantara si rambut biru dan si perempuan yang menyusun rencana. "Fokus, guys. Kita harus terus memantau untuk memastikan apa yang menjadi tugas kita itu terselesaikan dengan cepat dan sempurna."
"Juga mudah." Sambung Yeri—si rambut hitam panjang bergelombang, si perempuan yang menyusun rencana—penyelesaian tugas melalui jalan pintas alias menggunakan Jungkook, dengan suara congkaknya.
"Aku heran, kenapa Ketua menurunkan bocah satu ini!" Si Taehyung—pria berambut biru kembali berkomentar malas.
"Karena Jungkook cinta mati denganku."
Kepalan tangan Taehyung dan Mingyu—pria lainnya terpasang garang di depan wajah Yeri dengan kompak.
"Hey aku mengatakan fakta." Balas Yeri acuh. "Kalian tahu sendiri bagaimana Jungkook saat bersamaku."
"Tadi Kakak juga mendengar kan bagaimana Jungkook yang berteriak kencang plus panik memanggil namaku?" Sambung Yeri dengan tambahan pertanyaan bernada sarat akan pembenaran pada Mingyu. Si pria jangkung yang bertugas menjemputnya siang hari tadi. Omong-omong langit mendung siang sudah berganti dengan langit setengah gelap malam. Sudah pukul 6 sore, sebentar lagi matahari akan terbenam.
"Fokus." Si perempuan berwajah indah—panggil saja Joohyun, Im Joohyun kepanjangannya kembali mengintrupsi yang niatnya tentu saja memusatkan fokus para rekannya. "Apakah sudah ada kabar terbaru?" Lanjut Joohyun bertanya pada Taehyung.
"Masih terlalu tenang." Jawab Taehyung cepat dengan pandangan yang menatap arloji di pergelangan kiri tangannya. "Sudah terlewat 4 jam, terlalu lama bukan untuk seorang Seo?"
"Bagaimana dengan kabar bawah?" Kali ini Mingyu lah yang dilempari pertanyaan. Dan gelenganlah yang diberikan si pria tan itu.
"Aku tidak mungkin bertanya langsung, pasti akan mencurigakan." Ujar Mingyu mengemukakan alasannya. "Tapi secepatnya kita harus mencari tau, Ketua Choi benar-benar menyebalkan ji—" Mingyu menarik ponselnya diatas meja ketika deringnya tiba-tiba saja terdengar nyaring.
"Loud speaker." Perintah Joohyun yang dipatuhi Mingyu tanpa penolakan.
"Sob! Lo harus tahu!" Suara riuh ramai dari speaker ponsel Mingyu menghadirkan kerut-kerut heran di kening keempatnya. "Ada kekacauan besar!"
"Satu KLAN terbabat habis!" Keempatnya kompak saling pandang ketika informasi baru tersampaikan sengan menggebu-gebu. "Lo pasti tahu ini ulah siapa!"
"Padahal kami berpikir si no mercy itu hanya akan menyingkirkan pelanggar saja. Tapi tidak man! Dia menghabisi seluruh KLAN KIM! Klan yang gue ceritakan itu! Yang menjalankan bisnis dengan cara diluar ketentuan dan amat bebal karena tidak mendengarkan kami!!"
Yeri dengan sebelah alis yang terangkat naik memandang ketiga rekannya—seolah mengatakan apaku bilang dengan congkak.
"Mulai dari Kakek-kakek brengsek gila perempuan itu, sampai cucu kesayangannya ikut habis man!" Si suara dari arah ponsel kembali terdengar menggebu. "Dan lo tahu apa yang lebih menarik?!" Mingyu mengerutkan keningnya sebagai tanda penasaran akan informasi selanjutnya yang siap di tumpahkan.
"Gue mendengar jika si no mercy ini mengetahui sesuatu tentang latar belakang istrinya dan terdengar tidak baik. Lo tahu kan istrinya itu, yang marganya sama seperti punya lo! Im Yeri.." Senyum congkak yang beberapa saat lalu terpatri manis di sudut kanan bibir Yeri hilang seketika berganti dengan wajah heran si perempuan. "Apa yang tersebar disini benar-benar terdengar tidak bagus. Beberapa mengatakan istrinya bukan orang biasa tetapi dengan maksud yang negatif." Tanpa bisa dicegang Yeri menelan salivanya gugup. "Bahkan gosip yang beredar ini membuat beberapa oknum yang sebelumnya berada disisi berbeda dari si no mercy menjadi berpindah pihak!"
"Man! Ini benar-benar ramai! Seluruh dunia sedang menanti apa yang akan terjadi selanjutnya! Kabar jika si no mercy cinta mati agaknya mulai dipertanyakan karena yang beredar saat ini adalah dia sedang memburu istrinya!!"
Joohyun, Taehyung serta Mingyu menatap Yeri dengan raut tidak dapat didefinisikan. Antara takut, marah dan gentar menjadi satu.
"Gue pikir bagus jika para pelanggar dihabisi, tapi lebih bagus lagi jika orang-orang yang berkhianat juga ikut di habisi. Apalagi si Seo ini tak pernah main-main dengan apapun, kecuali sih yang membuat kesenangannya meningkat, seperti pemburuan manusia." Suara tawa dari ponsel speaker Mingyu menambah ketegangan di kediaman sementara mereka. Menunjukkan betapa menyenangkannya fakta jika istri Jungkook tengah berada di papan target pemburuan.
Hening kemudian mengudara. Seperti terjeda selama beberapa detik.
"Sudah ya! Gue cuma mau memberitahukan berita fantastik itu saja." Si penelpon berujar santai. "Kalau sudah ada lanjutannya, gue akan menghubungi lo lagi. Orang-orang si no mercy ini sudah mulai mendatangi banyak got hanya untuk mencari."
TUT.
"Hubungi Ketua, Yeri." Taehyung memecah keheningan mencekam yang tanpa sadar membuat keempatnya bernafas lambat. "Katakan jika tugas kita telah selesai, dan minta perpindahkan markas sesegera mungkin, darurat zero."
Mengangguk kaku, Yeri menarik ponsel lipat lain yang tergeletak di atas meja dekat posisinya.
Menekan angka 9, Yeri merapatkan benda lipat lumayan tebal itu ke telinga kanannya.
"3995, kei ti ai i melapor. C-170845, Kim 45 to 97 selesai." Lapor Yeri ketika nada menunggu berhenti terdengar. "Permintaan perpindahan U-293063, menunggu konfirmasi."
"Hey, love.."
Kesiap nafas Yeri yang tercekat menarik fokus Taehyung, Joohyun dan Mingyu yang tengah merapikan perlatan diatas meja.
"..surprise?"
BRAK
* * * * *
— darurat zero artinya keadaan genting prioritas diatas prioritas di dalam organisasi.
— 3995 kei ti ai i itu codenya Yeri.
— C-170845 itu nomor case yang tengah Yeri—and team ofc jalankan.
— Kim 45 to 97 itu mereka yang harus team bersihkan.
— U-293063 adalah unit team yang isinya Joohyun, Taehyung, Mingyu dan Yeri.Jadi.. gimana?
07/02/22 - 18.08
KAMU SEDANG MEMBACA
tale
Fanfictiontale /tāl/ noun a fictitious or true narrative or story, especially one that is imaginatively recounted. Gambar berasal dari pinterest.