Bab 2 Flash back

1.7K 94 6
                                    

Perasaan nya berkecambuk melihat seorang pria berambut kuning dan bermata biru cerah menatapnya dari jarak yang dekat lalu memanggil namanya. Gadis uciha itu hanya dapat diam membisu tidak dapat berkata kata. Ia hanya bisa mengatakan satu patah kata saja
"B... Boruto?!"
Semua yang berada dalam ruangan itu hanya tersenyum terutama sang hokage dia senang bisa bertemu lagi dengan putranya setelah tiga tahun lamanya dan ia juga senang karena putranya sudah tumbuh dewasa dan baik baik saja. Boruto yang menatap gadis uciha itu dari dekat berbalik kembali menghadap ke arah ayahnya. Sarada yang tersadar dari lamunannya...
"Papa nanadaime sama apa maksud dari semua ini apa dia benar benar Boruto?" Tanyanya binggung.
Shikamaru yang hendak menjawab pertanyaan sarada di cegah oleh Naruto.
"Serahkan padaku." Kata sang hokage sambil menatap rekannya. Rekan rekannya hanya bisa menjawab dengan anggukan.
"Sarada sebelumnya kami minta maaf karena tidak memberitahumu tentang semua ini tapi kejadian yang sebenarnya di peristiwa itu hanyalah usaha kami untuk memalsukan kematian Boruto maaf sudah memasukan mu dalam peristiwa itu." Trang sang hokage.
"Jadi selama ini Boruto masih hidup? Tapi kenapa Boruto kenapa kau tidak memberitahuku bukan kah kita rekan satu tim?! Lalu kemana kau selama ini?" Katanya dengan nada penuh amarah karena merasa sudah dibohongi dan air mata yang bercucuran keluar dari kelopak matanya.
"Sarada..."
"Tidak perlu lagi dijelaskan mungkin kau hanya akan menipuku untuk ke dua kalinya bukan dan papa, papa sudah tau tentang semua ini tapi kenapa tidak memberitahuku." Ucapnya menghentikan perkataan Boruto dengan nada yang masih sama. Setelah mengatakan semua itu ia pergi keluar dari ruang hokage.
"Biar aku saja yang menyusulnya!"
"Boruto aku mengandalkan mu." Mendengar perkataan paman sekaligus gurunya itu ia langsung pergi keluar ruang hokage mengejar gadis uciha itu.

Langit sore dengan matahari yang akan terbenam tampak seorang gadis bersurai hitam terkena angin sore. Sarada berada di atas patung wajah hokage ke tujuh dengan derai air mata yang membasahi pipinya dia merasa kesal karena sudah di bohongi kini air matanya sudah berhenti mengalir tapi masih tampak bekas sungai kecil yang keluar dari matanya tatapannya kosong menghadap matahari hingga seseorang menepuk pundaknya dan memanggil namanya.
"Sarada..." Ia menoleh ke belakang tampak pemuda dengan rambut kuning dan mata biru.
"Apa maumu kau mau membohongi ku lagi kan lebih baik pergi saja urus saja urusanmu sendiri aku tidak butuh penjelasan darimu!" Katnaya dengan nada datar dengan posisi kembali menghadap ke arah matahari yang kian menghilang.
"Tunggu aku mohon dengarkan penjelasan ku terlebih dahulu kali ini tidak bohong." Sarada yang mendengar perkataan Boruto hanya terdiam tak berkutik sedikit pun.
"Tolong aku mohon dengarkanlah." Boruto yang masih membujuk sarada.
"Katakan." Jawabnya singkat.
"Di hari dimana sebelum pemalsuan kematian ku ayah, paman Sasuke, dan paman Shikamaru memberitahuku tentang rencana pemalsuan kematian ku pada awalnya aku tidak tau apa yang harus aku lakukan tapi aku mengikuti semua rencana itu." Kata Boruto yang kini duduk di samping Sarada. Sarada memandangi wajah seorang pria yang sudah lama ia tak temui dengan tatapan mata yang penuh dengan kerinduan.
"Setelah ninja yang bertugas untuk mengeksekusi ku pergi saat itu aku masih sadar dan aku juga melihatmu aku terbaring di pangkuan mu bukan? lalu setelah itu tim medis datang membawaku ke rumah sakit konoha di sana bibi sakura menyembuhkan luka lukaku termasuk luka dalam yang aku alami. Setelah aku sadar dan kondisiku lebih baik paman Sasuke dan ayah membawaku pergi ke suatu tempat bertemu dengan seseorang dan selama tiga tahun aku berada di sana berlatih dengan orang itu." Jelas Boruto panjang.
"Tunggu tapi waktu itu kau bahkan ada di rumah sakit itu lalu nanadaime sama dan papa mereka ada di sana. Ah jangan jangan... Lalu sebelum ninja yang menyerangmu pergi mereka sudah memastikan bahwa kau sudah tidak bagaimana itu bisa terjadi aku bahkan sudah tidak bisa merasakan cakramu saat itu?"
"Kau benar itu hanya bunshin saja. Dan soal Cakra itu paman Shikamaru memberiku pil buatan bibi sakura yang bisa membuat seseorang tidak bisa merasakan aliran Cakra dan detak jantung."
Sarada masih memandangi Boruto langit yang tadinya masih dengan cahaya matahari yang akan terbenam kini berubah menjadi malam air mata sarada kembali keluar mendengar semua penjelasan Boruto ia tidak menyangka dengan semua ini.
"Sarada sudah gelap ayo kembali!"
Sarada menerima ajakan Boruto. Mereka kembali ke rumah yang sudah lama Boruto tinggalkan. Di sepanjang perjalanan kembali mereka hanya diam sama sekali tidak ada sepatah katapun yang keluar dari mereka berdua dan Boruto yang menutupi wajahnya dengan mantel hitam agar tidak di ketahui warga desa. Tak butuh waktu lama mereka sudah sampai di kediaman sang hokage.




Flash back

Di malam desa Konoha rapat kecil terjadi antara tiga orang dewasa dan satu genin.
"Boruto maaf tentang ini tapi para kage ingin kau lenyap jadi..."
"Paman Shikamaru jika memang seperti itu aku sudah siap untuk mati dan bahkan aku sudah siap sejak karma ini ada padaku." Kata Boruto menunduk
"Tapi aku tidak akan membiarkannya begitu saja kau adalah putraku." Boruto sedikit terkejut mendengar perkataan ayahnya itu.
"Boruto kami akan melindungi mu kami punya sebuah rencana. Untuk tiga tahun kedepan kau akan pergi ke suatu tempat dan tenang saja aku akan tetap mengawasi mu jika momoshiki bangkit."
"Paman Sasuke..."
"Shikamaru rencana nya!"
"Jadi ninja dari desa lain mereka akan melakukan eksekusi besok malam aku mengetahui informasi ini dari mata mata yang berada di setiap negara, jadi aku meminta sakura untuk membuat pil ini. Pil ini akan membatu menghilangkan cakra dan detak jantung aku yakin Naruto kau sudah tau tentang pil ini. Jadi Boruto aku ingin kau meminum pil ini setelah mereka menyerangmu dan kami sudah bersiap di sana. Kita buat perarungan ini menjadi seperti seserius mungkin." Terang rencana Shikamaru sambil menyerahkan kantung berisi pil buatan sakura. Boruto memandangi wadah yang berisi pil buatan sakura itu.
"Jadi jika aku meminum ini mereka akan mengira aku sudah tewas bagaimana kalian bisa tau? Bukannya aku meragukan bibi sakura tapi bagaimana jika ini tidak berhasil?"
"Boruto percayalah karena kami dulu pernah mengujinya benar kan Naruto?" Kata Shikamaru dengan wajah sinis menatap Naruto.
"A ah ah ya yaa i itu benar." Balas Naruto sambil memalingkan wajahnya.
"Ah aku paham kalau begitu baiklah tapi... bolehkah untuk besok di festival aku menghabiskan waktu dengan yang lainnya." Naruto, Sasuke, dan Shikamaru saling tatap kemudian mengangguk bersamaan setelah itu Boruto kembali pulang untuk menemui Hinata dan Himawari untuk yang terakhir kali. Ketika berjalan menuju kerumahnya Boruto bertemu Mitsuki.
"Boruto."
"Mi... Mitsuki kau mengagetkan ku."
"Emm ada yang kau sembunyikan dariku."
"Ti... Tidak aku tidak menyembunyikan apapun dari mu sungguh."
"Aku tau kau menyembunyikan sesuatu dariku aku tau semuanya."
"Mi... Mitsuki kau mendengar semuanya? Kalau begitu aku mohon jangan katakan pada siapapun terutama pada Sarada." Kata Boruto dengan wajah menunduk.
"Aku tau itu karena itulah besok aku akan kembali ke desa oto ada sesuatu yang harus aku lakukan."
"Mitsuki."
"Boruto kau adalah matahariku." Kata Mitsuki dengan senyumnya.
Pembicaraan singkat tapi rahasia itu berakhir Boruto sampai di rumahnya dia menemui Hinata dan Himawari mereka berpelukan untuk yang terakhir kali sebelum Boruto pergi. Hinata memberi tau Himawari apa yang akan terjadi Himawari hanya bisa menatap onichan nya dengan tatapan sayu.

Di keesokan paginya seluruh teman teman Boruto sudah berkumpul di festival yang memang sengaja dibuat untuk rencana pemalsuan kematian Boruto.
"Boruto kau lama sekali kita sudah menunggumu bukankah kau yang mengajak kami seharusnya kau datang lebih awal!" Omel Sarada.
"Ah wari wari."
"Yaampun dasar kau ini."
"Hey Boruto apa yang ingin kau katakan?" Tanya Shikadai.
"Oh tidak ada tapi karena ada festival jadi aku ingin mengajak kalian berkeliling bersama." Semua yang ada di sana hanya saling tatap.
"Yah tidak masalah yang penting aku bisa makan sepuasnya benarkan inojin?"
"Terserah kau dasar gendut."
"Sayang sekali Mitsuki sedang kembali ke desa oto benarkan iwabe denki?"
"Yah itu sangat disayangkan padahal setiap anggota tim berkumpul sekarang." Balas iwabe menangapi mettal.
"Dia bilang ada urusan tapi tidak masalah kelihatannya. Jadi bagaimana jika kita mulai berkeliling saja." Sarada yang mencoba untuk mencairkan suasana.
"Yah itu benar ayo kita mencari makanan."
"Hey gendut perhatikan jalanmu."
Semua tim berpencar kini hanya tinggal Boruto dan Sarada mereka berkeliling hanya berdua. Tak terasa waktu menjadi gelap mereka berdua memutuskan untuk kembali pulang tapi di tengah perjalanan mereka dihadang oleh Shinobi yang tidak mereka kenal Boruto yang menyadari hal itu melihat daerah sekitar dia melihat tanda dari ayahnya yang berarti itu sudah waktunya.


BoruSara after time skipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang