Bab 5 Manision Uchiha

1.1K 68 3
                                    

Rapat para kage masih berlangsung. Toneri menceritakan tentang doujutsu mata milik Boruto semua kage tidak menyangka tentang hal itu.
"Jadi hokage putramu memiliki doujutsu mata sepesial milik otsutsuki?" Tanya raikage.
"Jujur saja aku juga baru mengetahuinya beberapa tahun terakhir ini."
"Naruto itu artinya kau juga harus memberi tau pada seluruh warga desa tentang putramu yang masih hidup!"-Gaara.
"Yah kami sudah memberitahu beberapa Shinobi yang berada di desa aku yakin berita itu sudah menyebar." Kata Shikamaru memberi tau.

"Sarada tunggu." Sarada menoleh kearah suara seorang pria yang memanggilnya.
"Boruto!?" Sarada terkejut ternyata pria yang memanggilnya itu adalah Boruto. "Kenapa mengikuti ku?"
"Bukan apa apa kemarin aku bilang untuk mengantarmu pulang tapi malah kau yang mengantarku pulang jadi sekarang aku akan mengantarmu pulang."
"Tapi aku akan baik baik saja. Tidak perlu mengantarku pulang!"
"Sudahlah ayo!" Kata Boruto sambil menarik tangan sarada. Entah mengapa tapi pipi dia berubah menjadi merah.
"Tu... Tu... Tunggu aku bisa jalan sendiri!" Kata sarada sambil melepaskan pegangan tangan Boruto dengan nada gugup. Boruto yang mendengar ucapan sarada melepaskan tangannya dan terus berjalan di depan sarada.

"Hey lihat lihat apakah itu Uzumaki Boruto putra hokage ketujuh yang dikabarkan sudah tiada itu?"
"Yah kurasa iya."
"aaa... Dia sangat tampan bukan?"
"Aku berharap bisa dekat dengannya."
"Hey tunggu aku juga mau!"
Suara dari para gadis yang berada di sepanjang jalan dimana Boruto dan sarada lewat. Sarada yang mendengar hal itu membuatnya menjadi sensitif.
"Sarada ada apa kau terlihat marah?"
"Tidak ada apa apa ayo cepat!" Perintah sarada dengan nada tinggi dan tegas. Boruto merasa heran tapi dia hanya mengikuti sarada yang kini sudah berada di depannya. Tak butuh waktu lama mereka sudah sampai di manision uchiha.
"Tadaima." Ucap Sarada sambil membuka pintu rumahnya.
"Okaeri Sarada. oh Boruto kun?" Jawab Sakura yang berada di ruang tamu.
"Howaa kakak sudah pulang." Kata seorang anak laki laki kecil yang tengah berada di samping Sakura.
"Nee san okaeri." Kata seorang anak laki laki lagi yang berlari kearah Sarada.
"Sada Sachi maaf ya kakak telat pulang." Kata Sarada.
"Sarada apa dia adikmu?" Kata Boruto dengan nada yang terkejut sekaligus merasa heran.
"Tentu saja bukan kah kau juga tau?"
"Yahhh tapi dulu mereka masih sangat kecil."
"Baka Boruto manusia itu mangalami pertumbuhan!"
"Yah aku tau itu tapi aku tidak mengira mereka tumbuh lebih cepat."
"Kau pikir kau tidak tumbuh cepat lihat tinggimu bahkan melebihi tinggi ku dan kauuu jugaaa emmm..."
"Apa?"
Seketika bukan pipi lagi yang memerah tapi seluruh wajahnya yang merah.
"Hah bukan apa apa itu tidak penting!!!" Ucap Sarada malu.
Sakura tersenyum melihat tingkah dua anak yang berada di depan pintu itu.
"Kalian berdua berhentilah berdebat! Karena aku harus pergi sebentar jadi Sarada Boruto bisakah kalian menjaga Sada dan Sachi?"
"Mama tidak perlu khawatir aku akan menjaga mereka berdua!"
"Kalau begitu mama pergi dulu. Sada Sachi jadilah anak baik!" Kata Sakura yang kemudian pergi keluar.

Boruto menatap kedua adik Sarada itu keduanya memiliki warna mata hijau emerald tapi yang satu berambut hitam dan yang satunya lagi berambut pink.
"Apa kau orang jahat jangan menatap Sachi seperti itu lihat dia akan menanggis!!!" Kata seorang anak berambut hitam dengan nada marah.
"Sada tenang lah dia ini adalah..."
"Kekasih kakak?"
Sarada yang mendengar hal itu menjadi kelabakan.
"Sa Sa Sachi A Apa yang kau katakan I itu tidak benar!" Wajah sarada yang tadinya sudah memerah kini benar benar tambah memerah seperti tomat. Sementara itu mata Boruto membelak terkejut dengan warna pipi yang samar merah.
"Begini ya Sada Sachi aku adalah Uzumaki Boruto putra dari hokage ketujuh dan murid dari ayah kalian." Kata Boruto mencoba memberi tahu anak anak berusia 4 tahun itu.
"Jadi kakak adalah kakaknya kak Himawari!?" Tanya Sada.
"Kalian mengenal Himawari?"
"Tentu saja kak Sarada sering membawa kami pergi ke rumah kak Himawari." Jelas Sachi. Boruto lalu menoleh kearah Sarada, Sarada lalu mengalihkan pandangannya kearah lain.
"A aku hanya mengajak Himawari bermain saja lagipula dia kesepian karena kau tidak dirumah."
"Oh."
"Sada Sachi ayo kita bermain di halaman saja!" Ajak Sarada
"Kami juga mau bermain dengan kak Boruto!"-Sada.
"Kalau begitu ayo bermain diluar!" Ajak Boruto. Mereka bermain di halaman Manision uchiha itu hingga waktu menjelang malam.
"Mama pulang."
"Okaeri mama." Ucap Sada dan Sachi bersamaan sambil berlari lalu memeluk Sakura.
"Kalau begitu aku pamit pulang dulu lagipula bibi Sakura juga sudah pulang."
"Terimakasih sudah membantuku menjaga adik adikku."
"Yah. Bibi Sakura terimakasih waktu itu sudah menyelamatkan ku."
"Tidak itu bukan apa apa."
"Kalau begitu aku pamit pulang dulu."
"Sampai jumpa lagi kak Boruto." Ucap Sada dan Sachi bersamaan.
"Yah." Boruto pergi meninggalkan Manision uchiha itu dan pergi pulang kerumahnya.

         Dia berjalan melewati keramaian di desanya. Beberapa toko bahkan terlihat memiliki banyak pengunjung.
"Hey tunggu berhenti!" Kata seseorang yang suaranya terdengar familiar di telinga Boruto. Boruto menoleh ke sumber suara itu.
"Shikadai?!"
"Ayo ikut aku!" Boruto mengikuti Shikadai menjauhi keramaian mereka melompat ke atas kreta petir yang melaju cepat.
"Seperti masa lalu saja." Ucap Boruto memulai pembicaraan.
"Benar tapi ada yang ingin aku tanyakan padamu!"
"Apa?" Jawabnya datar sambil menatap pemandangan desa ketika malam mulai datang.
"Soal pemalsuan kematian mu siapa saja yang tau selain hokage ketujuh, paman Sasuke, dan ayahku?"
"Soal itu..."
"Ayo katakan!" Shikadai memaksa Boruto untuk mengatakan semuanya karena Shikadai tau Boruto engan mengatakannya.
"Petinggi desa, Mitsuki dan ibuku."
"Mitsuki? Jadi itu alasan dia meninggalkan desa dan pulang ke Otogakure."
"Yah tapi aku mohon jangan salahkan Mitsuki karena aku yang memintanya menyembunyikan ini!"
"Hm. Lalu bagimana dengan Kawaki apa kau sudah tau dimana dia?"
"Tidak belum aku sudah mencarinya ketika sedang ada waktu senggang selama tiga tahun terakhir ini tapi aku tidak menemukan keberadaannya."
"Yahh ini memang tidak mudah." Kata Shikadai sambil berdiri, Boruto menoleh kearah Shikadai sekarang.
"Kalau begitu sampai jumpa lagi." Kemudian Shikadai melompat dari kereta.
"Oh dan jangan lupa nanti malam kita akan mengadakan pesta yakiniku Chocho yang mengajak jadi datang lah pesta ini juga untukmu!"
"Yah." Jawabnya singkat. Setelah beberapa saat berpisah dengan Shikadai Boruto sudah sampai dirumahnya.

Clek... Suara gagang pintu yang terbuka.

"Mama papa siapa itu."
"Entahlah ibu juga tidak tau."
"Aku akan memeriksanya!"
"Hima biar ayah saja yang memeriksanya!"
"Tidak ayah duduk saja!"
       Himawari berjalan menuju pintu depan tapi ketika pintu terbuka dia terkejut.
"Hima siapa diluar?" Tanya Hinata. Sementara Himawari tidak menjawabnya. Hal itu membuat Hinata khawatir.
"Ayo kita periksa saja!" Ajak Naruto.
"Hi Hima?!" Boruto menatap gadis remaja berusia sekitar 14 tahun itu.
"hah? Onichan?" Ucap Himawari gugup sekaligus terkejut.
"Onichan masih hidup?"
"Iya tentu saja." Jawab Boruto pasti disertai senyuman tipis. Himawari yang mendengar hal itu langsung melompat memeluk kakaknya.
"Mama papa Onichan okaeri." Teriaknya sambil menangis haru.

" Teriaknya sambil menangis haru

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

#bayangin aja itu wajah adeknya sarada✨

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

#bayangin aja itu wajah adeknya sarada✨

Announcement!!!
Di fanfic ku ini waktu pemalsuan kematian Boruto, usia Boruto udah 13 tahun dan aku time skip 3 tahun. Terus kalok gak salah usia Hima sama Boruto beda 2 tahun jadi setelah time skip usia Boruto 16th terus Hima 14th.🤗

Maaf kalau ada typo 😊
Jangan lupa tekan 🌟 buat bantu support author 🥰
Makasih 🤩
Happy reading📚

BoruSara after time skipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang