⚠️Mengandung kata-kata yang tidak pantas dan kekerasan, harap jadi pembaca yang bijak!
***
Lahir di keluarga terpandang, memiliki otak cemerlang, dan paras yang cukup menawan merupakan sebuah anugrah. Itulah yang sering dikatakan orang-orang kepada Theodore Burkenlais, putra tunggal sekaligus pewaris Keluarga Burkenlais.
Orang tua yang memanjakannya membuat Theodore tidak hanya manja, tetapi juga ambisius. Harus mendapatkan segala sesuatu yang ia inginkan, adalah prinsip hidupnya.
Theodore tumbuh menjadi lelaki yang luar biasa di pandangan bangsawan maupun rakyat. Ia digadang-gadang akan menjadi penguasa yang membawa kejayaan di tanah Burkenlais.
Dalam usianya yang mulai menginjak dewasa, Theodore mulai tertarik pada bidang kedokteran. Hal ini sempat membuat gejolak, para bangsawan khawatir ia tidak tertarik lagi pada posisi penguasa. Akan tetapi, orang tua yang sangat menyayanginya, menyetujui kehendak Theodore sehingga gejolak itu dapat diredam untuk sementara.
Namun, jika saja Theodore tidak diizinkan untuk mempelajari ilmu tersebut, mungkin mimpi buruk tidak akan pernah menjadi nyata.
Di musim semi yang cerah, sebuah gosip tak terduga menggemparkan seluruh penjuru wilayah Burkenlais.
"Pewaris Keluarga Burkenlais, Theodore Burkenlais, diduga mencabuli para pasiennya."
Tidak ada yang percaya pada awalnya. Namun, hari demi hari menjadi tampak lebih suram, tidak seperti musim semi yang seharusnya. Laporan korban mengenai kebusukan Theodore semakin menjadi-jadi setiap waktu. Hal ini mengakibatkan kepercayaan rakyat perlahan-lahan rusak.
Theodore Burkenlais, didakwa hukuman mati atas perbuatan kotornya. Akan tetapi, atas kekuasaan Keluarga Burkenlais yang tak rela anak semata wayang mereka mati di depan mata, keputusan diubah menjadi pengusiran Theodore dari tanah Burkenlais untuk selamanya.
Masyarakat yang mendengar pemberian grasi kepada Theodore, menuntut seluruh harta kekuasaan Keluarga Burkenlais disita sebagai kompensasi atas tindakan kotor dan pembebasan Theodore Burkenlais.
Sejak saat itulah, Burkenlais hanya tinggal nama yang tak pantas untuk disebut, bahkan oleh seorang pengemis sekali pun.
***
Gudang kotor tak berpenghuni menjadi tempat yang pertama kali Zefania lihat saat dirinya telah menghilang dari festival. Hanya ada sedikit cahaya dari jendela pecah yang menjadi penerang satu-satunya.
Mata peraknya memandang nyalang pada sosok pria yang beberapa menit sebelumnya muncul.
"Bajingan!" umpat Zefania, penuh dengan emosi yang campur aduk.
Pria busuk di depannya, dalang di balik semua drama yang dialami Zefania semenjak ia datang ke Neiger. Jika bukan karena pria itu, mungkin segalanya berjalan dengan lancar tanpa hambatan.
"Kau tidak berubah sama sekali, Gadis Perak." Pria itu tampak menyunggingkan senyuman di antara remangnya ruangan.
"Seharusnya kau masih mengingatku, 'kan?"
"Theo," jawab Zefania, geram.
"Benar sekali! Memang sudah seharusnya kau mengingatku, Gadis Perak." Theo menunjuk wajahnya dengan seringai yang perlahan muncul. "Karena aku masih ingat dengan jelas di mana kau meludahiku. Di sini, di wajah ini rasanya air liurmu masih membekas sampai sekarang."
Tubuh Zefania merinding. Dia perlahan berjalan mundur hingga langkahnya terhenti oleh dinding. "Apa maumu?"
"Tentu saja dirimu," jawab Theo lugas disertai kekehan kecil yang terdengar dari mulutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Flower in the Duke's Mansion
Fantasi[ Flower in the Duke's Mansion ] Seorang gadis yang tiba-tiba berpindah ke dunia lain, lalu menjadi seorang budak yang dijual dengan harga tinggi karena fisik langkanya. Hingga kemudian, gadis itu dibeli oleh seorang duke yang keberadaannya penuh de...