Chapter 29 : Menuju Lindberg

1.6K 153 1
                                    

Previous Chapter

Meskipun Zefania terdiam, Ellendis sangat paham bahwa gadis di depannya bukan tidak membalas karena menurut, tetapi karena tidak ada pilihan lain. Ia sudah mengenalnya selama tiga tahun ini, tidak diragukan lagi Ellendis menjadi orang yang paling memahami kepribadian Zefania.

Selanjutnya, Ellendis menghela nafas pelan.

"Aku tidak akan bertanggung jawab jika sesuatu terjadi padamu di luar jangkauanku," kata Ellendis tiba-tiba.

Mendengar itu, binar di mata perak Zefania menyala bagai taburan bintang. Ellendis melihatnya, dan senyum samar tercetak di bibirnya.

***

"Sudah?"

Frey mengangguk takjub. Ini pertama kalinya ia mengepang rambut Zefania seutuhnya, biasanya gadis muda itu hanya mengikat sebagian rambutnya, dan sebagian lagi dibiarkan terurai.

"Apa ini terlihat begitu sempurna di matamu?" tanya Zefania. Dia memandangi dirinya di cermin dengan rambut kepang dan sedikit aksesoris di rambutnya.

Frey sekali lagi mengangguk. "Sepertinya saya memiliki ketertarikan mengepang rambut Anda, Nona!"

Zefania menghela nafas, lalu mengambil jubahnya.

"Kamu bisa melakukan itu kapan-kapan. Aku akan pergi."

"Iya, Nona. Semoga perjalanan kalian menyenangkan!" Frey setengah berteriak karena Zefania telah keluar dari kamarnya dengan terburu-buru.

Ellendis dan Zefania bergegas untuk bersiap-siap ketika mereka telah memutuskan untuk pergi ke Neiger selama dua hari. Zefania tidak tahu rencana apa yang akan dilakukan lelaki itu, apakah memang benar untuk bersenang-senang atau ada kesibukan lain di luar jadwalnya. Ellendis benar-benar tidak memberitahu rencananya.

"Yang Mulia?" Zefania mengetuk pintu kamar Ellendis.

Sebuah suara terdengar dari dalam, lalu knop pintu dibuka oleh Zefania. Ia melihat Ellendis tengah berdiri dengan jubah hitam sekaligus setelan ringan yang membuatnya leluasa bergerak, cocok untuk perjalanan jauh. Meskipun, Zefania bisa menebak keberangkatan mereka akan menggunakan portal sihir dibanding berkuda selama beberapa hari.

"Aku sudah menghubungi kepala keluarga Lindberg dengan sihir, kita akan menginap di sana selama liburan."

Zefania mengangguk. Meski dia belum pernah bertemu sama sekali dengan Keluarga Lindberg, tapi Zefania sangat memahami betapa setianya keluarga itu pada Erghen. Bahkan, Galan pernah memberitahunya jika kepala keluarga Lindberg adalah salah satu orang yang paling dipercaya Ellendis.

"Tutup pintunya!" perintah Ellendis.

Zefania menutup pintu, dan tetap berdiri di sana sembari mengamati pergerakan Ellendis yang mulai sibuk membuat portal dengan tangannya sendiri.

Sejujurnya, Zefania baru pertama kali melihat pembuatannya langsung. Dari buku yang ia baca, portal sihir merupakan akses sihir yang luar biasa mahal karena membutuhkan penyihir berbakat untuk membuatnya, ditambah waktu dan tenaga yang terbuang karenanya juga menjadi alasan mengapa portal sihir jarang ditemukan.

Zefania mendesah pelan. Pada umumnya, ada ruangan khusus untuk membuat portal sihir. Namun, lihatlah, Ellendis membuat dengan tangannya dan di kamarnya sendiri.

Inilah kekuatan murni seorang Penyihir Agung.

Zefania tersenyum sembari menatap tangannya sendiri. Penyihir yang tercemar akan mengalami penurunan kekuatan dan kewarasan, tapi berkat pemurniannya, Ellendis bisa kembali seperti ketika ia sedang berada pada masa jayanya beberapa ratus tahun yang lalu. Karena itulah, membuat portal sihir bukan hal yang begitu sulit bagi lelaki itu.

Flower in the Duke's MansionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang