Sinar matahari keemasan terlihat terjun menyinari, membuat hamparan bunga terlihat berkilau di antara rerumputan subur yang bergoyang terbawa angin.
Burung putih yang entah apa namanya, terbang bebas menghiasi langit dengan cuitan mereka yang memikat. Terkadang, daun-daun kering maupun kelopak bunga yang runtuh terlihat melayang-layang tanpa arah.
Sebuah pemandangan yang familiar bagi Zefania. Entah kapan dirinya pernah menginjakkan kaki di tempat yang seharusnya tak bisa dilupakan begitu mudahnya. Seperti tak ada pilihan lain, ia hanya mengamati pemandangan di depannya dalam diam.
Sebuah panggilan hangat menyapa di belakangnya.
“Nak.”
Zefania menoleh.
Seorang wanita dengan senyum menawan menatapnya. Rambut peraknya melambai mengikuti arah angin. Mata peraknya bersinar terpantul cahaya matahari. Dia bagaikan sosok malaikat tak bersayap yang elok dengan gaun putih melekat di tubuhnya.
“Kemarilah.”
Suaranya seperti hipnotis. Tanpa sadar tubuh Zefania bergerak mendekatinya.
“Senang bertemu denganmu lagi.”
Lagi?
Wajahnya asing, tapi mengapa suaranya begitu familiar? Dan lagi, mengapa wanita itu berkata seolah-olah mereka pernah bertegur sapa sebelumnya?
“Apa kita pernah bertemu sebelumnya?”
“Tidak pernah,” jawabnya singkat.
Zefania menatap ragu, tapi dia tidak menanyakannya lebih lanjut. “Lalu Anda siapa?”
Wanita itu melebarkan senyumannya. “Aku adalah dirimu,” jawabnya penuh ambigu.
Zefania mengernyit. “Anda adalah saya? Bagaimana mungkin, wajah kita bahkan sangat berbeda. Kecuali untuk beberapa hal.” Ia menatap lekat wanita itu. Wajah mereka memang berbeda, tapi selebihnya mereka bagai pinang dibelah dua.
Wanita itu tertawa. “Tidak salah sama sekali. Daripada itu, coba berhentilah berbicara formal padaku, Nak.”
Tidak ada balasan dari Zefania. Namun, meski dia kurang puas dengan jawaban wanita itu, pada akhirnya ia menganggukkan kepalanya.
“Bagaimana kehidupanmu, Nak?” Wanita itu beralih mengelus puncak kepala Zefania dengan lembut.
“Kehidupan mana yang kau maksud?” tanya Zefania lirih. Dia sedikit menikmati belaian wanita itu. Rasanya hangat, dan hatinya seperti digelitik oleh perasaan asing tiba-tiba.
“Tentu saja sekarang. Apa aku perlu menanyakan kehidupanmu yang pertama?”
Zefania menggeleng. “Tidak perlu. Tidak ada yang menyenangkan di sana.”
“Benarkah?”
Zefania menatap wanita itu dengan cermat. Entah itu perasaannya saja atau wanita ini memang sedang memastikan suatu hal tentang kehidupannya. Ia juga merasa aneh, untuk seseorang yang baru pertama kali bertemu, mengapa rasanya begitu nyaman berbicara dengannya?
“Itu hanyalah masa lalu untukku.”
Memang, itu hanyalah masa lalu yang menyakitkan. Bahkan kenangan indah pun telah sepenuhnya tertutupi oleh kenangan pahit yang tidak bisa dihilangkan dari kepala Zefania. Namun, ini bukan berarti kehidupan keduanya berjalan mulus. Daripada kehidupan pertama, kehidupan saat ini ... Tunggu—
“Bagaimana kau bisa tahu tentang kehidupan pertamaku?!” Zefania berteriak curiga. Tidak ada yang tahu tentang fenomena fantasi ini selain dirinya, tapi mengapa wanita itu bisa mengetahuinya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Flower in the Duke's Mansion
Fantasía[ Flower in the Duke's Mansion ] Seorang gadis yang tiba-tiba berpindah ke dunia lain, lalu menjadi seorang budak yang dijual dengan harga tinggi karena fisik langkanya. Hingga kemudian, gadis itu dibeli oleh seorang duke yang keberadaannya penuh de...