Regra sungguhan gila dan Cherry semakin gila lagi dibuat tidak berdaya. Setiap mencoba lepas dari belitan cowok di atasnya selalu saja berhasil ditahan.
"Katanya raga ini udah nggak perawan." Regra berbisik sambil menjauhkan wajah sejengkal dari Cherry yang buru-buru mengambil napas kemudian.
Cherry hampir mengira bakal mati konyol karena ciuman beringas Regra. Si brengsek ini. Apa tadi? Perawan?
"Gu... gue masih perawan, sialan. Jaga bicara lo. Rasanya gue mau tampar lo bolak-balik." Cherry membalas judes, melirik sekilas tangannya di sisi tubuh yang jatuh lemas saking lelahnya memukuli tubuh Regra.
"Jiwa lo yang masih perawan kalo raganya udah enggak. Jangan bersikap bodoh, lo pasti paham." Regra mengelus pipi Cherry.
"Tapi nggak papa, kamu di sini aja udah cukup buat aku, dayita. Aku bisa liat jiwa kamu." Jemari Regra mulai turun alhasil Cherry kembali waspada.
"Jangan macam-macam!"
"Aku maunya macam-macam-macam."
"Kanigara yang gue kenal bukan cowok mesum kaya lo, gimana gue mau percaya!"
"Keadaan bisa bikin seseorang berubah. Lagian aku mesumnya cuma sama kamu."
Cherry kehilangan kata-kata untuk membalas. Semua makian dia semprotkan, Regra anggap sebatas angin lalu.
"Jangan sampai aku liat cupang orang lain lagi di sini." Regra mencubit gemas kulit leher Cherry yang membentuk lingkaran ungu. "Kecuali milik aku," lanjutnya.
"Breng---" Ucapan Cherry belum selesai karena tahu-tahu satu tangan lain Regra berpindah membekap mulutnya, disusul dari ujung rambut sampai ujung kaki Cherry meremang.
Regra tertawa pelan dengan reaksi Cherry, seiring adrenalin libidonya bertambah terpacu, menggoda gadis terbaring di bawahnya.
Bibir Regra mengecup lembut leher Cherry. "Sebenarnya aku punya hutang penjelasan ke kamu, tapi itu bisa nanti. Paling utama sekarang, kamu fokus dulu soal hukuman." Regra berujar serak.
Napas Cherry tersendat-sendat, benaknya mengenang ulang pertemuan mereka di koridor Sideris yang Cherry duga saat itu Regra adalah teman dekat Luis sekaligus tokoh tidak penting, karena nama Regra tak pernah tercantum dalam novel.
Namun, ternyata Regra banyak mengetahui tentang Cherry bukan Cherry Analema.
Raga menempati tubuh ini, kehidupan pertamanya. Detik terlewati Cherry benar-benar merasa hilang akal jemari Regra yang bergerak ke mana-mana.
Sekuat apapun Cherry tidak mengeluarkan suara, pada akhirnya tetap gagal dan Cherry yakin Regra sengaja melakukan, menyesap lehernya tanpa ampun.
***
"Dengar, aku Kanigara. Kamu harus percaya.
"Maaf, udah bikin kamu terluka di kehidupan dulu. Maaf, udah ninggalin kamu. Maaf, selama ini banyak rahasia yang aku tutupi termasuk soal."
"Leukemia."
"Sebenarnya aku punya hutang penjelasan ke kamu, tapi itu bisa nanti. Paling utama sekarang, kamu fokus dulu soal hukuman."
Bajingan. Brengsek... segala jenis makian berteriak di hati Cherry, lagi-lagi mengingat perkataan Regra. Kali ini Cherry berhasil lolos dari griya tawang cowok sialan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cuma Figuran
FantasyBagaimana jadinya kalau kamu memasuki tokoh figuran? Berperan sebagai sahabat antagonis dan pernah satu kali menyelamatkan tokoh utama wanita diperkumpulan tawuran. Bodohnya, membiarkan badan sendiri yang terluka. Itu lah Cherry. Hidup kembali seba...