Cerita ini hanya bertujuan sebagai hiburan... Apa yang terjadi dalam cerita ini, tidak ada kaitannya dengan kehidupan nyata para tokoh yang tercantum dalam cerita.
Warning : Mengandung unsur gender switch!! Nggak suka nggak usah baca!! Usahakan untuk memberikan komentar dan saran yang membangun!! No Julid yah!!
=================================
Step : 04 --- ABSENT
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Siulan burung mulai kembali terdengar. Beomgyu membuka matanya perlahan. Maniknya menatap jam weker yang masih menunjukkan pukul lima tiga puluh pagi.
"Ssh..." gadis itu sedikit meringis kala rasa perih kembali menyerang bagian kepalanya. Setelah kemarin di cek, ternyata kepala gadis itu sedikit luka karena Taehyun tidak main-main membuka jendela ruangan OSIS dengan cukup kencang.
'Kriet'.
"Sudah bangun sayang?" gadis itu menoleh dan mengembangkan senyumnya kala mendapati mamanya memasuki kamarnya dengan sebuah nampan di tangan.
"Sudah ma" wanita itu meletakkan nampan itu ke nakas dekat ranjang si gadis lalu berduduk di sebelah putrinya.
"Kepala mu masih sakit?" tanyanya sembari mengusap lembut surai putrinya.
"Tidak terlalu ko ma. Sekarang sudah lebih baik" wanita itu mengangguk paham.
"Kau ada masalah apa sampai sering dihukum oleh guru mu?" Beomgyu menggelengkan kepalanya.
"Hanya... karena banyak pikiran dan sering melamun ko ma. Tidak apa-apa. Aku memang salah kemarin".
"Mama tau. Tapi... kenapa kau harus di hukum membersihkan lahan yang tidak pernah mereka rawat? Kalau mereka memberikan hukuman untuk membersihkan toilet, mama masih iya-iya saja. Mana ada ularnya lagi. Kalau kau sampai kenapa-kenapa bagaimana? Memang mereka mau tanggung jawab?" Beomgyu terkekeh mendengar gerutuan sang mama.
"Sudahlah mama. Papa bisa membicarakan ini dengan pihak sekolah bukan?" wanita itu mendengus.
"Ya setidaknya merekakan bisa berinisiatif untuk menyalurkan sebagian dana sekolah untuk merawat area sekolah yang lain. Kalau bukan karena kau yang hampir jadi mangsa ular itu, bisa-bisa sekolah itu menjadi sarang ular kalau begini ceritanya" gerutu nyonya Yerin yang hanya bisa ditanggapi senyuman oleh putrinya. "Oh ya, kau tidak perlu masuk sekolah hari ini. Papa mu sudah mengizinkan mu karena... kepala mu masih sakit, percuma kau pergi kalau kau tidak bisa konsen juga. Tinggal minta Heeseung untuk mengajari mu nanti" Beomgyu mengangguk paham.
"Baik ma. Oh ya, tumben mama masih di rumah. Biasanya sudah berangkat ke rumah sakit".
"Ya mama harus mengurus anak mama dulu. Oh ya, mama akan minta kakak mu untuk menemani mu selama kau sakit" Beomgyu menggeleng.