Malam Jum'at. Bukannya sibuk beribadah atau melakukan ritual keagamaan lainnya, Sehun malah disibukkan dengan tugas-tugas sekolah yang menumpuk di malam itu. Di tengah konsentrasinya membaca materi dari buku pelajaran Fisika, hawa dingin pun menggelitik tengkuknya. Sehun sedikit tersentak kala udara menjalar di sekujur tubuhnya. Ia refleks mengusap kuduk dan lengan yang terasa dingin. Berkali-kali pula indera pendengarannya menangkap derap langkah di sekitarnya. Sehun pun jadi gagal berkonsentrasi dengan PR-nya. Pikirannya tiba-tiba dihantui rasa takut.
Sehun menelan ludah. Menggenggam erat pulpen yang sedari tadi tak lepas dari tangannya itu. Ia cepat-cepat menggubris pikiran negatif di kepalanya, lalu bangkit menuju dapur, berusaha mengusir ketakutan itu.
Saat ia hendak mengambil minum, Sehun merasakan ada sosok yang sedang berjalan ke arahnya dari belakang. Sehun jadi merinding. Rambut-rambut halusnya berdiri tegak bagaikan rumput. Ia jadi kesulitan bernapas. Kedua kalinya ia meneguk air liur dengan susah payah. Tapi Sehun bukan seorang penakut! Lagi dan lagi dirinya menepis semua hal negatif yang menyelimuti akalnya. Dengan berani ia pun memutarkan kepalanya ke belakang, melihat sosok yang sedari tadi mengusik ketenangannya.
Deg! Mata Sehun membulat sempurna.
"SE...SE.."
"Sehun?"
"SETAAAANNNNN!!"
"BEGO! INI GUE BUKAN SETAN!" Jennie menggeplak pelan kepala adiknya.
Sehun terdiam ketika menyadari orang yang di belakangnya itu adalah kakaknya sendiri. Ia pun menghela napas lega. Ternyata bukan sosok menyeramkan yang sedari tadi terbayang di pikirannya.
"Lu ngapa dah ah teriak-teriak nggak jelas!"
"Elu sih Kak kayak setan! Ngangetin gue aja! Mana pake masker malam-malam!" protes Sehun melihat Jennie yang sedang maskeran dengan rambut hitamnya yang menjuntai seperti kunti.
"Emang kenapa gue pake masker malam-malam. Lo nggak ngerti skincare ya?"
"Tauk!"
Jennie tertawa kecil. "Lo takut setan yaaa?" goda Jennie.
"Enggak!"
"Dih! Otot doang noh gede tapi sama setan takut!" cerca Jennie menyentuh bicheps
Sehun.
Sehun mengereyot remeh. "Siapa juga yang takut! Gue cuma kaget! Dah lah gue mau balik ngerjain tugas," ucapnya beralih pergi.
"Hilih! Sok berani! Ntar kalau ketemu setan pasti teriak mamiiii ada setannnn.." cibir Jennie lalu hendak kembali ke kamarnya lagi. Tapi niatnya diurungkan ketika melihat sate di meja makan. Ia pun memutuskan untuk mencicip sejenak.
~♥~
"Hiks..hiks..hiks.. Lalisa lo kenapa sih? Kenapa lo kek gini? Kenapa lo tu lemah? Kenapa lo tu bodoh? Hiks hiks.. Kenapa lo harus takut Lalisaaa!?" Lalisa menangis mengatai dirinya sendiri.
"Gue pengen bantuin Rose, Gue pengen bawa Sooya kembali. Tapi gue takut. Gue takut.. Hiks hiks.. Gue nggk punya keberanian sedikit pun. Gue cuma beban. Hiks hiks.."
"Dasar pengecut!"
Tangis Lalisa terhenti. Ia menolehkan ke belakang.
"Ka-kamu?" Lalisa terkejut melihat Baekhyun, sosok jantan yang gagal mencalonkan dirinya sebagai pangeran mermaid.
"Lo itu gak punya nyali!" cerca Baekhyun.
Lalisa tersentak mendengar cercaan dari Baekhyun. Ia menghapus matanya dengan kasar dan menatap Baekhyun dingin. "Thanks," balasnya dingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah di Kerajaan Mermaid || BLACKPINK x EXO
FanfictionSiapa sangka ada tiga putri duyung cantik yang diam-diam menjelma menjadi manusia hanya karena untuk mendapatkan cinta sejati? Berawal dari salah satu di antara mereka yang naksir dengan salah seorang manusia hingga melibatkan banyak pertikaian di d...