"PENYUSUP!!!"
"HEH, LISA! INI GUE SOOYA BUKAN PENYUSUP!"
"TOLONG!!" Lalisa tak perduli dengan apa yang dikatakan penyusup itu. Ia terus meminta pertolongan, berharap para pengawal datang secepat mungkin.
"LISAAAA......" geram Sooya lalu membekap mulut Lalisa. Lalisa jadi berontak dan meracau tak jelas.
Sooya mendesus. "Ini gue, Lis!" kata Sooya lalu melepas bekapannya.
Lalisa membuka matanya. Ia terkejut bukan main melihat penyusup tersebut adalah sahabatnya sendiri. "Sooya!" pekik Lalisa.
"Sooya, lo ngapain sih kemari? Gue pikir yang masuk ke ruangan Raja itu penyusup tau!" Lalisa menggembungkan pipi kanannya.
"Lagian sih lo asal ngomong aja. Gue kemari buat nyari ini." Sooya menampakkan gulungan kertas di tangannya.
Lagi-lagi Lalisa dibuat kaget. Matanya membesar ketika melihat gulungan kertas petunjuk itu telah berada di tangan Sooya. "Ya ampun Soo, itu kan.."
"Iya, ini kertas petunjuk menjadi manusia," potong Sooya puas.
"Sooya, tapi kan katanya lo nggak..." ucapan Lalisa dipotong lagi oleh Sooya.
"Gue tetep mau jadi manusia!"
Lalisa menghela napas. "Sooya, gue mohon jangan ya. Lo nggak kapok apa? Gara-gara ini kita dimarahin sama Raja dan Ratu, dan Rose juga ikutan marah besar sama kita."
"Justru itu gue mau jadi manusia! Gue mau pergi dari sini selamanya. Gue udah gak sanggup, Lis. Selama ini gue tu selalu sabar. Tapi kali ini gue bener-bener nggak sanggup lagi," tutur Sooya. "Apalagi gue harus ngeliat sahabat gue yang udah berubah." Raut Sooya seketika muram.
"Di sini tu nggak ada lagi yang sayang sama gue, Lis. Gue selalu diomongin dan dianggap remeh. Jadi gue udah buat keputusan pada diri gue sendiri, kalau gue bakal tetap jadi manusia. Walaupun rintangan yang gue hadapi itu sulit, gue tetep akan ngelakuin itu!" tegas Sooya.
"Soo.." lirih Lalisa. "Masa iya lo mau ninggalin gue?"
"Maafin gue, Lis. Gue nggak bermaksud ninggalin lo. Kita masih bisa bertemu kok. Gue minta maaf. Persahabatan kita jadi seperti ini karna ulah dan kesalahan gue sendiri. Tolong sampain kata maaf gue ke Rose. Walaupun gue tau dia nggak bakal mau maafin gue, setidaknya gue udah berusaha minta maaf ke dia. Atas kesalahan gue, gue bakal pergi dari kehidupan kalian. Pengkhianat kayak gue nggak pantes berada di kerajaan ini."
"Nggak! Gue nggak akan ngizinin lo jadi manusia! Gak akan!"
"Lis, gue.."
Lalisa langsung memotong ucapan Sooya. "Apa? Kalau lo ngaku ini salah lo, lo bisa perbaiki, Soo! Lo nggak bisa main lari dari kenyataan kayak gitu. Lo harus bertanggung jawab atas kesalahan lo!"
"Bukan lo aja yang tanggung jawab, tapi gue juga bakal tanggung jawab kok. Gue juga salah, dan gue juga bisa perbaiki masalah ini dengan baik-baik, Sooya!"
"Rose saat ini tu lagi nenangin dirinya. Akan ada waktunya dia mau bicara sama kita lagi dan maafin kita. Kita harus tau waktu juga, Soo. Wajar Rose nggak mau bicara sama kita karna dia lagi kecewa. Dia salah paham. Apalagi sekarang ini dia udah menjadi seorang putri. Putri kerajaan! Dia nggak mau moodnya rusak karna kita. Jadi kita cuma perlu menunggu waktu yang tepat untuk bisa bicara baik-baik ke semuanya. Tapi lo malah memilih untuk pergi dari kesalahan lo. Lo itu egois tau nggak, Soo!"
Ujaran Lalisa berhasil membuat Sooya bungkam seribu bahasa.
"Lo itu egois, Sooya! Lo cuma bisa mikirin diri lo sendiri. Tapi lo nggak mikirin orang-orang yang di samping lo! Gue sayang sama lo, Soo! Lo sahabat gue dan gue gak mau kehilangan lo!" lanjut Lalisa dengan suara yang tinggi.
"Kalau lo sayang sama gue dan masih anggap gue sahabat, lo harus perjuangin diri lo demi sahabat lo! Lo harus ikut sama gue! Tapi kalau misalkan lo gak sayang sama gue, lo gak berhak ngelarang gue, Lis!" balas Sooya dengan suara yang tak kalah tinggi.
"Gue udah nggak perduli dengan apapun itu! Gue udah cukup menderita ada di sini, Lalisa!
"Kalau lo nggak mau ikut sama gue, please jangan halangin gue! Sekarang lo pikir baik-baik. Lo mau tetap di sini dengan dipermalukan seumur hidup dan melayani sosok yang dulunya dia itu sahabat lo, atau lo ikut sama gue dan bahagia di dunia yang baru?"
Hening. Lalisa enggan menjawab pertanyaan Sooya. Ia hanya bisa diam untuk saat ini.
"Di mana penyusupnya!?" Sayup-sayup terdengar suara yang berasal dari luar ruangan.
Sooya dan Lalisa panik seketika. Dengan cekatan, Sooya segera menarik Lalisa kabur dari ruangan melalui jendela. Sooya membawa Lalisa meninggalkan istana. Ia menununnya ke laut lepas. Namun untuk bisa sampai ke sana, mereka harus melewati pusaran air yang begitu mengerikan.
"Sooya! Jangan bilang.."
"Iya. Apa yang lo pikirkan sekarang itu benar. Gue mau lewatin pusaran air itu!"
"SOOYA! LO GILA YA!!" pekik Lalisa.
"Iya! Gue gila! Gue emang udah nggak waras! Gue udah bilang kan kalau gue nggak main-main sama omongan gue! Gue tetap akan jadi manusia!"
"Sooya! Lo nggak tau seberapa bahayanya kita saat ngelewatin pusaran air itu? Nyawa lo akan terancam!!"
"Gue tau semua itu, Lalisa!"
"Gue udah baca petunjuk dari gulungan kertas itu. Gue udah tau maksud dari poin-poin yang tertulis di sana. Dan dari ketiga poin itu, cuma satu yang bisa gue usahakan. Gue akan ngelakuin poin nomor dua! Gue akan ngelewatin pusaran air agar bisa ke laut lepas dan bertemu dengan penyihir legendaris yang bisa ngabulin semua permintaan gue!"
"Sooya, gue mohon jangan lakukan semua itu! Lo nggak punya kemampuan apa-apa untuk bisa ngelewatin semuanya. Apa yang tertulis di gulungan kertas itu hanya bisa mengancam nyawa lo!" teriak Lalisa.
"Please, jangan lakuin itu," pinta Lalisa dengan suara lirih.
Sooya menatap dingin Lalisa yang tengah menangis. "Udah gue duga."
"Lo nggak bisa diharapkan."
"Sooya..."
Sooya melepaskan tangan Lalisa. Ia pergi meninggalkan Lalisa yang tak dapat diandalkan lagi. Berdebat dengan Lalisa hanya membuang waktunya saja.
"Sooya..." lirih Lalisa menatap kepergian Sooya.
Tatapan sedih Lalisa kemudian berubah serius. "Nggak ada cara lain selain harus lapor ke raja!" batinnya tegas.
Lalisa mengepal jemarinya kuat dan hendak berbalik menuju istana. Namun ketika ia berbalik, dirinya malah tertimpa sial. Lalisa tertangkap jaring nelayan!
"SOOYAAAAA!!!!!" teriak Lalisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah di Kerajaan Mermaid || BLACKPINK x EXO
Fiksi PenggemarSiapa sangka ada tiga putri duyung cantik yang diam-diam menjelma menjadi manusia hanya karena untuk mendapatkan cinta sejati? Berawal dari salah satu di antara mereka yang naksir dengan salah seorang manusia hingga melibatkan banyak pertikaian di d...