"Sepertinya beliau sudah lama menahan sakitnya. Dia sampai tidak sadarkan diri seperti ini. Apa kalian sama sekali tidak ada yang lihat ketika beliau sedang kambuh?" respon tabib seusai memeriksa keadaan Raja Chen yang sudah tak sadarkan diri.
"Maafkan aku. Aku terlambat," ungkap Nona Hyeri merasa bersalah.
"Ini bukan kesalahanmu, Nona Hyeri! Maafkan kami yang tidak becus menjaga beliau!" ucap salah seorang pengawal.
"Ini bukan saatnya kalian saling mengeluh! Ini memang sebuah kecelakaan tak terduga. Kita tidak tau kapan Baginda Raja kambuh. Jadi jangan menyalahkan diri sendiri!" tegas Xiu.
"Ma-maaf, Komandan!"
Tabib menghela napas. "Tidak perlu khawatir. Meskipun saat ini denyut jantungnya lemah. Aku akan berusaha mengatasinya semampuku."
"Kami sangat berharap bantuanmu," kata Nona Hyeri menunduk sopan.
Tabib mulai beroperasi, dibantu dengan beberapa medis. Ia mentrasferkan energinya ke jantung Raja Chen, lalu membalur tanaman obat yang telah dihaluskan ke dada Raja Chen. Rose mengamati tiap langkah yang dilakukan tabib. Ia jadi risau akankah Raja Chen bisa sadar kembali?
"Nona Hyeri, apa Raja akan baik-baik aja?" tanya Rose menatap Nona Hyeri.
Nona Hyeri menoleh ke samping. Ia tahu Rose sangat khawatir. "Jangan cemas, Tuan Putri. Baginda Raja sudah sering kambuh seperti ini. Dia pasti baik-baik aja kok."
Rose mengalihkan pandangannya ke Raja Chen yang sedang diobati tabib. Tatapannya jadi sendu. Meskipun Raja Chen sempat konflik dengannya karena kesalahpahaman, tapi Rose merasa sedih melihatnya tak berdaya seperti itu.
"Tuan Putri.."
Rose kembali menoleh ke Nona Hyeri. "Ada yang ingin saya bicarakan," ucap Nona Hyeri.
Rose masih menatap Nona Hyeri. Ia dapat melihat ekspresinya yang terlihat murung. "Apa yang ingin Nona Hyeri omongin?"
Nona Hyeri menghela napas. Pandangannya beralih ke Xiu yang mengamati mereka. Xiu mengerti akan maksud Nona Hyeri. Ia mengangguk tanda persetujuan. Rose yang melihat itu jadi keheranan.
"Izinkan saya berbicara denganmu di luar ruangan," ujar Nona Hyeri pada Rose.
"Oh?" Rose pun mengangguk. Mereka pun keluar dari ruangan medis.
"Tuan Putri.. Sewaktu penyakit Raja Chen kambuh, dia sempat membicarakan tentang Putri Raja."
"Sooya?"
"Kami sudah tau bahwa Putri Raja telah berkhianat."
Rose hanya diam.
"Tapi, Tuan Putri.. Baginda Raja menginginkan Putri Raja kembali. Beliau sempat memberi saya barang ini untuk membawa Putri Raja kembali ke kerajaan ini," tutur Nona Hyeri menampakkan sebuah kalung permata.
"Kalung?" Rose menyatukan alis.
"Kalung ini memiliki kekuatan sihir yang bisa merubah bentuk wujud kita seperti manusia."
Rose langsung menatap Nona Hyeri. Ia kemudian mendekat, mengambil dan mengamati kalung permata tersebut.
"Saya tahu ini tidak sopan jika saya memerintahmu. Tapi bisakah Anda melakukan ini semua demi beliau?" pinta Nona Hyeri.
"Maksudnya?" Rose menatap Nona Hyeri tak mengerti.
"Cuma Tuan Putri yang bisa membawa Putri Raja kembali," ucap Nona Hyeri.
Rose terdiam. "Saya tau ini tidak akan membantu Baginda Raja sembuh. Tapi saya takut Putri Raja tidak ada di samping Baginda Raja di saat-saat seperti ini. Kita tidak tau ke depannya seperti apa," ujar Nona Hyeri dengan tatapan pilu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah di Kerajaan Mermaid || BLACKPINK x EXO
Fiksi PenggemarSiapa sangka ada tiga putri duyung cantik yang diam-diam menjelma menjadi manusia hanya karena untuk mendapatkan cinta sejati? Berawal dari salah satu di antara mereka yang naksir dengan salah seorang manusia hingga melibatkan banyak pertikaian di d...