12. BANTUAN PAUS PUTIH

383 37 2
                                    

Sooya tiba di tempat tujuan. Ia awalnya bergidik ngeri melihat pusaran air berada tak jauh darinya. Namun, ia meyakinkan dirinya sendiri untuk melewati pusaran air itu. "Gue pasti bisa ngelewatinnya!" yakinnya dalam hati.

Saat Sooya mencoba melewati pusaran air, seekor paus putih datang mengejutkannya. "Apa yang hendak kamu lakukan wahai Putri Raja?" tanyanya.

"A-aku.."

"Pusaran air terlalu bahaya untuk dilewati siapapun. Bahkan makhluk terkuat sekelas hiu pun tak dapat menerobos."

"Aku tau itu. Aku ingin pergi ke laut sebelah."

"Siapapun yang terhisap oleh pusaran air itu tidak akan bisa kembali lagi," ujar paus tersebut yang sukses menakuti Sooya.

"Ta-tapi apa tidak ada cara lain jika kita ingin kesana?"

"Pusaran air itu merupakan perbatasan wilayah laut ini dengan laut sebelah. Fungsinya juga sebagai tembok pertahanan yang tidak dapat ditembus oleh musuh! Terlebih lagi, laut ini tempat persembunyiannya kaum mermaid sepertimu. Di sinilah makhluk langka bisa hidup dengan aman. Jika pusaran air ini bisa dilewati semudah itu, musuh akan mudah masuk ke wilayah dan menyerang kita semua. Selain itu, kaum mermaid dan makhluk laut lainnya akan musnah."

"Itu artinya kamu tidak akan bisa melewatinya."

"Tapi aku pengen banget kesana.." Sooya mendadak murung.

"Memangnya apa tujuan kamu, Putri Raja?"

Sooya menatap mata si paus. "Aku ingin bertemu seorang penyihir di sana," ungkapnya menatap pusaran air.

"Ada suatu urusan yang harus kuselesaikan."

Paus tersebut mengerti. Pandangannya beralih ke pusaran air yang arusnya kian kencang.

"Aku akan membantumu ke sana," ungkap paus yang membuat Sooya sumringah.

"Aku akan memanggil kawanan ikan kemari."

"Terima kasih banyak Tuan paus."

"Panggil saja aku Kai."

"Oh? Terima kasih banyak Tuan Kai."

~♥~

Pasca acara pelantikan Putri dan Pangeran Kerajaan Mermaid, Raja Chen hanya menghabiskan separuh waktunya dengan termenung di dalam ruangannya.

"Apa yang harus aku lakukan setelah ini?"

Kegelisahan melanda batinnya. Raja Chen ragu akan masa depan kerajaan. Meskipun mereka telah mendapatkan penerus, ia masih tak yakin kehidupan laut akan baik-baik saja. Terlebih lagi hubungannya dengan Amara tak pernah damai. Raja Chen khawatir Amara akan membuat ulah baru.

Keraguan-keraguan itu membawanya bernostalgia ke masa lalu. Raja Chen mengerang kala mengingat peristiwa kematian isterinya. Tragedi itu begitu menyakitkan bila diingat. Dirinya tlah gagal melindungi rakyatnya serta belahan jiwanya.

"Lapor, Baginda Raja. Penyusup yang masuk ke dalam ruangan Baginda Raja tidak dapat ditemukan! Kami sudah mencarinya di sekeliling kerajaan bahkan lautan. Namun kami tidak menemukan tanda-tanda, jejak atau bau dari penyusup tersebut. Selain itu, kami juga sudah mengamankan gudang kerajaan dan berkas-berkas penting lainnya dinyatakan aman!" seorang pengawal masuk memberi laporan.

"Tuan Putri Rose juga mengaku tidak mengambil gulungan kertas dari ruangan Baginda Raja. Dari data yang kami dapatkan, penyusup tersebut masuk saat acara pelantikan putri dan pangeran berlangsung."

"Lupakan tentang itu! Ada hal lain yang ingin kuberitahu padamu, Xiu."

"Apa yang ingin kau sampaikan, Yang Mulia Raja?"

Raja Chen menatap si pengawal yang bernama Xiu. Xiu paham akan tatapan tersebut. Segera dirinya berlutut dihadapan Raja Chen. Raja Chen kemudian menaruh satu tangannya di atas kepala Xiu. Ia mengerahkan kekuatannya dengan mentransfer pesan rahasia ke sel otak Xiu. Cara itu digunakan guna menyampaikan rahasia penting kerajaan yang tak boleh diketahui siapapun, dan cara jitu berefektif terhindar dari adanya mata-mata.

Setelah mengirim sinyal informasi ke otak Xiu, Xiu kembali menegakkan tubuhnya.

"Kuserahkan semuanya padamu."

"Akan kulakukan yang terbaik, Yang Mulia Raja," balas Xiu lalu pamit meninggalkan ruangan Raja Chen.

"Aku tidak akan biarkan kejadian itu terulang lagi, Amara!"

~♥~

"Tuan Kai!" seru Sooya melihat Tuan Kai kembali. Sesuai janji, Tuan Kai datang membawa segerombolan ikan padanya.

"Sayang sekali aku tidak dapat membantumu, Putri Raja. Aku tidak ada keperluan di laut sana. Mereka lah yang akan menemanimu melewati pusaran air itu."

"Gapapa, Tuan Kai. Kamu sudah cukup banyak membantuku."

"Hm."

"Tapi, kenapa kamu bisa sebaik itu? Maksudku kenapa kamu rela mengirim bala bantuan?"

"Karena kamu merupakan Putri Raja, aku percaya kemauanmu untuk bertemu sang penyihir itu ada kaitannya dengan kerajaan. Aku yakin kamu ingin melewati pusaran itu atas perintah Raja. Maka aku senantiasa menolongmu, Putri Raja."

Sooya tertegun. Wajahnya seketika pilu. Keinginannya menembus pusaran air bukanlah suatu hal penting ataupun perintah dari kerajaan, melainkan untuk menyelesaikan urusannya sendiri.

"Apa kamu sudah siap?" tanya Tuan Kai memastikan diri Sooya.

Sooya tersadar lalu mengangguk yakin. Tuan Kai kemudian menyuruh kawanan ikan kecil itu mengelilingi Sooya.

"Segera berenang secepat mungkin. Ikan-ikan itu akan berusaha melindungimu dari arus. Jangan sampai kamu tertinggal oleh mereka! Sebelum kamu melewati itu, pastinya kamu sudah tau apa yang terjadi dan apa yang harus kamu lakukan. Jadi sekuat apapun arus itu, kamu harus bisa bertahan dan melawannya!" amanat Tuan Kai.

Sooya mengangguk ngerti. Ia persiapkan dirinya seyakin mungkin. "Kalau gue lengah sedikit aja, gue akan mati ditelan arus!" benaknya.

Tuan Kai membantunya memberi aba-aba. Tanpa berlama-lama, Sooya dan ikan-ikan tersebut pun menerobos pusaran air.

"AAAKKHHH!"

~♥~

"SOOYAAAA!!!!"

"SOOYA TOLONGIN AKU..."

Lalisa memberontak kuat ketika tubuhnya masuk perangkap. Tubuhnya kini dililiti jaring nelayan yang entah tiba-tiba muncul dari atas. Jaring itu kemudian mengangkatnya ke atas. Lalisa saat itu begitu panik dan ketakutan. Ia terus berontak, berupaya lolos dari perangkap tersebut.

"LALISA!"

Mendengar namanya dipanggil, Lalisa menatap sosok tersebut. "Rose?"

"Lalisa!"

"Rose! Tolongin gue!"

Tanpa lama-lama Rose segera menolong Lalisa. Ia kerahkan seluruh tenaganya mengoyak jaring tersebut. Namun usahanya nihil. Rose justru kehilangan Lalisa. Jaring itu tlah berhasil membawa Lalisa hingga ke atas. Kini nelayan berhasil menangkapnya.

"ROSEEEE!" teriak Lalisa. Air matanya jatuh mengenai pipi Rose yang terpaku menyaksikannya dari bawah.

"LALISA!

Kisah di Kerajaan Mermaid || BLACKPINK x EXOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang