3. JANGGAL

604 48 1
                                    

Rose yang kecewa tak sanggup menampung kesedihannya. Ia segera masuk ke dalam kamar dan menangis sekencang-kencangnya. Isak tangisnya yang keras pun menyeruak ke lorong indra pendengaran Amara yang baru saja melintasi kamar milik gadis berambut merah itu.

Amara kemudian menghampiri Rose dan memanggilnya lembut. Rose menoleh, melihat Amara mendekatinya. Tanpa sahut, Rose langsung memeluk Amara erat. Tangisannya pun pecah didekapan Amara.

"Rose? Kamu kenapa sayang? Kenapa kamu menangis?" tanya Amara bingung sambil mengusap rambut Rose.

Rose terisak. "Ratu, Sooya jahat sama Rose.." jawabnya dengan suara parau dan bergetar.

Amara langsung terdiam. Tatapannya tiba-tiba berubah menjadi nanar. "Ratu kan sudah pernah bilang, kamu jangan pernah berteman lagi sama dia! Sekarang apa? Dia jahatin kamu kan! Hah!!"

"Ta-tapi kenapa Ratu? Hiks.. Kenapa Ratu selalu ngelarang Rose berteman sama Sooya? Dia itu sahabat Rose, Ratu! Dia..."

Amara langsung menukas ucapan Rose. "Dia bukan sahabat kamu!" bentak Amara.

Amara menatapnya tajam, membuat Rose menciut ketakutan. Rose pun menundukkan kepalanya sambil terus terisak.

"Dia itu berteman sama kamu karna diam-diam dia ingin merebut tahta kamu secara perlahan, Rose!" ujar Amara.

Rose mengadahkan kepalanya, menatap Amara dengan tatapan tak mengerti. "Maksud Ratu?" tanyanya.

"Sooya itu ingin merebut kedudukan kamu sebagai Putri Kerajaan Mermaid!" terang Amara.

"Ingat ya, Rose! Sebentar lagi kamu akan disahkan menjadi Putri Kerajaan ini. Kamu yang akan ditugaskan untuk menjaga nama baik Kerajaan Mermaid! Jangan sampai posisi kamu direbut sama anak itu! Bisa hancur kerajaan ini kalau sampai dia yang kuasai. Mengerti!?" amanah Amara.

"Tapi Ratu... Sooya nggak mungkin nusuk Rose dari belakang. Dia nggak akan mungkin ngerebut posisi Rose," ucap Rose.

Rose menundukkan kembali kepalanya. "Lagipula Rose tu nggak pantas jadi seorang putri. Rose masih belum siap, Ratu," ucapnya sendu.

"Tidak ada di dunia ini yang tidak mungkin, Rose."

"Kamu sudah ditakdirkan menjadi Putri Kerajaan Mermaid. Ratu tahu siapa yang terbaik, makanya Ratu memilih kamu! Ratu percaya sama kamu, Rose! Jadi jangan pernah kamu membela dia. Kalau memang dia tidak jahat, trus apa yang dia lakuin ke kamu sampai kamu nangis begini ha?"

"I–ini pasti Rose cuma salah paham doang kok, Ratu. Rose mohon ya... Ratu jangan ngelarang Rose untuk berteman sama Sooya dan Lalisa ya Ratu," pinta Rose.

Amara menghela napas berat. "Terserah kamu Rose. Ratu udah capek ngingetin kamu terus. Lihat saja nanti, suatu saat kalau dia sampai mengkhianati kamu, jangan pernah menangis di hadapan Ratu!" tegas Amara kemudian pergi dengan perasaan kecewa.

Kini Rose jadi dilema. Ia bingung siapa yang harus dipercayainya. Sahabatnya atau ibu angkatnya itu.

~♥~

Di sisi lain, di dunia manusia, malam ini Jennie tampak sibuk dengan laptopnya. Wajahnya sama sekali tak berpaling dari layar monitor. Jennie tampak sangat serius berkutat dengan laptop berlogo apple itu.

Jennie berkutik, "Hm.. Jadi mermaid itu cuma karakter sebuah dongeng?"

Jennie terus menggulir journal yang sedang ia baca saat ini. Jurnal yang merangkum pembahasan makhluk mitologi yang berasal dari laut, yang memiliki tubuh campuran manusia dan ikan, Putri Duyung. Tentu dia masih bersikeras ingin membuktikan kepada adik dan ibunya akan keberadaan makhluk tersebut.

Kisah di Kerajaan Mermaid || BLACKPINK x EXOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang