23.

174 29 7
                                    

“Mermaid?”

“Mati! Ketahuan gue!”

Sooya jelas ketakutan. Matanya terpejam—berharap gadis itu tidak memperlakukan hal buruk padanya. Tetapi Sooya baru sadar, ia masih merasakan adanya selimut yang setia membungkus tubuhnya itu. Lantas bagaimana Jennie bisa menyebut kaumnya?

Sooya pun membuka binarnya. Ia melihat Jennie kini tengah memungut sebuah kalung dengan bentuk putri duyung. Seakan lupa dengan kehadiran orang asing di rumahnya itu, Jennie malah cepat-cepat beralih ke ranjang kamarnya—mengamati tiap centi kalung tersebut—meninggalkan Sooya yang kini telah bernapas lega.

Sooya menghela napas. “Sebelum itu orang tau gue mermaid, gue harus pergi dari sini,” batinnya lalu bergerak cepat meninggalkan kamar Jennie dengan selimut yang masih setia menempel di tubuhnya.

“Tunggu!”

Sooya menoleh. Pupilnya mengecil ketika Jennie berjalan mendekatinya.

“Ini kalung punya lo?” Sooya langsung menggeleng.

“Trus lo dapat kalung ini dari mana?”

“Ngg—nggak tau.”

“Lah kok bisa ada di kamar mandi? Apa lo ada hubungannya sama mermaid?” Jennie
mulai ngawur.

“Mer—mermaid? E—emangnya mermaid itu ada ya?” Sooya berusaha bersikap biasa saja agar tak dicurigai olehnya. Jennie terdiam. Kepalanya tetiba terasa berat.

“Ah, udahlah lupakan!” tepisnya—tak ingin ambil pusing. “Tapi lo siapa sih? Kok bisa ada di kamar gue?”

“Cepet ngaku atau gue bawa ke satpam!”

“Gu—gue... gue kesasar.”

“Kesasar?”

“Iya.”

“Emang lo dari mana? Kok bisa kesasarnya ke rumah gue? Lo lagi modus buat ngerampok ya?”

“Bukan, bukan gitu ceritanya. Kemarin itu aku nyasar terus ngelihat ada benda besar
trus kebuka gitu. Karena gue penasaran, gue masuk lihat dalamnya. Eh nggak taunya badan gue kedorong sampai jatuh ke dalam benda besar itu. Terus tiba-tiba pas gue bangun, gue udah di sini. Gue ngelihat elu dan ya udah gue ngikutin sampe ke ruangan ini. Jadi semalam gue tidur di sini.”

Jennie yang menyimak malah dibuat sakit kepala, karena tak mengerti dengan apa
yang diceritakan Sooya.

“Lo orang gila ya? Ngomongnya ngelantur begitu!” cerca Jennie.

“Udah sekarang kalau lo nggak punya keperluan apa-apa lebih baik pergi dari sini
sekarang!” titah Jennie.

“Eghh.., Ta—tapi sebelum itu Sooya boleh nggak minta makanan sedikit aja? Sooya
lapar.”

“Gila ya lo! Lo udah masuk rumah orang trus minta makanan lagi. Makan aja sana di
rumah lo sendiri! Udah sekarang lo cepat pergi dari sini!” Jennie mengusir Sooya.

“Tapi Sooya lapar...” Sooya memasang wajah melas.

“PERGI NGGAK!?”

“Lapar..”

“Gue nggak peduli! Sekarang lo pergi dari sini apa gue bakal bertindak kasar sama lo? Mau gue aduin ke satpam? Gue bawa ke polisi, hah? Pergi!”

Karena Sooya tak jua mau bergerak dari tempatnya, dengan jengkel Jennie terpaksa menarik tangannya—menyeret ia ke luar.

“Aw.. sakit! Lepasin.”

“Keluar!” Jennie menariknya dengan sekuat tenaga.

“Jennie?”

Mami yang hendak membangunkan putrinya itu terheran-heran melihat Jennie tengah merusuh bersama seorang gadis yang tak dikenal.

“Kamu bawa temen?”

Jennie menoleh. “Dia bukan teman Jennie. Dia penyusup!”

“Penyusup?” Mami menekukkan alisnya.

“Bukan.. Sooya bukan penyusup. Sumpah!”

“Demi apa?” tanya Jennie.

“Demi... demi apa ya?” Sooya malah bingung menjawabnya.

“Halah, udah! Cepat pergi dari sini!”

“Jennie udah jangan kasar gitu. Kita dengarin dulu penjelasan dia,” lerai Mami.

“Nggak perlu didengarin lagi. Ini orang emang nggak jelas. Udah nyusup, terus minta makan lagi. Nggak tau malu!”

“Sooya nggak buat macem-macem. Sooya kesasar..”

“Nggak peduli. Udah cepat pergiii...”

“Jennie, udah dong lepasin kasian..” Mami berusaha melerai—melepaskan tangan Jennie yang kukuh menarik Sooya.

“Ada apa sih ribut-ribut?” Sehun datang tiba-tiba setelah mendengar keributan dari
luar kamarnya. Rambutnya masih awut-awutan. Matanya sipit sekali persis seperti orang yang baru bangun tidur.

“Ada orang gila nyasar ke rumah kita,” balas Jennie.

“Orang gila?”

“Noh.” Jennie menunjuk Sooya dengan dagunya dan Sehun langsung memalingkan matanya ke orang gila yang dimaksud.

“Mana ada orang gila cantik begitu,” celutuk Sehun.

“Apa sih! Lo pikir yang cantik nggak bisa gila?”

“Udah udah ah kalian ini! Bukannya memperbaiki malah memperkeruh suasana,” tegur Mami.

“Nak, kamu siapa? Dari mana asalnya?” Mami bertanya pada Sooya.

“Nama saya Sooya. Aku dari laut.”

“Dari laut?” Mami menekuk alis, namun kemudian dia membulatkan mulutnya sambil manggut-manggut. “Kok bisa nyasar ke sini? Kamu diculik atau gimana?”

“Sooya juga nggak tau..”

“Kamu nggak tau jalan pulang?” Sooya menggeleng lemah membuat Mami merasa iba.

“Ya udah kalau gitu nanti Tante bantu anterin kamu pulang.”

“Ma—makasih banyak.” Mata Sooya langsung berbinar, tersentuh karena ada juga yang peduli dengannya.

“Mami apa-apaan sih?! Dia tu modus tau, Mi!” kata Jennie, tak habis pikir dengan orang tuanya yang mudah percaya pada orang tak dikenal.

“Jen, walaupun dia ini orang asing, apa salahnya kita bisa bersikap baik. Lagian
kamu berprasangka buruk mulu sama orang.”

“Bukan gitu, Mami... Tapi kalau dia mencuri gimana?”

“Rumah kita kan ada CCTV. Tinggal kita laporin aja kan. Udah kamu tu nggak usah
suudzon, Jen. Kasian ni anak orang kesasar malah diusir. Lihat aja tu bajunya cuma setengah.”

Jennie hanya menghela napas sambil memutar bola matanya—mengaku kalah pada ibunya. Sedangkan Sehun dan Sooya sedari tadi hanya diam menyaksikan perdebatan kecil mereka.

“Eghh.. Sooya, makan dulu yuk. Kamu lapar kan?” Sooya langsung mengangguk
cepat.

“Yuk kalau gitu sini ikut Tante ke dapur.” Sooya nurut. Mami segera menggandeng
tangan Sooya dan mengajaknya ke dapur—tepatnya ke ruang makan.

“Sumpah gue nggak habis pikir sama Mami. Bisa-bisanya dia percaya gitu aja sama orang nggak dikenal. Gila emang,” ujar Jennie sambil menatap kepergian mereka.

“Masih mending Mami percaya sama manusia, dari pada elu Kak percayanya sama makhluk mitologi,” sindir Sehun terang-terangan dan buru-buru masuk ke kamar sebelum disembur oleh emosi kakaknya.

“BODO AMAT! GUE PASTI BAKAL BUKTIIN KE LU KALAU MERMAID ITU BENERAN ADA!”

Kisah di Kerajaan Mermaid || BLACKPINK x EXOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang