[iv] [END] ALVAN || MY GOOD HUSBAND

16. Kakak Cangtip!

Sesuai janji aku double update, nih. Yakin kalian masih enggak mau vote sama komen? Kurang baik gimana lagi aku, tuh, hm.

Bantu rekomendasikan ALVAN : MY GOOD HUSBAND yuk

16. Kakak Cangtip!

Hari ini adalah hari terakhir Alvan dan Beby libur dari kampus, pagi ini mereka juga akan menjemput Rivan di rumah orang tua Alvan sebab Beby benar-benar sudah sangat rindu dengan bocah itu. Saat ini Beby sedang bersiap, perempuan itu baru saja selesai mandi dan hendak memakai baju. Akan tetapi, tiba-tiba pintu kamar terbuka menunjukkan sosok Alvan yang terpaku pada punggung mulus istrinya.

"Beby!" panggilnya dengan nada rendah.

Sang pemilik nama melototkan matanya, ia langsung membenarkan jubah handuknya. Sial, apakah Alvan melihatnya? Untung saja ia tidak langsung membuka handuknya.

Perempuan itu berbalik, menemukan Alvan yang berjalan ke arahnya. "A-ada apa?"

"Buka!"

"A-apa?"

"Buka handuk kamu!" pinta laki-laki itu yang mendadak membuat Beby blank seketika.

"Ke-kenapa? Kakak udah janji nggak bakal lakuin itu kalau aku udah siap," katanya dengan suara yang nyaris tak terdengar namun beruntunglah Alvan memiliki pendengaran yang tajam sehingga ia dapat mendengar ucapan Beby dengan jelas.

"Sebentar aja kamu buka handuk kamu, aku mau lihat punggung kamu," ucapnya dengan memohon.

"B-buat apa?" Beby benar-benar setengah mati menahan rasa takutnya saat ini."

Alvan mengembuskan napasnya. "Aku cuma mau lihat punggung kamu, enggak bermaksud apa-apa."

Perempuan itu membalikkan badannya menjadi membelakangi Alvan dan dengan gerakkan pelan Beby menurunkan handuknya sehingga Alvan bisa dengan jelas melihat punggung istrinya.

Laki-laki itu tertegun, matanya tiba-tiba saja memanas melihat begitu banyak bekas luka di punggung istrinya. "Apa ini sakit?" tanyanya seraya menyentuh bekas luka itu.

Beby menggeleng pelan. "Enggak, cuma bekasnya nggak hilang-hilang."

"Siapa yang lakuin ini? Apa kejadian saat kamu diperkosa?"

Kali ini Beby menganggukkan kepalanya. Melihat respon istrinya membuat dada Alvan tergores, dari sini Alvan semakin yakin bahwa Beby adalah gadis yang ia perkosa satu tahun yang lalu.

"Dengan apa dia lukain punggung kamu?"

"Dia cambuk aku pakai ikat pinggang."

Alvan menundukkan kepalanya, ia diam-diam mengepalkan kedua tangannya. Setelah itu, ia membenarkan handuk Beby, lalu menyuruh istrinya untuk menatap dirinya. Dengan intens Alvan menatap mata itu. "By, kalau seandainya kamu tahu siapa pelaku yang sudah melakukan itu, apa yang akan kamu lakuin?"