17. Kejujuran Alvan

1.7K 130 1
                                    

Hi, aku update
Tandai ya kalau ada typo

Bantu rekomendasikan ALVAN : MY GOOD HUSBAND yuk

Bantu rekomendasikan ALVAN : MY GOOD HUSBAND yuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

17. Kejujuran Alvan

Beby baru saja menidurkan Rivan di kamar, ia menghampiri Alvan yang sedang duduk di balkon. Perempuan itu menghampiri suaminya dengan membawa segelas susu cokelat hangat kesukaan Alvan.

"Kenapa belum tidur? Ini udah malam," katanya.

Perempuan itu menggeleng, kemudian duduk di kursi yang ada di sebelah Alvan. "Belum ngantuk juga, lagian aku udah biasa tidur larut."

"Karena kamu kerja jadi DJ 'kan di club? Makanya jadi suka tidur larut malam," tebak Alvan yang dibalas cengiran oleh istrinya.

"Mulai sekarang kamu biasain tidur lebih awal, aku nggak mau kamu sampai sakit karena sering tidur larut," lanjutnya.

Beby menganggukkan kepalanya pelan. "Iya, nanti aku coba."

Alvan menyeruput susu cokelat itu dengan pelan sebab susunya masih panas. "By, kamu udah ada perasaan sama aku? Semisal cinta mungkin."

Mengulum bibir dengan otak berpikir, Beby tidak tahu harus menjawab apa. Selama ia hidup, Beby belum pernah merasakan yang namanya cinta. "Perasaan cinta itu kayak gimana?" tanyanya polos.

Mendengar itu Alvan tertawa kecil. "Cinta itu lebih sulit daripada matematika, lebih membingungkan daripada kimia, lebih rumit daripada fisika. Tapi cinta juga bisa lebih indah daripada setiap seni yang ada di dunia."

"Eum, maksudnya?" tanya Beby lagi.

"Simpelnya gini, ketika mata kamu berbinar mendengar namanya, ketika hati kamu berdebar melihatnya, ketika kamu tersenyum melihat dia bahagia, ketika sendiri kamu selalu memikirkannya. Itu sudah termasuk bahwa kamu menyukainya, dunia seakan hanya milik berdua jika bersama dengan orang yang kamu cintai. Setiap hari rasanya selalu mendebarkan, bahagia, nyaman, itu artinya kamu sedang dalam fase jatuh cinta," jelas Alvan pelan-pelan berusaha agar Beby mengerti dengan apa yang ia maksud.

"Nyaman, sih, nyaman kalau sama Kakak. Kadang juga jantung aku berdebar kalau Kakak gombalin, apa itu artinya aku cinta sama Kakak?"

Alvan mengulas senyumannya seraya mengusap kepala istrinya. "Jangan tanyakan itu sama aku, tapi tanya sama hati kamu dan diri kamu sendiri. Tidak ada orang yang akan mengerti perasaan orang lain, selain dirinya sendiri."

Beby mengembuskan napasnya, menatap suaminya itu dengan sendu. "Kakak jangan pernah bosan, ya, nunggu aku sampai benar-benar cinta sama Kakak."

Laki-laki itu mengangguk samar. "Kamu juga jangan pernah pergi dengan sesuatu yang akan datang di masa depan."

"Kenapa Kakak bilang begitu? Apa ada yang Kakak sembunyiin dari aku?" tanya Beby.

Sepeka itukah Beby? Hanya dengan kalimat demikian, Beby bisa langsung paham dengan maksud kalimatnya.

[iv] [END] ALVAN || MY GOOD HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang